Lima~

23 6 0
                                    

Hari kedua LOS. Fey bangun telat karna semalam begadang menonton sepak bola. Ibu yang sudah lelah membangunkannya tak mendengar Fey saat ia mengomel karna tak dibangunkan. Katanya.

Padahal nyatanya, ibu sudah membangunkan dari tadi. " Ibu, kok ga dibangunin lagi sih. Nanti LOS nya telat, dimarahin sama kakak kelasnya, males buangettt " katanya kesal. Ibunya hanya diam. " Halah kamu tuh, dari tadi udah dibangunin katanya 5 menit 5 menit. Nyatanya 30 menit baru bisa bangun. " kata ibu tak kalah kesal.

Fey bersiap lalu bergegas menuju sekolahnya. Ia sudah didepan kelas. Mengetuk pintu perlahan dengan nafas yang terengah-engah. " Maaf kak, saya telat. " katanya sambil menunduk. Rey yang melihatnya pun langsung kaget, ia ingat cewek yang menabraknya saat hari pertama.

Belva yang ingin memarahi Fey pun ditahan oleh Rey. Rey pun mendekat pada Fey. " Sana keluar! Cepetan. " kata Rey tegas. Fey yang menunduk pun langsung berbalik dan keluar. Fey tahu ia sudah membuat kesalahan.

" Kenapa telat? Ini udah jam berapa?! " kata Rey dingin. Fey yang menunduk pun menjawab, " Maaf kak, tadi macet. " kata Fey berbohong. " Macet apanya. Gue udah tinggal disini dari lahir, tahu kapan macet dan sepinya Jakarta! "

Fey yang merasa familiar dengan suara Rey pun mengangkat wajah dan melihat wajah Rey dengan kaget. " Dih apaan sih, emang kenyataannya macet! " jawab Fey dengan nada yang jadi tinggi. Rey kaget dengan respon Fey setelah melihat wajahnya. " Kok ngegas?! Lo gatau gue siapa?! Hah! " kata Rey emosi. " Gue gatau lo siapa, dan gue ga peduli itu. " kata Fey kesal.

" Gue, Reynaldi Azam. Kelas 11 di SMA Indonesia Merdeka. KETUA OSIS DISINI! " katanya dengan menekan kata " Ketua OSIS disini "

Fey sangat kaget dan terdiam. Ia menunduk kembali dengan raut wajah kesal. " Oke, maaf gue ngegas. " Fey mengalah. Rey tersenyum miring. " Paan sih, tadi ngegas. Pas udah tau gue ketos, lo malah minta maaf. Emang ya jabatan bisa buat orang nunduk, haha. " katanya merasa menang. Fey tetap saja diam mendengar jawaban Rey tadi.

" Udahlah, lo jujur aja. Kenapa telat? " nada bicara Rey menurun dan melihat Fey dengan serius. " Gu.. Gue.. Hm.... " kata Fey tergagap. " Paan sih, yang jelas kalo ngomong! " kata Rey ngegas lagi. " Gue begadang nonton sepak bola kak. " kata Fey pelan.

Rey sangat kaget ketika tahu Fey suka sepak bola. Melihat Fey yang menunduk karna takut, Rey pun melanjutkan, " Nah, gitu kan bagus, jujur. Udah bel, lanjutin cari tanda tangannya. " suara Rey berubah menjadi lembut dan menaruh tangannya dipuncak kepala Fey. Fey yang kaget pun langsung menepis tangan Rey. " Paan sih pake megang-megang kepala! Kepala gue mahal tauk. " kata Fey sinis.

Rey bingung dengan sikap swingmood cewek satu ini. Saat Fey hendak pergi, Rey menarik tas Fey. Fey berhenti, ingin marah tapi ditahan Rey. " Udah gausah marah. Nama lo siapa? " tanyanya. Fey terdiam dan menjawab " Fey. " jawab Fey singkat. Rey menarik kain lengan baju Fey dan menyuruh Fey berdiri didepan Rey yang terduduk. " Jelasin biodata lo, dan lo bisa dapet tanda tangan pertama gue. " kata Rey sombong.

Live, Food, and Football. Lil Bit Love.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang