37.

3.9K 284 8
                                    

VOMENT
VOTE COMMENT

Id Line:zee.nisa.61

Sebulan sudah Rachel di rawat di rumah sakit, dan hari ini adalah hari pertama ia masuk sekolah untuk melaksanakan UAS pertama.

"Pelan pelan aja zee." ucap lembut seseorang dengan berstelan dokter.

"Dok, tapi ini udah nggak terlalu sakit, beneran." dokter itu memandang zee jengah, kekerasan kepala zee memang tak ada yang dapat menandingi. Bahkan dokter SeokJin merasa amarah nya ingin meledak saat anak di depannya ini membantah omongannya.

"Walau pun nggak sakit, kamu nggak bisa berdiri lama zee. Sekali aja denger in yah." bujuknya. Walaupun masih dengan nada lembut, tapi percayalah orang di depannya ini juga manusia pasti punya marah.

Zee pun mendengarkan apa yang di katakan oleh orang di depannya ini. Ia berjalan pelan sambil di tuntun oleh dokter baik hati ini.

"Akh.."zee mengerang pelan tak kala kaki sebelah kirinya mengalami kebas.

Dokter Seok dengan cekatan menahan tubuh zee yang ingin menghantam lantai. Zee tak boleh terjatuh karna bisa membuat zee kembali cidera parah.

"Kamu sebaiknya nggak usah banyak jalan atau berdiri. Kalo kamu memaksa kamu bisa mengalami kebas lebih parah, bahkan bisa lumpuh." Zee hanya mengangguk patuh. Ia kembali duduk di kursi roda nya. Jam menunjukan pukul 07.00 pagi. 30 menit lagi jam masuk sekolah dan pak Kai belum jemput.. Padahal zee sangat menunggu hari ini, hari di mana ia keluar dari ruangan rawat inap dan kembali kerumah. Zee akan di rawat jalan.

Sebenarnya sang dokter tidak membolehkannya untuk pulang dan di rawat jalan. Tapi kekerasan kepala zee membuat sang dokter meng-iya kan.

Tak lama orang yang zee tunggu pin datang dengan stelan yang biasa ia gunakan saat mengajar.

"Kuy zee." ucapnya, sepertinya ia sedang dalam mood yang baik.

"Ingat, habis sekolah, dateng ke sini untuk periksa. Kalo misalkan cedera kamu makin marah, dokter nggak bolehin kamu pulang." sang dokter berucap dengan ekspresi marah yang kentara di buat buat.

Zee terkekeh, satu bulan ia di sini membuat ia memiliki kenalan baru seperti dokter tampan yang ada di depannya ini. Serta para perawat yang biasanya memeriksanya rutin.

Zee pun memberi simbol oke sambil ber wink.

"Ya udah kalo gitu gue pergi dulu." ucap Pak Kai pada sang dokter.

Mereka pun berjalan menyelusuri koridor yang lumayan ramai di pagi hari ini.

Sungguh kejadian satu bulan yang sungguh di luar dugaan, ia yang di hantam mobil, guan yang terkena penusukan, sampai kedua orang tuanya yang datang secara mendadak. Mungkin ini akan menjadi suatu pelajaran untuknya.

"Wey guan, bantu nih bocil naik mobil." ucap Kai memerintah Guan yang tengah asik berchating ria. Keadaan guan memang masih belum terlalu sembuh total karna luka yang di dapat cukup parah.

"Biar gue sendiri." zee ingin beranjak sebelum gurunya mengentikannya dengan menekan bahu zee.

"Inget kata dokter." tiga kata itu berhasil membuat zee kembali terduduk.

Guan pun menuntun zee ke bangku penumpang, sedangkan Kai ia memasukan kursi roda serba pink milik zee. Jujur saja ini adalah pemberian dari teman temannya yang sungguh tak bisa zee anggap. Kursi roda pink miliknya dan baju pasien pink juga yang ia dapat dari teman temannya ini. Namun semua itu untuk membuat zee tersenyum. Sama seperti zee, guan juga mendapat kejutan dengan membelikannya baju tidur iron man, sungguh menggemaskan.

 Duda ✔ PCY (Trio Bangsat) [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang