Valerie terbangun di tepi tebing dengan empat buah pilar batu besar membentuk lingkaran berukir. Di tengah lingkaran itu, ada sebuah altar batu berbentuk tabung yang di atasnya terdapat sebuah batu mulia biru yang berpendar. Ia menengok ke bawah tebing dan melihat lautan yang ganas. Gadis itu menelaah sekitar. Masing-masing empat pilar batu itu memiliki ukiran lambang spade dan beberapa gambar lain yang ia tidak mengerti.
Valerie mendekati batu itu dan mengerutkan kening. Denyar batu itu makin lama makin redup. Ketika Valerie hendak mencabut batu itu, batu itu tetap tidak bergerak dari tempatnya. Valerie melirik lautan dengan gugup karena ia tidak ingin ada monster laut atau apa pun yang menjaga batu itu muncul dan menerkamnya. Valerie menoleh ke belakang dan mendapati dua buah mata biru yang bersinar dari dalam semak tapi kemudian menghilang.
Visinya berganti, Valerie mendapati dirinya sedang berdiri di sebuah lorong gelap dengan berbagai kaca besar tergantung di dinding. Mimpi buruknya. Sekiranya ia bimbang mau lari atau diam saja di tempat. Ia memutuskan untuk berjalan saja.
Di sepanjang lorong, suara langkah kakinya menggema dan lorong itu semakin gelap. Valerie hanya bisa meraba dinding untuk memandu jalannya. Valerie dengan tidak nyaman melihat kaca di sampingnya yang mulai menampilkan asap berwarna merah. Semua cermin itu juga melakukan hal yang sama.
Oh tidak, semua ini adalah cermin lelucon Allard. Mau tidak mau, Valerie berlari sementara semua kaca di dinding mulai pecah secara berurutan. Lorong itu tidak berujung dan Valerie sekarang berlari secepat yang ia bisa. Di sebuah 2 persimpangan, ia bisa melihat sebuah pintu yang terbuka sedikit dan tanpa pikir panjang ia segera masuk, menutup pintu, dan menguncinya.
Di dalam ruangan, ada sebuah cermin antik besar di dinding dengan pinggiran perak. Walaupun ragu-ragu, ia mendekati cermin itu. ia menyentuh kacanya yang dingin. Pertama, ia hanya melihat bayangan dirinya, tetapi kemudian ia melihat sesosok kuda hitam dengan sesosok orang yang menungganginya dan keduanya sama-sama seperti iblis. Yang membuatnya lebih mengerikan adalah badan orang yang menungganginya menyatu dengan badan kuda itu.
Cepat-cepat Valerie menoleh ke belakang dan tidak mendapati makhluk itu. Ia menoleh lagi dan ia menjerit. Tangannya di cengkeram oleh sesosok laki-laki berambut ikal berwarna cokelat tua dengan tatapan dan seringaian psikopat dari dalam cermin. Batu yang ia lihat di altar batu tergenggam di tangannya berkilat dingin. Tiba-tiba saja Valerie merasa kesadarannya mulai menghilang dan ia pun pingsan.
Valerie bangun sambil terengah-engah. Ia langsung melihat jam yang masih menunjukkan pukul 4 pagi. Ya ampun, visi apa lagi itu? pikirnya sambil memegangi kepalanya. Valerie segera membuka pintu balkon dan membiarkan udara yang dingin memasuki kamarnya. Valerie merenung di balkon, berusaha melupakan mimpi itu. Tapi tetap saja, ia tidak bisa melupakan bayangan kuda bertampang iblis yang masuk ke mimpinya di tengah malam bolong. "Lebih baik nanti kupikirkan, nanti masih ada hal yang lebih penting," ucap Valerie kepada dirinya sendiri. Ia memutuskan untuk membersihkan diri dan berjalan-jalan di taman.
Valerie menuruni anak tangga dengan perlahan, ia tidak ingin membangunkan seluruh orang di kerajaan. Istana masih sepi. Ia kagum ketika turun menuju ruang tahta. Semua ornamen Halloween sudah terpasang rapi di sana. Valerie membuka pintu ke teras taman dan kembali duduk di tangganya. Valerie berusaha menikmati kesunyian pagi itu ketika tiba-tiba ada seseorang yang bergumam keras diikuti langkah kaki yang tergesa-gesa dari dalam.
Valerie berjengit dan langsung bersembunyi di belakang semak gardenia di taman. Dari tempatnya bersembunyi, ia bisa melihat pria misterius yang ia dan Allistor temui di tangga berjalan meninggalkan ruang tahta menuju koridor di mana terdapat ruang berkumpulnya keluarga kerajaan dengan raut muka khawatir. Valerie mengerutkan keningnya dan memutuskan untuk mengikutinya secara diam-diam. Beberapa kali ia hampir ketahuan dan segera bersembunyi. Valerie hampir menjatuhkan sebuah vas besar ketika pria itu berbelok ke ruangan dengan tangga besar. Ketika Valerie bersembunyi di balik susuran tangga ada seseorang yang memanggil namanya dan hampir membuatnya jantungan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cards Chronicles - The Magical Stones
FantasiaMusim gugur telah tiba, Kerajaan Clubs mengundang ketiga kerajaan lainnya untuk merayakan Halloween. Namun di samping itu, batu sihir di tongkat Ace milik Valerie retak dan sihirnya pun menjadi lemah. Ia dan teman-temannya mau tidak mau harus mencar...