Bab 1

11 0 0
                                    

"Sesuatu terasa berharga saat sudah menjadi kenangan" -Diandra-

Bau harum keju dan susu menguar dari oven saat Aku mengeluarkan loyang kaca berukuran 26x26cm. kemudian meletakkan loyang pirex di atas meja marmer di dekat dapur, melepaskan sarung tangan karet yang membalut tanganku.

Loyang pirex berisi pastel tutup itu pun mengingatkan Aku akan Oma Tanti, almarhum Oma. Masih jelas di ingatan, bagaimana oma yg mungil itu mengoceh panjang lebar tentang sinetron cinta fitri entah season keberapa, atau tangan cekatannya memasak berbagai makanan kesukaanku, jangan lupakan bagaimana keras kepalanya saat Aku berdebat dengan Oma Tan.

"Udah jadi pastelnya Di?" Seru si mami memecah lamunanku.

"Udah mi. Tunggu agak dingin nanti Di anter ke rmh Tante Sonya."

"Ya udah. Makan siang dulu yuk" ujar Mami sambil menepuk pundak Ku

***

Aku menatap rumah di hadapannya, dengan dominasi warna putih, rumah di hadapannya memang tampak megah. Dengan pilar tinggi yang menjulang, mengingatkan akan rumah rumah eropa, Berbeda dengan rumahku yang lebih mengusung tema minimalis. Aku kemudian menekan bel yang ada di samping pagar besi berwarna hitam.

Tak lama Bi inah -pembantu rumah tangga tante Sonya- keluar untuk membukakan pintu, kemudian mempersilahkan Ku masuk.

Di ruang tamu, aku duduk sambil menunggu bi inah yang sedang memanggil tante sonya. Ini kali keempat Aku masuk ke rumah megah milik tante Sonya. Dimulai dari 3bulan yang lalu, saat Aku memberikan pastel tutup memperingati 4ohari kematian Oma Tan. Semenjak itu, tante Sonya rutin memesan pastel tutup buatanku.

Tante sonya adalah wanita berusia akir 50an yang masih cantik. Sisa sisa kecantikan masa mudanya masih terpancar walau usianya tak lagi muda. Dengan badan yan masih singset, kulit putih mulus dan tutur kata yang halus, tante Sonya berhasil meyakinkan ku untuk menjual pastel tutup buatanku.

Duduk di sofa kulit sambil memandang foto keluarga yang di pasang di ruang tamu dengan ukuran yang cukup besar, Aku mulai mengamati anggota kelurga tante sonya. Tante Sonya dan Om Henry-suaminya- sedang duduk sambil di apit ketiga orang anak mereka, 2 laki laki dan 1 perempuan. Didi sempat bertemu satu kali dengan Sandra, satu satunya anak perempuan tante Sonya, saat mengantar spikoe dan pastel tutup bulan lalu.

"Di.."

"Eh. Iya tante.."

"Lagi ngeliatin apa Di?" Tanya tante sonya sembari duduk di samping Sofa yang aku duduki.

Aku hanya tersenyum kaku.. "lagi ngeliatin itu foto keluarga tante.. itu Ci Sandra ya Tante?"

"Iya.. itu sandra.. yg sebelah kiri itu anak pertama tante, namanya Harold. Kalau yg sebelah kanan itu anak bungsu tante, namanya Harvey."

Aku menganggukan kepala, "tapi mereka jarang keliatan ya Tan"

"Iya Di.. Harold kan dokter tuh, prakteknya emang di rumah sakit pusat pertamina, di jakarta sana. Kalau Harvey, nerusin usaha si Om kan di jakarta juga, yah sebulan sekali atau dua kali dia pulang ke sini nengokin Om sama Tante. Kalo Harold, kalo pas ada kunjungan ke sini ya mampir, atau om sam tente yg ke jakarta. Cuma Sandra doang yg sering pulang ke surabaya karna kantor suaminya juga punya cabang di surabaya."

"Oh gitu ya tante. Ngomong ngomong, ini nih pastel pesenan tante" ujar Ku sambil mengulurkan bungkusan yang sedari tadi ku bawa.

"Oh iya, nanti uangnya tante transfer aja ya seperti bisa Di." Kata tante Sonya sambil menerima bungkusan dari tangan Didi. "Harvey nih yang paling doyan pastel tutup. Dulu mamanya si Om suka bikin waktu Harvey masih kecil, cuma karna tante gak bisa masak jadi semenjak mertua tante meninggal, gak ada yang bikinin harvey pastel tutup lagi. Pas banget waktu itu kamu kirimin, Harvey lagi di rumah, nyobain dan nyuruh pesen lagi" jelas Tante Sonya dengan tawa yang renyah

"Oh gitu tante? Ini juga resep Oma saya sih. Maaf tante cuma Didi pamit dulu ya, mau sekalian ke kampus ngejar dosen buat bimbingan"

***

Harvey memandang interaksi dua wanita beda generasi itu dari ruang keluarga. Wanita yang maminya sebut sebagai Didi -yang namanya mirip pasta gigi anak anak- ternyata lebih muda dari dugaannya. Dengan celana panjang berwarna biru terang, kemeja katun berwarna merah maroon, sepatu flatshoes dan wajah polos tanpa riasan, wanita itu lbh mirip anak Sma.

"Ngeliatin Didi sampe ngelamun gitu Vey" sahut maminya sambil geleng geleng kepala.

"Itu yang mami blg mau di kenalin sm Harold?"

Maminya itu mengangguk dengan antusias, "gimana menurut kamu?"

"Yah.. masih kecil begitu Mi.. yang ada Harold dipikir pedofil"

"Ngaco kamu. Kakakmu itu gak tua tua banget lho Vey. Masih 3o taunan. Masa di blg kayak pedofil sih" katanya, sambil membuka bungkusan pemberian Didi. Mengeluarkan pastel tutup di loyang kaca kemudian memanaskannya di microwave.

"Trus itu anak umur berapa? Paling 22 Mi atau 23. Lah hampir 10taun bedanya sm Harold."

"Papi mami juga beda 10taun"

"Ya tapi mami kan tinggi. Itu si Didi Didi itu pendek begitu. Tadi aja aku pikir masih Sma lho."

"Kamu ini lho.. dukung Mami kek sekali kali. Kakakmu itu mikirin pacar aja gak pernah. Bawa plg perempuan ke rumah apa lagi. Pusing Mami."

"Lho.. aku ini dukung mami.. cuma ya gak sama yg model begitu.."

"Emg Didi knp sih? Anaknya baik kok, pinter masak lagi. Sopan dan rajin anaknya, cantik juga" maminya menghela nafas perlahan. "Mending lah dari pada pacar pacar kamu itu."

"Lah? Pacar Harvey kenapa? Apa yg salah dari Lisa mi?"

"Ya mami gak suka aja. Gayanya sok tuan putri banget, belom lagi bajunya kayak kurang bahan gitu lho!"

Laki laki itu kembali terdiam. Ucapan maminya memang benar, Lisa-kekasihnya memang kerap berpakaian sexy. Pacar pacarnya hingga kini memang belum mendapat lampu hijau dr sang Mami atau pun kakak kakaknya, menurut mereka pacar pacarnya selama ini hanya mengincar harta yang Harvey punya.

"Pokoknya mami gak mau tau ya, kamu harus bantuin rencana mami buat jodohin Harold sm Didi,"Ujar maminya kemudian. "Mami udh atur semuanya. Begitu Didi wisuda, dia akan kerja di kantor kamu."

"Lho? Kok jadi kantor Harvey?? Mami sebenernya mau jodohin dia sm siapa sih??"

"Ya sama Harold lah! Cuma Didi kan kuliahnya ekonomi, mana mungkin mami suruh jd suster di tempat Harold kerja.."

TBC.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 19, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dunia DiandraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang