FINE - Part 1

38.3K 2.3K 905
                                    

Jadi, dulu FINE pernah dipublish, tapi ga tau kenapa tiba-tiba ilang. Nyari filenya, udah kehapus :( Eh sekarang tiba-tiba nongol di draft :') akhirnya aku re-publish :) Ini ff pertama yang dibikin. 

Selamat membaca bagi yang belum baca. Yang pernah baca, selamat membaca lagi :)

No edit-edit lagi~ typo di manamanaa~

🍁🍁🍁

"Aku rasa ini tidak akan bisa berjalan lebih lama. Aku tidak ingin mengurung mu dalam perasaan hampa. Dan aku rasa ini saat nya kita untuk berpisah."

Awalnya hanya memberikan tatapan kaget dan tidak percaya. Matanya menilisik ke dalam mata hitam di depannya. Tidak fokus dan terlihat gusar, hanya menatap ke lain arah tanpa sudi untuk memandang matanya. Dalam hati nya ada rasa bersalah, tapi di lain sisi merasa sedikit senang mendengar pernyataan dari bibir mungil itu. Tapi haruskah ia terima dan menyetujui perkataan laki-laki manis di depannya? Ingin berkata sesuatu tapi-

"Walaupun memang berat. Ya..jujur aku masih berat untuk melepasmu, Jaehyun. Tapi aku melihat kau lebih bahagia jika bersamanya."

Apa ini? Bagaimana bisa laki-laki manis itu berkata demikian? Ini sama saja dengan dia memberikan belati tajam dan menusuknya tepat di dada kirinya.

Bibir pria tampan itu masih kelu, tidak bisa membalas semua perkataan laki-laki manis di hadapannya. Bukan kelu karena ia merasa dicampakkan atau apa, Jaehyun hanya merasa...bersalah.

Cuaca hari ini semakin dingin karena memang Seoul sudah memasuki musim dingin. Terlihat di depan sana ada sekumpulan anak-anak kecil yang sedang bermain di sebuah kotak pasir dengan beraneka ragam permainan. Bibir mungil nya mengulas senyum manis meski matanya masih memancarkan kesedihan yang sangat pilu. Mengeratkan coat coklat muda yang melekat pada tubuh kurusnya.

Saat ini mereka berdua sedang berada di salah satu taman bermain yang berada di pusat kota. Hanya saling berdiri dengan mata sesekali saling menatap.

"Kau bisa pergi sekarang. Aku tidak akan menahanmu lagi untuk--"

"Taeyong!!"

Perkataannya terputus saat laki-laki yang lebih tinggi darinya itu menyebut namanya dengan lembut. Taeyong mendongak menatap langsung mata hitam milik Jaehyun. Rasanya ingin menangis ketika Jaehyun memanggil nya dengan sangat lembut. Ini adalah panggilan yang Taeyong tunggu-tunggu sejak lama. Ya..sejak lama sebelum semuanya berubah.

"Terima kasih untuk 5 tahun ini. Aku tau, aku.....5 tahun bukanlah waktu yang sebentar. Tapi aku minta maaf untuk semua yang telah terjadi. Aku sudah mengkhianatimu, aku sudah memberikan luka pada hubungan kita. Aku tau kau sangat membenciku dan....aku akan terima itu."

Rasanya Taeyong ingin segera pergi dari hadapan Jaehyun saat ini juga. Mendengar pernyataan Jaehyun tentang hubungannya semakin membuat hati Taeyong semakin teriris. Sangat sakit.
Tapi apa, kakinya pun ikut berkhianat. Buktinya saat ini Taeyong masih berdiri tegap di hadapan Jaehyun, menatap Jaehyun pilu seakan ingin memuaskan matanya untuk melihat Jaehyun terakhir kalinya.

Jaehyun yang berdiri di depan Taeyong berbeda dengan Taeyong yang menampilkan wajah menyedihkan. Jaehyun masih mampu memberikan Taeyong senyum manis dengan lesung pipi yang menghiasinya.

Bukankan jika seperti ini Jaehyun terlihat semakin jahat? Bukankah tadi Jaehyun meminta maaf karena sudah mengkhianati Taeyong? Lalu, senyum yang Jaehyun tampilkan untuk apa? Apa untuk membuat Taeyong semakin menderita?

Taeyong balas tersenyum, meski hanya senyum tipis.

"Aku tidak tahu harus berkata seperti apa, Jaehyun. Aku memang membencimu, dan mungkin akan terus membencimu." menahan air mata yang siap keluar dari mata hitamnya, namun Taeyong urungkan. Taeyong sudah lelah untuk terus menangisi Jaehyun.

FINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang