1.

20 2 4
                                    

"Ayo pulang." ajak Jisung

"Ayo."

"Apa kau akan mengunjungi mereka hari ini?"

"Ah tidak."

"Kalau begitu ayo pergi bersama ku. Aku akan pergi ke rumah Mark."

"Aku tidak bisa. Bibi ku pasti sudah menungguku dirumah.

Setelah itu aku pun langsung pulang ke rumah.

"Bibi aku pulang."

"Jaemin kau sudah pulang, ayo ganti pakaianmu dan makan bersama bibi."

Setelah aku mengganti pakaian ku aku segera turun ke ruang makan dan makan bersama bibi ku.

Aku mendudukkan tubuhku di kursi tepat di depan bibiku.

"Jaemin, bagaimana sekolah mu hari ini?" Aku menatap bibiku dan mengangguk tanda bahwa di sekolah baik-baik saja.

Aku diam dan hendak mengambil makanan ku.

"Jaemin apa ada sesuatu? Kau terlihat berbeda dari biasanya?

Aku tersenyum pada bibiku.
"Aku tidak apa-apa hanya saja aku merindukan mereka. 

"Ayolah Jaemin. Tidak hanya kau yang merindukan mereka. Bibi juga merindukan mereka. Sudah hampir satu bulan sejak kejadian itu kau sering bersedih."

Aku hanya menundukkan kepala dan rasanya ingin sekali menangis.

"Jaemin aku pikir mereka akan bersedih jika melihat mu seperti ini. Dan mereka akan marah padaku jika tahu aku tidak bisa membuat mu bahagia."

Aku masih terus diam dan akhirnya aku meneteskan air mata. Ya aku menangis hanya saja tidak mengeluarkan suara. Ini hampir satu bulan sejak kepergian nya. Aku sangat sensitif bila membicarakan tentang nya atau melihat sesuatu yang mengingatkan ku padanya.

"Jaemin ayo habiskan makananmu. Kita akan pergi ke toko bunga setelah ini. Kita akan mencari bunga mawar terbaik untuk mengunjungi mereka besok."

Aku tersenyum dan memakan makanan ku.

Flashback
Beberapa tahun yang lalu.

Saat itu umurku 12 tahun.

"Ibu apa masih lama?"tanyaku pada ibu yang sedang bekerja. Ibuku bekerja sebagai pelayan toko. Ibu bekerja setiap hari kecuali pada hari sabtu dan minggu. Walaupun terkadang ibu tetap bekerja pada hari sabtu dan minggu seperti mengantarkan koran atau pekerjaan lain. Tetanggaku juga kadang memanggil ibuku untuk membersihkan rumahnya. Ibu selalu mau melakukan apapun walaupun melelahkan untuknya.

Setelah pulang sekolah aku biasanya akan ke toko dimana ibu bekerja untuk menunggunya. Seperti sekarang.

"Jaemin sebentar lagi ibu akan selesai. Ibukan sudah bilang kau akan kelelahan jika terus menunggu ibu seperti ini. Kau bisa pulang dulu dan beristirahat di rumah."

"Aku tidak apa-apa. Aku lebih suka bersama ibu."

Ibu tersenyum dan itu membuat ku sangat senang.

"Jaemin ibu sudah selesai. Ayo kita pulang."

Sebelum kita pulang kita pergi ke kafe tempat bibiku bekerja. Bibiku saat ini kelas 3 tingkat akhir. Bibiku bekerja paruh waktu setelah pulang sekolah dan akhir pekan.

"Hallo bibi."sapaku kepada bibi.

"Wah jaemin kau menunggu ibumu lagi kali ini?"aku hanya mengangguk dan tersenyum pada bibi ku.

"Bo Ra bagaimana sekolahmu hari ini?apa kau tidak lelah terus bekerja seperti ini?"

Aku melihat wajah bibiku terlihat sangat lelah tapi dia tetap tersenyum dan meyakinkan ibuku bahwa dia tidak apa-apa.

Aku, bibiku dan ibuku sampai di rumah. Rumah yang kami tempati sangat kecil. Dan dapat dikatakan memperihatinkan melihat rumah-rumah tetanggaku yang bagus. Tapi aku masih bersyukur karena masih memiliki tempat tinggal. Dirumah ku hanya ada dua kamar. Kamarku dan ibuku. Lalu kamar bibiku.

Setelah kami semua selesai mandi. Ibuku menyuruhku untuk mengerjakan PR. Bibiku juga sedang belajar dikamarnya sementara ibuku pergi ke dapur untuk menyiapkan makan malam untuk kami.

"Jaemin, Bo Ra makan malamnya sudah siap. Mari kita makan bersama."aku segera menuju ke meja makan. Disana sudah ada 2 menu makanan yang ibu buat. Aku sedikit kecewa melihat masakan yang ibu buat dan aku tidak bisa menutupinya dari ibu.

"Ibu kali kenapa sayur lagi? tidak ada yang lain?"

"Yah hanya ini tapi sup yang ibu buat kali ini sangat lezat dan tumis sayuran nya juga. Kali ini kita makan dengan ini tapi nanti setelah ibu mendapat gaji ibu akan membeli daging untuk kita bertiga."

"Yaak Jaemin ibumu benar. Masakan ibumu sangat lezat. Sayuran juga bagus untuk pertumbuhan mu."

Aku pun memakan masakan yang ibu buat.

Setelah kami selesai makan malam Ibu menyuruhku untuk segera tidur. Aku mengajak ibu untuk tidur bersama seperti biasa.

Ibu mengelus rambutku agar aku cepat tertidur. Seperti biasa ibu selalu melakukan itu sebelum aku tidur dan aku juga sudah terbiasa dengan itu dan itu membuatku nyaman.

Tapi aku belum mengantuk aku ingin bertanya sesuatu pada ibu.

"Ibu ini sudah sangat lama sejak ayah pergi, mungkin saat itu umurku baru lima tahun apa dia akan kembali?"

"Kenapa kau menanyakan itu, tentu saja dia akan kembali."

"Tapi dia bahkan tidak memberikan kabar sejak dia pergi."

"Dengar jaemin, ibu tau apa maksudmu dan kau mulai meragukannya tapi percayalah ayahmu akan kembali. Jadi bersabarlah dia mungkin sibuk bekerja sekarang."

Aku memejamkan mata berusaha untuk tidur setelah ibu mengatakan itu walaupun aku tidak mengantuk.

Tak lama setelah itu ibu meninggalkan ku keluar. Ibu selalu pergi setelah merasa bahwa aku sudah tidur. Kemudian ibu akan membersihkan rumah dan melakukan pekerjaan rumah lainnya di malam hari.

Aku belum tidur dan merasa haus jadi aku bangun untuk mengambil minum diluar. Aku melihat ibu sedang duduk dan terdapat banyak obat disana lalu aku melihat ibu meminum obat-obat itu. Beberapa hari terakhir ini aku sering melihat ibu meminum banyak obat.

Bahkan kali ini aku melihat ibu memakaikan koyo di kepalanya. Dan beberapa bagian di punggungnya juga ibu pakaikan koyo. Aku berpikir apa ibu sakit dan sangat kelelahan. Aku pun menghampirinya.

"Apa yang sedang ibu lakukan? Apa ibu sakit?"

"Jaemin kau terbangun? Apa ibu mengganggumu?"ibu sedikit terkejut melihat ku menghampirinya.

"Ibu aku terbangun karena merasa haus."

"Jadi kau haus. Ibu akan ambilkan minum untukmu. Kau kembali ke kamar saja." Aku mengangguk dan pergi ke kamar.

Ibu masuk ke kamar dan membawa segelas air untukku.
"Jaemin minum ini."
Aku meminum air yang ibu berikan. Setelah itu aku berbaring dan ibu juga berbaring.

Aku menatap ibu dan menanyakan lagi hal yang tadi aku tanyakan.

"Ibu sakit?"

"Ibu tidak apa-apa. Ibu hanya perlu meminum beberapa obat. Kau tidak perlu khawatir Jaemin kau hanya harus giat belajar." Aku mengangguk dan berusaha percaya pada ibu dan berharap apa yang ibu katakan itu benar. Setelah itu aku tertidur.

To be continue

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 17, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Memory-JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang