BAB IV - Falling Diamond

7.5K 161 1
                                    

Rupaya orang yang mengawasinya mandi adalah kepala desa tersebut. Kapal desa itu mulai mengalami peningkatan libido saat melihat Arthur yang telanjang bulat. Kulit sawo matang kecoklatan dengan bulu tipis yang menyelimuti badanya membuat kepdes semakin tak tahan dan mulai bermain dengan miliknya sendiri. Mengawasi dan mengamati tiap jengkal tubuh arthur.

Sekitar 20 menit dan "Ouucchhh" sebuah teriakan yang mengejutkan arthur. Arthur yang mulai was was pun segera memakai pakaiannya dan berjalan cepat menuju rumah kepdes. Tanpa ia sadari ada sesuatu yang aneh dengan kepala desa itu. Disisi lain, kepala desa itu merasa takut ketahuan aksinya sebelum waktunya. Ia merasa sangat klimaks hanya melihat saja tanpa menyentuh. Kenikmatan yang sudah lama ia inginkan.

Setibanya di gubug itu, arthur terkejut saat bertemu pak kepdes.
"Ada apa nak? Kok terkejut sekali?" Tanya kepdes
" oh gpp pak, tadi ada suara seperti.... ahh sudahlah bukan apa-apa pak. Bapak lagi masak apa pak? Wanginya cukup enak" lanjut arthur basa basi.

Tak lama kemudian, makanan pun siap dan mereka berdua makan dengan lahap. Dan malampun tiba. Mungkin ini masih sekitar pukul 7 malam, namun arthur merasa sangat mengantuk. Mungkin karena tubuhnya yang belum sembuh betul pikirnya. Tanpa ia sadari, sebenarnya ia tertidur karena ada sesuatu pada makananya dan udara. Kepdespun dengan birahi yang sudah tidak terkendali mulai mencium wajah arthur yang tertidur pulas. Ia hirup aroma ketiak dan selangkangan arthur yang terasa sangat menggairahkan baginya. Namun ia tidak ingin menggangu ritualnya dan ia ingin kepuasan yang jauh lebih baik. Ia mulai memanggil seluruh warga dan membawa arthur menuju tengah desa. Diikatlah arthur disebuah tiang, dengan posisi tubuh berbentuk X. Tak lama kemudian arthur pun sadar saat semua persiapan ritual telah selesai.

"Apa-apaaan ini? Kenapa saya diikat seperti ini?" Teriak arthur sambil meronta berusaha melepas ikatannya. Namun karena ikatan yang terlalu kuat dengan kekuatan arthur penuhpun tidak akan bisa melepaskannya.

"Anak-anakku, sambutlah warga baru kita. Dan sepertinya dia akan menjadi favoritku. Aromanya sungguh berbeda. Matang, sangat matang. Namun ia tidak tersentuh. Sebuah berlian indah yang tak tersentuh oleh siapapun. Dan akan menjadi berlian yang hilang karena sudah berada di tanganku." Kata kepdes tersebut dengan menahan gairahnya yang sudah memuncak dari tadi.

"Ada apa ini? Apa yang akan kamu lakukan? Lepaskan aku. Aku mohon" lanjut arthur

"Ah betul juga, untuk memulai upacara ini, rakyatku. Lepaskan seluruh pakaian kalian, biarkan simbol kita menjulang ke angkasa dan tunjukkan menara babel yang terbangun perlahan dengan sangat kokoh" mendengar perintah tersebut seluruh rakyat desa itu mulai melepas seluruh pakainnya. Pemadamgan aneh yang pernah arthur lihat. Dan ia menyadari satu hal, disini tidak ada wanita. Semuanya pria, dan kenapa semua pria ini dalam posisi terangsang dengan tatapan seakan ingin memakannya dengan ganas, semua orang penuh gairah. Lebih anehnya lagi, ditengah ketakutan tersebut jantung arthur yang terpompa dengan kencang mulai mengisi perlagan area kejantananya dengan darah. Rasa sesak dan tidak nyaman mulai ia rasakan. Sekaligus rasa aneh, kenapa ditengah ketakutan ia juga ikut terangsang? Mukanyapun memerah.

"Lihatlah, kaupun tidak bisa menyembunyikannya. Kita mahluk sejenis yang sama. Hanya saja, kau hanya manusia biasah berbeda denganku yang memiliki kodrat jauh lebih tinggi." Kata kepala desa itu yang secara aneh wujudnyapun berubah. Menjadi pria muda tampan setelah meminum sesuatu berwarna putih.

"Anakku, perkenalkan. Akulah rajamu yang baru. Akulah ayahmu yang harus kau hormati dan layani seumur hidupmu. Akulah, incubus. Dewa gairah yang terjebak dalam Black Widow Forest. Aku jadi susah mencari makanan karena terkurung disini. Tapi karena kalian manusia yang tidak pernah puas dan selalu ingin tau yang meruapakan simbol gairah selalu memberiku makanan. Setelah sekian lama tidak ada yang datang, akhirnya ia mengirimkan makanan yang sangat nikmat. Bagaimana bisa kau beraroma matang namun masih perjaka? Apakah kau seorang gay?" "Ahh tentu bukan, kau sama sekali belum pernah menyemburkan kehidupanmu dengan sengaja. Bagaimana bisa kau menahan gairahmu hingga usiamu yang sangat matang ini?" Lanjutnya sambil mulai membelai lembut tonjolan di balik celana arthur.

Falling DiamondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang