Chap.1

30 2 0
                                    

"Aku ingin seperti kupu-kupu yang terbang bebas
Kemana pun sesuka hati,tanpa adanya
Penghalang."

*****

Seorang lelaki berumur sekitar 40-an tengah berdiri dengan tanagn terlipat di depan dada,sambil menatap seorang gadis yang tengah duduk di sofa dengan santai. Sedangkan yang ditatap hanya diam tak menghiraukan ucapan lelaki di hadapannya.

"Papa nggak mau, tau pokoknya kamu harus tetap mengikuti perjodohan ini!" ucap Arya tegas pada anak semata wayangnya ini.

"Terserah papa lah,udah berkali-kali Ara bilang nggak ya enggak!" jawab Ara dengan mengepalkan tangannya menahan amarah agar tak sampai memukul orang yang berada di hadapannya ini.

"Papa nggak mau dengar penolakan lagi,Ara!" bentak Arya.

"Oke,kalo papa nggak mau denger penolakan,Ara pergi aja dari rumah ini. Terus papa cari aja anak baru lagi buat pengganti Ara!" ucap Ara dengan menekankan kata 'anak baru'.

"Ara dengerin papa dulu! Ara! Ara!" panggil Arya pada Ara,tetapi tak di gubris sama sekali oleh Ara.

Ara berjalan menaiki tangga menuju kamarnya,setelah sampai ia langsung mengambili pakaiannya. Lalu memasukannya kedalam koper yang berukuran sedang.

Setelah selesai,ia langsung keluar kamarnya lalu berjalan menuruni anak tangga dengan tempo sedikit cepat. Saat hampir melewati Arya, Ara berhenti sejenak disamping Arya.

"Gue mohon anda jangan mencari gue,karena hidup gue mungkin akan jauh lebih bahagia bila tanpa anda.'' ucap Ara sinis pada Arya.

"Ara dengerin papa dulu! Papa nggak bermak--" ucapan Arya terpotong karena Ara menyela.

"Udahlah nggak usah drama,gue bosen hidup dipenuhi dengan drama yang anda buat!''

Setelah berucap seperti itu, Ara langsung pergi meninggalkan Arya sendirian. Tanpa mengucapkan kata perpisahan,atau apa pun pada Arya. Arya memegang dadanya yang terasa sakit dan sesak,ia terduduk lemah di sofa.

*****

Kini Ara tengah duduk di kursi yang tersedia di taman,ia menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Ara tak kuasa menahan, tak terasa air mata Ara keluar dengan derasnya,sehingga membasahi pipinya.

"Brengsek!" teriak Ara tak terlalu,untung saja suasana taman tidak terlalu ramai. "Gue benci hidup gue." teriak Ara lagi.

Sampai tiba-tiba ada seseorang yang menjawab, Ara hanya memuatar bola matanya malas. Ia sangat malas apabila ada seseorang yang menggnggunya.

"Cewek itu nggak boleh ngomong kasar!" ceramah orang tadi dengan santai.

"Nggak usah ikut campur!" ketus Ara pada orang tadi.

"Gue nggak ikut campur kok,setiap masalah pasti ada jalannya. Coba lo cerita siapa tau beban lo berkurang!" ucap cowok itu sok akrab pada Ara.

"Gak usah sok kenal!'' ucap Ara jutek+cuek.

''Yaelah,galak banget jadi cewek."

"Suka-suka gue lah."

"Serah lo lah."

Tiba-tiba suasana menjadi hening,Ara bingung harus berbicara apa. Sedangkan cowok tadi hanya diam,menikmati keheningan.

"Eh,entar dulu deh! Lo kok bisa kayak udah kenal banget sih sama gue?" tanya Ara bingung. Sedangkan yang ditanya mendadak menjadi gelisah.

"Emm…itu…anu..gue…"

Ucapan cowok itu terpotong saat tiba-tiba ada seorang anak kecil yang berumuran sekitar 4 tahunan,anak itu merengek kepada cowok itu.

"BANG TAMA!" teriak anak tadi,sambil berlari ke arah cowok tadi,dan dengan sigap cowok tadi langsung mengangkat anak tadi ke atas pangkuannya.

''Ya ampun,Kay. Ada apasih?" tanya cowok tadi yang bernama Tama pada anak kecil itu.

''Kay pengen es klim yang itu!'' jawab Kay sambil menunjuk sebuah gerobak es krim yang gerobaknya bertuliskan "es krim baper".

Saat Tama dan Kay baru berjalan dua langkah, Kay mencegat Tama untuk berhenti.

"Bang,tunggu!" cegat Kay setengah berteriak pada Tama.

"Kenapa sih? Gendang telinga abang bisa pecah kalo kamu teriak terus."

"Hehe,soli bang." jawab Kay cengengesan,sambil kembali memperhatikan Ara yang hanya duduk sendirian.

"Bang tulunin Kay!"

Tama pun menurut,ia menurunkan Kay. Setelah Kay turun, Kay langsung berjalan ke arah Ara.

"Hai kakak cantik!" sapa Kay pada Ara.

"Hai juga." jawab Ara sambil tersenyum manis kepada Kay.

'Cantik' batin Tama dalam hati.

"Kakak cantik kok sendilian?" tanya Kay dengan suara yang sangat lucu bagi Ara.

"Kakak nggak sendirian kok!"

"Telus temen kakak mana?"

"Kan kamu."

"Oh iya ya." jawab Kay sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal.

Sedangkan Tama hanya dapat menjadi penonton setia yang menonton Ara dan Kay. Tak terasa seulas senyum terukir di bibir Tama,hanya tipis,tipis sekali sampai tak terlihat.

"Kakak cantik mau nggak temenin Kay?" tanay Kay ragu-ragu.

"Kemana?"

"Beli es klim,mau ya?" mohon Kay dengan wajah menggemaskan.

"Emmm…yaudah yuk!"

"Tunggu dulu kak! Boleh nggak aku minta gendong sama kakak?" tanya Kay dengan wajah memohon. Tetapi saat Ara hendak menjawab Tama lebih dulu menyela.

"Nggak boleh! Nanti kakaknya capek gimana? Kan kamu itu berat." sela Tama dengan cepat.

"Udah nggak papa kali,ayo sini kakak gendong!"

Ara mengangkat Kay,lalu menggendongnya. Mereka berjalan bersama menuju gerobak es krim yang ada di sebrang jalan. Di sepanjang perjalanan Kay tak henti-hentinya mengoceh,dan kadang membuat Ara dan Tama sesekali tertawa.

Bersambung…

*****

Hy,gimana ceritanya? Sorry ya kalo ada typo 😅. Soalnya saya baru pertama kali nulis cerita di wattpad,jadi kayak amatiran gitu. Hehehe😅

Sampai ketemu di part selanjutnya ya!

Tertanda,author manis

Love.                

Dadah.               




TAK INGIN TERJATUH LAGITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang