"Masalah ajaran hindu budha yang masuk pertama kali di indonesia melalui beberapa jalur seperti jaaal...GHIFARIIII BRAMASTA KEBIASAAN KAMU PELAJARAN SAYA SELALU TIDUR" Teriakan nyaring wanita paruh baya dengan rok span cream dan kemeja panjang dengan warna senada sangat nyaring terdengar dipagi hari menuju siang cukup cerah ini."Rii bangun woi bu reva ngamuk" Seorang pria berkacamata dengan hidung yang diatas rata rata kemancungan nya menyenggol pria disampingnya yang masih terlelap dalam alam mimpinya.
*BRAKK*
"Ghifari bangun atau kamu say.."
"Saya bangun" Ucap tenang pria yang sedari tadi menjadi pusat perhatian sekaligus penyebab utama wanita paruh baya dihadapan nya ini menjadi spaning.
*Kringgg*
Nyawa ghifari terselamatkan pagi ini, belum sempat bu reva mengamuk ngamuk dan menghukum ghifari bel tanda istirahat berbunyi nyaring diantero Smk putra jaya membuat manusia manusia didalam nya bersorak sorak. Karna pada dasarnya bunyi bel istirahat dan bunyi bel pulang sekolah lebih indah dari suara bu reva yang mengamuk.
Ghifari bramasta pria angkuh dengan perilaku semaunya dan tidak tau tata cara hidup yang baik dan benar memang selalu membuat guru di smk putra jaya ini mengkonsumsi captropil untuk menstabilkan tensi darahnya, Bukan berarti sifatnya yang seperti ini membuat ia dijauhkan bahkan tidak disukai oleh penduduk putra jaya. Kemenangan fisik yang ia miliki serta ke'dingin'an nya selalu menjadi daya tarik para kaum hawa disini. Tinggi semampai dengan jambul yang selalu basah setiap paginya, hidung mancung macam prosotan taman kanak kanak, mata indah yang siapapun akan luluh jika ditatap dalam oleh matanya, jaket merah maroon yang menjadi ciri khas nya serta kancing baju atas yang tak pernah ia kaitkan. selalu membuat histeris para kaum hawa yang dilirik olehnya, tapi tungguuu dulu, dipergelangan tangan nya selalu terkait gelang bergambar patrik salah satu aktor di kartun spongebob. Tidak ada yang mengerti kenapa ghifari selalu memakai gelang patrik. Bahkan jika ada anggota osis atau guru yang berusaha menyita gelang nya karna peraturan selalu tidak berhasil dengan 1001 caranya.
Berbanding jauh dengan pria yang selalu ada disampingnya, Gara pratama pria berkacamata yang sebenarnya tidak jauh kalau masalah ketampanan. Namun, gara termaksud spesies sosialisasiable yang siap merangkul siapapun yang membutuhkan bantuan nya. Gara juga termaksud pria agamis, sesibuk apapun gara ia selalu menyempatkan sholat dhuha berbeda dengan ghifari yang sujud duluan ketika qunut di masjid, itu juga karna disekolahnya ada agenda pesantren kilat.
Mereka berdua memilih smk sebagai sekolah lanjutan nya, broadcasting sudah sangat melekat pada jiwa mereka. Bedanya gara menguasai dibidang umum maupun produktif sedangkan ghifari hanya ahli dibidang produktif sisa nya selalu menerapkan prinsip 'Sukses ga tergantung nilai rapot'.
"Misi permisi japi mau lewat kalau ga dikasih urusan bisa gawat, caca si hitam hei hei caca si hitam hei hei, caca si hitam lagi mainan poni"
Mendengar namanya disebut sang pemilik nama yang biasa disebut caca hanya mendengus kesal.
"Stt" Ujar seseorang yang merasa terusik dari tidur lelapnya.
"Aduh kaka gipari dimana mana kalo temen sendiri dateng harusnya disambut . Bukan begitu saudara gara anaknya bapak samsudin?" Pria dengan perawakan sangar menaikan alis nya mencoba meminta persetujuan dengan lawan bicaranya.
Iya, ghifari dan gara tidak hanya bersahabat berdua, ada javier sang manusia receh yang selalu ada diantara kedua pria waras ini. Namun javier berbeda jurusan dengan gara dan
ghifari dia lebih memilih jurusan teknik dibanding broadcasting. Javier memiliki wajah agak cina namun perawakan sangar. Entahlah jangan bayangin gimana cina perawakan sangar karna hanya dimiliki oleh javier yang selalu memanggil dirinya sendiri dengan sebutan 'Japi'.
KAMU SEDANG MEMBACA
Haura
Teen FictionSebab sesuatu yang ditakdirkan untukmu tidak akan pernah hilang, tidak akan pernah tertukar bahkan menjadi milik orang lain -Haura Azzahra Apapun alasan nya, bagaimanapun caranya sesuatu yang ku inginkan harus tergapai. Entah apa namanya ambisi, obe...