Sejam yang lalu, setelah acara fashion show yang gaunnya dari perancang terkenal seluruh dunia, selesai. Rafa mengajak David dan Kayla untuk bertemu di Kafe. Rafa tidak sendiri, ia datang bersama Bintang.
Kini, Kayla sedang memeluk Bintang dari samping. Sedangkan David, dia hanya melongo seakan tak percaya bahwa Bintang masih hidup.
"Serius, lo Bintang?" David bertanya sambil menggaruk pelipisnya.
Rafa dan Bintang tertawa. Bintang menyuruh Kayla untuk melepaskan pelukannya agar ia bisa leluasa untuk menjelaskan semua kebenaran.
"Iya. Gue Bintang."
"Gimana ceritanya lo masih hidup? Mati suri?"
"Enggak. Jadi, nyokap gue itu bilang ke Rafa kalau gue udah meninggal karena nyokap gue nggak mau kejadian itu terjadi untuk ketiga kalinya. Yang pertama, waktu gue masih kecil, sama Rafa juga. Makanya gue bisa pisah sama Rafa. Kedua, yang lima tahun lalu. Waktu itu, pas Rafa udah pergi dari rumah sakit. Nyokap nelepon Anggi, gue juga nggak tau kenapa, nyokap neleponnya Anggi, bukan Kayla atau Bryan. Saat itu juga gue dibawa ke Singapur. Gue dirawat di sana.
Setelah gue sadar, gue nggak sekolah kayak biasanya. Nyokap suruh gue untuk homeschooling. Cuma SMA doang, karena pas kuliah gue boleh milih Universitas yang gue mau." Jelas Bintang.
"Kenapa lo bisa ada di sini? Jadi model lagi. Bukannya lo gak suka jadi model?" tanya Kayla.
"Gue harus ngurusin perusahaan bokap. Dan masalah jadi model... gue terpaksa. Kalau gue nggak mau, Kak Ana bakal kasih tau kalau gue masih hidup ke kalian," ujar Bintang. "Cih, tapi akhirnya ketauan juga."
"By the way, kalau Anggi tau lo masih hidup. Berarti, lo ada dong waktu pernikahan Anggi sama Bryan?"
"Ada."
"Kok gue nggak liat,"
Bintang tersenyum geli. "Waktu si David gak sengaja numpahin minuman, siapa coba yang lo panggil?"
Kayla memutar bola matanya kesana kemari, berpikir. "Orang yang tugasnya bersihin acara itu kan?"
"Bukan. Itu gue." Bintang memutar bola matanya malas.
"Apa?" pekik David dan Kayla, kemudian tertawa. "Abisnya, lo ke pesta pernikahan pake celana jeans, kemeja biru, terus masker. Ya gue kira orang yang bersih-bersih." Kayla tertawa renyah.
"Sialan."
"Berarti, cewek yang nabrak gue sampe minumannya kena tuxedo gue itu lo, Bin?" Rafa menatap Bintang tak percaya.
"Iya. Sori, karena setelah gue tabrak gue langsung ngacir pergi. Takut ketauan. Hehe."
Rafa geleng-geleng kepala. Sedangkan David dan Kayla tertawa. Tiba-tiba Rafa menghentikan tawanya karena merasa ada yang janggal.
"Catya, siapa?"
Refleks, David dan Kayla menghentikan tawanya. Mereka menatap Rafa lalu beralih menatap Bintang.
Bintang tersenyum tipis. "Ternyata, lo penasaran ya sama yang namanya Catya."
"Catya siapa? Maksudnya apaan sih?" David menggaruk kepalanya, bingung.
"Yang gue terlambat datang karena ada sedikit kecelakaan. Jadi, mobil gue itu keserempet sama motor. Trus orang itu ngasih kartu nama ini," Rafa menyimpan sebuah kartu nama di atas meja. "Pas tau Bintang masih ada. Gue yakin banget yang nyerempet mobil gue itu Bintang!"
Bintang nyengir, lalu menjelaskan hal yang perlu dijelaskan. "Catya itu nama belakang gue sama nama belakang lo, Raf. Cahya dan Aditya, sebagai nama samaran aja sih."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bintang Jatuh [End]
Teen FictionBintang Cahya dan Rafa Aditya sudah kenal 11 tahun yang lalu. Saat mereka kecil, kejadian yang tak diduga membuat mereka terpisahkan. Setelah 11 tahun lamanya, mereka dipertemukan kembali. Tapi mereka tidak saling mengenal. Dengan cara yang tak did...