Bab 37

87 6 0
                                    

Velandra Victoria POV

"Vela, kamu ke sini dulu," kata papaku.

Aku berjalan menuju ruang makan. "Ada apa?" tanyaku datar.

"Dua hari yang lalu, papa baru ketemu sama anaknya," kata papa.

"Anak siapa?" tanyaku makin datar.

"Anak yang mau papa jodohin sama kamu," kata papaku. "Kamu mau kan?"

"Ga," sahutku spontan dan datar. "Kalo papa minta pendapatku, jawabanku sudah pasti ga mau. Terserah papa mau maksa aku kayak gimana juga. Yang jelas, sekali ga, ya ga."

"Vela," kata mamaku menyela. "Kamu ga boleh gitu. Lagipula, kamu pasti suka kok sama orangnya."

Aku menatap mamaku dengan rasa curiga yang sangat tinggi. Habisnya, mamaku malah senyum-senyum ga jelas begitu! "Kenapa mama malah senyum-senyum gitu?" tanyaku dengan tatapan menyelidik.

"Ah, ga apa-apa," kata mama. "Cuma, kamu pasti suka sama orangnya deh. Mama berani taruhan."

Aku mendengus sebal. "Cih, sok taruhan segala. Udah ah, Vela mau jalan-jalan dulu sama temen ya," kataku pamit.

"Jalan-jalannya sama siapa aja?" tanya papaku.

"Sama Kila, Cindy, Nita, Alex, Nando, Tama, dan Frankie," kataku singkat. "Udah ya, aku pergi dulu."

Aku buru-buru keluar rumah dan di luar, rupanya teman-temanku sudah menunggu dengan dua mobil. Kuduga kedua mobil tersebut adalah milik Nando dan Alex.

"Eh, sori, aku lama ya?" tanyaku sambil mengatur nafas karena buru-buru.

"Ah, ga lama banget lah," sahut Cindy. "Mau ke mana nih?"

"Lo tuh ya, mikirnya main mulu," kata Nita. "Lah gue, mau mikirin main aja ribet banget gara-gara takut nilai rapot gue jelek!"

"Ah, kayak ga tau Cindy gimana," kata Kila. "Dia kan otaknya encer sampe ngocor."

"Eh, kenapa jadi ngobrol di sini sih?" tanyaku. "Udah ah, ayo berangkat! Siapa yang naik mobil Alex?"

"Yang naik mobil gue itu elo, Nita, Cindy, sama Frankie," kata Alex. "Tama sama Kila naik mobil Nando."

"Waduh, udah mah jadi supir, jadi nyamuk lagi," gumam Nando.

"Itu sih nasib," kataku nyaris tertawa. "Udah yuk! Kita berangkat!"

"Ayo!" seru mereka serempak.

###

Hari ini, entah kenapa sekolah malah meliburkan kami semua. Jadi, sudah tidak aneh jika seharian ini aku berniat untuk berada di luar rumah bersama teman-temanku.

"Eh, Tam." Kudengar Nando berbisik pada Tama. "Lo kapan nembak Kila?"

"Kalo negara api udah nyerang bumi," kata Tama. "Ya nanti dong, keles!"

"Halah! Lo kan cupu, Tam," kata Nando.

Aku tertawa kecil mendengar pembicaraan mereka. "Kalo mau bisik-bisik tuh, yang bener," kataku akhirnya.

"Eh, kedengeran ya?" tanya Nando agak dongkol.

"Banget," kataku sambil mengangkat sudut bibirku.

{#MGF1} My Girl Friend My Soulmate--CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang