Stuck On Past

Chapter 12

Respon yang tak sesuai harapan

||

Irene sudah memikirkan hal ini sejak lama. Ia ingin menanyakan sesuatu yang membuatnya penasran setengah mati. Ia bahkan sudah merancang kalimat yang akan ditanyakannya.

Hari ini, Irene akan menanyakan tentang hal itu. Ia memberanikan dirinya. Ia terus menyemangati dirinya sendiri.

Tapi, ia gugup. Tangannya gemetar.

Ia sudah membuka room chat itu, tapi rasanya jari-jarinya mendadak kaku. Ia masih betah memandangi layar ponselnya yang masih menyala. Ia belum memutuskan untuk mengetik satu kata pun.

It's okay!

Ayo tanyakan!

Ah, bentar dulu.

Oke, tanya aja.

Begitulah yang dikatakan Irene.

Jisung

20.30
Eh
Mau nanya boleh ga?

Irene benar-benar merutuki dirinya yang bodoh. Bukan seperti itu harusnya. Bukan kalimat yang seperti itu. Ini salah.

Tapi apa boleh buat. Ia sudah terlanjur mengirim pesan tersebut. Sekarang, Irene hanya akan menunggu balasan dari Jisung.

Sudah hampir tiga jam, tapi tidak ada balasan. Biasanya, lelaki itu sedang online di jam 8-an. Ia jadi kesal sendiri karena tak kunjung mendapat balasan. Bukan apa-apa, takutnya keberaniannya akan segera hilang dan berujung tak jadi bertanya pada lelaki itu. Padahal ia sudah siap mental untuk hal ini.

--

Sore itu, ia mengecek pesannya apa sudah ada balasan ataukah masih belum. Dan, hasilnya masih sama. Belum ada respon.

Malam harinya, ia kembali pada room chat itu. Masih sama. Tidak ada respon.

Bahkan setelah beberapa hari pun, pesan itu tak kunjung mendapat respon. Di read pun tidak. Miris.

Apa kemarin gue ada salah sama dia atau emang pesan gue ga penting kali ya, pikirnya yang terdengar rendah diri.

Irene mengacak rambutnya frustasi. Tapi, kemudian ia mencoba untuk berpikiran positif.

--

Makin kesini makin ga jelas emg (ㅠ ㅠ)