Viktor Alexander POV
Lima hari di Malang memang tidak sia-sia.
Kami semua menikmati hal ini, termasuk aku tentunya.
Yah, memang sih, kerjaan kami hanya makan, tidur, curhat, nafas, makan, tidur, curhat, nafas. Tapi, karena ada curhat itulah kami semua jadi lebih kenal antara satu dengan yang lainnya.
Pada hari ketiga juga, kami bermain Truth or Dare atau lebih terkenal dengan TOD. Di sana, rahasia yang sudah kututupi setengah mati pada teman-temanku (kecuali Vela) pun terbongkar begitu saja. Dan itu semua karena Vela sialan.
Vela selalu memberikanku pertanyaan yang menyangkut dengan keluargaku, termasuk soal perjodohan konyol bin sialan itu. Secara spontan, aku pun ditertawakan oleh teman-temanku yang baru mengetahui hal itu. Tapi berhubung mereka anak yang sangat solider, mereka segera mengerti perasaanku yang sangat tidak suka dengan perjodohan itu.
Ya iyalah. Aku kan sukanya sama Vela (eh).
Beberapa hari setelah dari Malang, aku diberitahu oleh orangtuaku bahwa mereka akan kembali dari Australia. Hah! Ternyata mereka masih ingat sama anak ya!
"Astaga, Alex! Lo ada di mana, hah?!" tanya Axel histeris dari handphone-ku.
"Idih! Ga bisa santai ngomongnya!" seruku jengkel. "Gue masih ada di sekolah! Hari ini hari terakhir ujian semester genap! Emangnya kenapa sih?!"
"Bo-nyok nungguin lo di rumah, Nyet! Cepetan dikit napa?!"
"Eh, biasanya sih kalo gue beres ujian, gue mau jalan-jalan dulu sama temen-temen," kataku kesal.
"Sama temen-temen atau sama Vela?"
Sialan. Nadanya Axel memang sangat mengganggu. Satu lagi, dari mana dia tau bahwa aku ingin jalan-jalan sama Vela berduaan?
"Eh, lo ga usah berisik deh," kataku sebal. "Intinya, hari ini gue pulang malem. Titik!"
"Eh, jangan, Lex! Lo mau kena amuk bonyok, hah?!" tanya Axel heboh. "Lo gila ya?"
"Eh, gue ga gila ya. Bilang aja gue banyak urusan. Lagi sibuk!" seruku kesal. "Udah ya, dadah!"
Aku buru-buru mematikan handphone-ku dan menaruhnya di kantongku dengan santai. Aku menghampiri Vela yang sudah menungguku di gerbang sekolah.
"Hei, La," kataku. "Mau berangkat sekarang?"
Omong-omong, berhubung selama libur sebulan Vela tidak ada waktu untuk jalan-jalan denganku, jadi kami memutuskan untuk jalan-jalan sehabis ujian akhir semester.
Vela mengangguk. "Ayo," katanya. "Berangkat pake apa?"
"Pake motor gue aja," kataku. "Biar cepet."
Ehm, sebenernya sih modus aja biar dipeluk sama Vela (haha!).
"Oke," kata Vela. "Sampe jam berapa?"
Aku mengernyit heran. Tumben-tumbennya dia menanyakan soal jam. "Kenapa gitu emangnya?" tanyaku.
"Dena baru kasih tau ke aku kalau ternyata orangtuaku ke Bandung lagi sekarang," katanya. "Katanya sih udah nyampe dari jam sembilan pagi tadi."
Aku mengangkat alisku. "Jadi, mau dibatalin lagi aja jalan-jalannya?" tanyaku agak kecewa.
"Eh, jangan!" seru Vela spontan. "Jangan dibatalin mulu. Nanti ga jadi-jadi."
KAMU SEDANG MEMBACA
{#MGF1} My Girl Friend My Soulmate--Completed
JugendliteraturCover by : @tehucupae Rank 204 #kisahremaja (28/8/18) Rank 162 #anaksekolah (28/8/18) Rank 14 #pengkhianat (28/8/18) Ini bukan soal Velandra Victoria dengan Viktor Alexander. Ini bukan masalah cinta saja. Ini juga masalah pertemanan dan persahabatan...