Prolog

9.8K 300 5
                                    

Gelap...

Hanya kegelapan yang bisa kulihat. Tanpa tahu dimana kini aku berada, dan mengapa tempat ini begitu gelap? Aku bahkan tidak bisa mendengar suara selain detak jantungku. Sebenarnya tempat macam apa ini? Mengapa aku bisa terjebak disini?

"Kau sudah datang?" tanya sebuah suara yang entah berasal dari mana? Aku sama sekali tidak bisa melihat keberadaan seseorang selain diriku.

"S-Siapa?" bukannya menjawab aku malah balik bertanya pada sosok yang bahkan tidak bisa kulihat.

Dan secara tiba-tiba aku merasakan seseorang memeluk diriku dengan eratnya dari belakang. Aku bahkan bisa merasakan deru nafasnya yang hangat terasa menyentuh tengkuk ku. Tapi sialnya, kegelapan ini membuatku tak dapat melihat wujudnya.

"Sssstt, tenangkan dirimu sayang. Jangan takut," ucap sosok itu, lagi. Kala menyadari gestur tubuhku yang bergerak gelisah.

Tapi alih-alih menjadi tenang aku justru semakin ketakutan mendengar suaranya yang terasa begitu mistis di indra pendengaran ku. Sebenarnya, tempat macam apa ini? Dan kemana perginya semua orang? Maksudku, seharusnya aku tidak sendirian disini.

"Jangan takut. Aku adalah suamimu, jadi mana mungkin aku menyakiti istriku sendiri." Lagi, ia kembali menenangkan ku. Dan apa ia baru saja mengatakan bahwa aku adalah istrinya? Oh, dia pasti sudah gila. Bagaimana bisa dia berkata begitu, seolah mengenal diriku. Sedang aku saja tidak mengenalnya, jangankan mengenal, bertemu saja aku rasa belum pernah.

"Tidak, kau berbohong! Katakan padaku dimana kedua orang tuaku berada?" bantahku. Aku berusaha memberontak dalam pelukannya. Tapi bukannya melepaskan ku ia malah makin mengeratkan pelukannya.

"Mom! Dad! Where are you? Seseorang tolong aku!" teriak ku histeris. Namun hanya kehampaan yang kudapat sebagai jawabannya. Sial, aku benci situasi yang membuatku tidak bisa melakukan apapun seperti ini.

"Mereka tidak ada disini sayangku, tidak di duniaku. Jadi, percuma saja kau berteriak seperti itu-"

-"Itu hanya akan membuang-buang tenagamu saja." Ia memainkan surai hitam panjangku, berusaha membuatku terfokus pada sosoknya yang tak dapat ku lihat.

Apa maksudnya dengan bicara seperti itu? Duniaku? Apa dunianya dan duniaku berbeda? Jika kedua orang tuaku tidak bisa, lantas mengapa aku bisa terjebak disini? Apa ini... semacam alam mimpi manusia? Jika, iya. Berarti ini semua tidak nyata? Tapi mengapa sentuhan dan suaranya terasa begitu nyata?

"Aku mau pulang, hiks,,, hiks. Aku mau mom and dad. Kumohon, kembalikan aku kepada mereka." Aku mulai menangis sesunggukan dihadapannya, sungguh aku takut dan aku ingin kembali.

Ia menggeram dan menyentuh wajahku dengan kedua telapak tangannya. "Tidak bisa! Tidak, setelah aku mendapatkan mu!" Ucapnya penuh penekanan.

Belum sempat aku mencerna perkataannya ia sudah lebih dulu mengangkat tubuhku ala bridal style. Aku berteriak histeris saat aku merasakan ia membawaku kedalam kegelapan yang lebih pekat. Dan semakin histeris ketika aku merasa seakan melompat jatuh kedalam lubang yang tak berujung. Dimana pun ini, dan siapa pun sosok misterius yang mengaku sebagai suamiku ini, aku hanya berharap aku masih bisa kembali. Pulang ke duniaku, ke rumahku dan kembali bertemu dengan kedua orang tuaku, dengan nyawa yang utuh.

"Lepaskan aku! Hiks,,, aku ingin mom and dad. Aku ingin pulang!" Aku terus berteriak dan memukuli dada bidangnya yang tidak tertutupi oleh apapun, berharap ia akan berubah pikiran dan mau melepaskan ku.

"Kenapa? Apa karena kau tidak mau bersama denganku?" Nada suaranya terdengar sedih.

Ia menurunkan tubuhku dengan perlahan ketika langkahnya sampai pada sebuah ruangan dengan pintu yang tertutup. Ia memegang pundak ku dan mengucapkan sebuah mantra aneh yang membuat tubuhku seakan mati rasa untuk beberapa detik. Pintu terbuka, awalnya tak ada apapun yang bisa kulihat selain kegelapan sampai tiba-tiba ia menjentikkan kedua jarinya, dan BOOM beberapa lilin mulai menyala membuatku dapat melihat cukup jelas.

Sebuah kamar mewah ala kerajaan-kerajaan kuno ada di hadapanku? Sungguh aku mulai yakin bahwa aku sedang bermimpi sekarang? Ia mengangkat tangannya mengusap dengan lembut pipi kiri ku, lalu ia kembali memeluk ku dengan satu tangan yang mengusap puncak kepalaku.

"Jangan pergi... tetaplah disini bersamaku. Aku menyayangimu dan aku membutuhkanmu, my little wife." Tubuh ku berdesir dengan getaran aneh saat mendengar kalimat itu keluar dari bibirnya, seolah memberikan respon pada apa yang dia katakan.

Lalu, semuanya bertambah buruk saat aku merasakan sesuatu yang lembut menyentuh bibirku. Ciuman darinya. Ciuman pertamaku?! Ini terasa aneh tapi saat itu juga aku merasa menjadi begitu gila karena menginginkan hal yang lebih daripada sebuah ciuman. Sial, apa ini semacam tipuan yang dia lakukan padaku? Aku tidak bisa mengontrol apa yang harus aku lakukan. Siapapun tolong sadarkan aku dan pikiranku!

My Ghost Husband [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang