10

13.9K 531 6
                                    

POSSESIVE M A F I A .

Happy Reading
...

Seorang gadis terlihat lemah tak berdaya duduk dikursi dengan keadaan terikat. Ia sudah cukup lelah meronta-ronta minta dilepaskan namun tidak ada yang membantunya.

Terlihat pintu utama dari ruangan itu terbuka dengan lebar. Lalu tertutup dengan kasar, terlihat ada seseorang yang berjalan mendekatinya dengan langkah santai.

Gadis itu menatapnya dengan raut muka yang ketakutan, ketingat mengucur deras di pelipisnya, menjerit-jerit namun terhalang oleh kain yang berada di mulutnya.

Tampak seorang pria mendekatinya dengan membawa pistol berlapiskan platinum. Hal itu membuat gadis itu menutup matanya rapat-rapat pasrah akan keadaan.

"Hahaha ... hahaha" pria itu tertawa dengan sangat keras membuat gadis itu membuka matanya perlahan dan menatap sang pria dengan tatapan bingung.

"Apa kau takut?" Lalu pria itu menatap nya tajam dan gadis itu mengangguk dengan ketakutan.

"Josella Parker nama yang bisa di percaya" pria itu berucap sambil memaikan pistolnya. Gadis itu terkejut bagaimana bisa pria di depannya mengetahui namanya.

"Kau tidak perlu tau darimana aku tahu tentangmu dan juga identitasmu aku tau semuanya. Jadi berhati-hatilah dengan ku" Gadis bernama Ella itu mengangguk patuh seperti anjing dengan majikannya.

"Apa kau suka pistol? Atau pisau? Ohh ... kau suka keduanya" kini pria itu mengeluarkan pisau dari balik kemeja yang melekat di tubuhnya. Ella mengegerak-gerak kan tubuhnya dengan kencang sampai-sampai kursi itu hampir terjauh jika pria itu tidak memegangnya.

"Kau sungguh ketakutan ya? Baiklah-baiklah aku akan membunuh mu saja" lalu pria itu mengayunkan pisaunya keatas sedangkan Ella menutup matanya menundukkan kepalanya sambil menangis. Ketika pisau itu hampir mengenai dadanya tepat dijantung. Pria itu mengentikan aksinya.

"Pisau ini sungguh tidak asyik" ucapnya sambil membuang pisau kesembarang arah. Ella masih saja menangis dengan tergugu.

Pria itu hanya memandang Ella dengan tatapan datar, tidak ada rasa kasihan yang menggampirinya. Ia sudah terbiasa dengan situasi seperti ini. Lalu pria itu mencengkeram rambut Ella dengan kasar membuatnya mendongak keatas. Ella memalingkan mukanya namun pria itu memegang wajah Ella dengan kasar untuk menatap mata miliknya.

"Dengarkan aku! Jika kau ingin selamat kau harus menuruti permintaan ku. Apa kau paham!!!" Ella mengangguk dengan pelan air mata kini sudah mengalir dengan deras tanpa bisa ia hentikan.

"Bagus" lalu melepas tangannya dari tubuh gadis itu dengan kasar. Kemudian ia keluar dari ruangan itu tanpa berkata apapun lagi.

Ella menangis meratapi nasibnya yang hampir tidak bisa melihat dunia ini lagi. Yang ia ingin kan hanya bertemu dengan kedua sahabatnya Razita dan Neal sebagai tanda perpisahan jika ia mati nanti.

*

"Sudahlah mungkin ia sudah tidur" ucap Neal pasrah karna sendari tadi ia menekan bel di depan apartmen milik Ella namun tidak ada tanda-tanda pintu terbuka.

"Kau ini sungguh payah Neal" lalu Zita menyingkirkan tubuh Neal dari hadapan pintu dan mulai menggedor-gedor pintu itu dengan kuat.

Ddokkk

Ddokkkk

Ddookkk

"La Ella apa kau di dalam! Buka pintunya bodoh. Atau mau ku bakar pintu ini ha!" Teriak Zita dari depan pintu namun hanya suara hembusan angin yang terdengar.

Ddoookkk

Ddokkkk

"La buka!!! Ella kau tuli!"

"Hey nona bisa kau hentikan mengetuk pintu itu dan berteriak? Apa kau sudah tidak tahu ini jam berapa?" Ucap salah satu pria setengah paru baya ketika keluar dari apartmen nya.

"Apa? Kenapa? Ini jam 01.00 apa kau tidak punya jam di rumah sehingga bertanya" bukannya diam Zita malah mengejek pria itu.

"Apa kau hefmmmm ... hmm"

"Maafkan kekasih saya pak. Ia tadi minum terlalu banyak sehingga menjadi seperti ini" Neal berkata sambil mendekap mulut Zita supaya diam.

"Sekali lagi maafkan kami pak" ucap Neal sedikit berteriak karena pria itu hanya mendengarkan tanpa mau menjawab.

Zita menepuk nepuk tangan Neal minta di lepaskan dekapan itu. Dengan santai Neal melepaskan dan segera berlari saat itu juga.

"Neal!!!" Ucap Zita sambil berteriak mengejar Neal yang sudah berlari mengindarinya.

***

"Seorang pria tewas karena tidak sengaja menelan uang koin. Ini sungguh berita konyol" lalu Zita meletakkan koran itu di atas meja.

"Mungkin ia tidak ingin kehilangan uang itu makanya ia menelannya" balas Mita yang saat ini sedang sibuk mengoleskan lipstik berwarna merah di bibir tebalnya. Zita hanya mendengus melihat penampilan teman barunya.

"Kenapa?" Tanya Mita ketika melihat raut muka dari Zita yang tidak sedap di pandang.

"Apa kau akan pergi ke club malam?" Bukannya menjawab Zita malah melempar pertanyaan. Mita hanya menggeleng sebagai jawaban.

"Lihatlah penampilan mu, sungguh seperti jalang di luaran sana" jawab Zita sambil dagunya menunjuk ke arah pintu.

"Memang aku jalang" balas Mita sambil tersenyum nakal.

"Apa kau juga minta dipuaskan sayang" ucap Mita menggoda sambil meraba tangan putih Zita membuat pemiliknya langsung menyentaknya.

"Kenapa sayang? Ini akan sangat mengasyikkan" lanjut Mita sambil mengedipkan salah satu matanya. Zita melebarkan matanya dan berdiri bersiap untuk pergi namun Mita menahannya.

"Mau kemana sayang ku ... lihatlah ini sangat besar" ucap Mita sambil menggoyang goyangkan dadanya.

"GILA!!!!" lalu Zita menepis tangan Mita dan berlari keluar dari ruangan itu.

Dari dalam ia sempat mendengar tawa Mita yang sangat keras menandakan ia sangat senang telah mengerjai dirinya.

"Sialan jalang itu" umpatnya dalam hati.



Bersambung ....



POSSESIVE M.A.F.I.ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang