Devano-1

42 2 0
                                    

"MAKSUD LO? GUE SE ESKUL SAMA DEVANO GITU?"

Teriakan itu membuat Bianca yang sedang melamun, menjadi tersentak kaget, ditambah bingung, Mengapa sahabatnya ini sangat sensitif jika ada kata 'devano' di telinganya. Padahal Devano adalah pria yang ganteng nan manis, yang sekarang menjadi most wanted di SMA Kartika.

"Duh sans kali, lo teriak nyelenging banget si di telinga gue!"

Alisha terdiam sedetik lalu mulai berbicara lagi kepada temannya yang kali ini duduk memperhatikan semua protesnya.

"Gue gamau bi pokoknya! gue mau pindah eskul aja kalo gitu.."

Bianca yang mendengar kata kata kepasrahan tersebut mulai menyemangati sahabatnya agar tetap ikut eskul, karna sahabatnya yang satu ini rajin banget bolos eskul. Salah satu alasannya adalah sangat mudah bertemu Devano di ruangan eskul gitar.

"Inget deh al, lo itu pengurus osis di SMA Kartika, masa kalah sih sama ketua geng gong nakal yang gajelas kaya si devano"

Alisha hanya menjawab dengan gelengan kepala lalu mulai beranjak pergi menuju pintu neraka, pintu eskulnya, yang berisi musuhnya selama ini, Devano.

"Semangat deh, jangan cemberut gitu galucu" ucap temannya menyemangati, lagi.

"Iya iya, duluan deh" jawabnya, lalu ia benar benar pergi ke neraka tersebut.

✔✔✔

"Itu gimana ka? gangerti gue tentang gitar-gitaran" keluh Alisha saat melihat kakak kelasnya, David yang memainkan gitar dengan sempurna. Ditambah lagi wajahnya yang gak nahan banget, kalo kata orang orang sih, gitu.

"Sini deh" lalu David membantu. Menunjukan note note gitar yang hanya membuat Alisha bingung, tidak mengerti yang dimaksud David. Kak david ganteng banget, kenapaya bisa?-batin Alisha, hanya itu yang sekarang ada di fikirannya.

Ruangan kali ini sangat berisik, diisi oleh suara gitar yang dimainkan para pemula, menggenjreng genjreng gitar dengan asal. Diikuti suara yang sedaritadi ditunggu tunggu, suara Devano.

"Sorry vid, telat"

Saat mendengar suara tersebut, orang orang yang ada di ruang itupun melihat kearah datangnya suara, ya, itu suara Devano, orang yang sedari tadi ditunggu tunggu di ruangan tersebut. Orang yang sedari tadi dinantikan oleh para cewek-cewek yang ingin modus. Dan orang yang tidak ingin Alisha lihat saat ini.

Suara-suara pun mulai bermunculan dari sana sini.

"eh liat deh, kak devano ganteng banget hari ini"

"widih dilempar tasnya, hypebeast gila"

"apanya yg hypebeast onta"

"orang ganteng telat pasti dimaafin deh"

"nah yg itutuh, ganteng kan!"

"akhirnya dateng juga suamiku"

Dengan malas, Alisha berniat kembali melihat David yang menunjukan beberapa note kepadanya, namun niat itupun terhenti saat Devano menatap ia dengan tatapan licik, Dan dibalas dengan tatapan sengit, mematikan.

"Eh, ada Alisha, tumben masuk, biasanya bolos, baru liat nih." kata Devano sambil mendekat, mengambil gitar yang ada di sebelah David.

Alisha tersenyum dengan senyuman keterpaksaan yg dibuat buatnya, lalu menyapa balik, "Eh kak, sama baru liat".

dan gamau liat -batin Alisha.

"Maksa banget senyumnya, mending gausah"

"Yaallah ka" jawab Alisha sambil memalingkan wajahnya, malas berdebat seperti biasanya.

Eskulpun berjalan lancar seperti biasanya, ada yg cuman numpang duduk liatin Devano main gitar doang, ada juga yang bener bener serius main gitar karna pengen bisa, Alisha salah satunya. Tapi naas, kali ini ia benar benar tidak bisa fokus saat David mengajarinya bermain gitar.

Ruangan menjadi sepi kembali setelah murid murid kembali ke rumahnya masing masing, termasuk murid yang mengikuti eskul gitar. Terkecuali David, ketua eskul yang memang bertanggung jawab mengecek kembali alat alat musik, Devano yang iseng pengen diem dulu di ruangan musik, dan Alisha yang mulai berbicara kepada David sekarang.

"Kak david, line nya off ya?"

Sebenarnya Alisha bertanya karna ada niat tertentu ke David, ya apalagi lah kalo bukan modus modus, tapi sayang, David bukan tipe orang yang gampang peka kalo ditanyain kontak line.

"Iya nih, kenapa al?" jawab David sembari membereskan alat alat gitarnya.

"Enggak, tadinya mau minta buat nanyain lomba, siapa tau ada lomba lomba gitar gitu.."

"Ohh, ntar deh kalo gue udah buat line lagi, gue kasih"

Alisha hanya jawab dengan cara manggut-manggut. Diikuti Devano yang datang lalu berbicara menggoda Alisha.

"Ah, modus kan lo mau pc-pc David, bilang aja kali, lo suka sama David" kata Devano diikuti tatapan liciknya.

Wajah Alisha mulai memerah, kesal, sekaligus takut, malu, ya, kurang lebih gitu lah. Dan dia benar benar tidak menginginkan Devano hadir diantara mereka berdua, karna sudah pasti begini jadinya. "Duh apasi ka, tiba tiba suka aja, orang cuman nanyain lomba, sotoy"

Devano berdecih, diikuti David yang hanya tertawa kecil melihat mereka.

"Hahah, sanslah, ntar gue kasih kok Al. Btw Van, Al, gue duluan ya, mau jemput orang nih, daritadi mara mara mulu"

"Widih siapa nih vid, udah jemput jemput aja" goda Devano saat melihat David yang wajahnya mulai memerah.

"Ada lah, duluan"

Lalu hanya tersisa Alisha dan Devano di ruangan.

"Gue juga duluan, bye" kata Alisha setelah melihat Devano yang tersenyum tipis.

"Abis ketikung main pergi pergi aja"

Mendengar kata tersebut membuat Alisha kembali ke ruangan dan menjawab.

"Dibilangin suka juga enggak!" jawabnya sengit.

"Halah" kata Devano sembari pergi meninggalkan perempuan itu sendirian di ruangan.

untung kakel lo devano, kalo seangkatan udah gue ajak sparing sekarang juga dah, kesel najis lo-batin Alisha, diikuti semua rasa kekesalannya terhadap cowo manis yang sikapnya pait itu.

✔✔✔

jadi gimana?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 29, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Devano.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang