Chapter 2

1.7K 94 8
                                    


Mohon koreksi Typo dan ejaan:)

~Happy Reading~
Jangan lupa Vote

~·~·~·~·~·~·~·~·~♥~·~·~·~·~·~·~·~·~


Stres.
Satu kata yang menggambarkan keadan Ray. Bagaimana tidak? ia harus menikahi seorang gadis yang sama sekali tidak dia kenal bahkan dia baru pertama kali ketemu saat keluarganya itu mengajaknya untuk makan malam bersama di rumah gadis itu.

Dia masih ingat tentang malam itu, malam yang menurutnya itu malam tersial sepanjang masa, malam itu ia dengan terpaksa harus menerima perjodohan itu, malam dimana gadis itu meminta surah Ar-Rahman sebagai maharnya, itu yang membuatnya sangat frustasi.

Bagaimana tidak frustasi? sholat saja dia jarang melakukannya, apa lagi membaca Al-quran, apalagi terakhir kali dia menunaikan kewajibannya itu 3tahun lalu, sebelum seseorang membuatnya seperti ini dan sekarang dia harus menghafalnya untuk dijadikan mahar saat pernikahan itu terjadi.

Disinilah dia bersama dengan Glen, sahabatnya. Setelah satu minggu sejak acara itu, Ray memutuskan untuk pergi kerumah Glen. Dia bingung harus berbuat apa, pasalnya pernikahan itu akan dilakukan sebulan lagi, apa cukup waktu baginya untuk menghafal surah yang diminta gadis itu.

Glen baru saja selesai membuatkan minum untuk sahabatnya itu. Sebenarnya dia bingung, tumben sekali sahabatnya itu diam begini ketika bertemu dengannya.

"Wei bro! ngapa si lu? diem diem bae," ucap Glen mendudukan dirinya disamping Ray seraya menepukan tangannya di bahu Ray.

"Bingung gue. Gue dijodohin,-" ucapan Ray terhenti karena Glen terus saja berbicara tanpa jeda,
"What apa kata lo? dijodohin? sama siapa? cakep kagak tu cewe? seksi ga?" Ray hanya menatapnya dengan tajam. "Hehe.. sorry bro sorry lagian lo bikin gua kaget, lanjutkan- lanjutkan," ucap Glen dengan cengiran konyol khasnya itu.
Ray hanya datar menanggapinya lalu melanjutkan kalimatnya yang terpotong itu.

"Gue dijodohin bokap sama anak dari sahabatnya, awalnya gua nolak tapi ya lo tau sendiri Tuan Irawan Shakeer Athalla itu tidak pernah menerima penolakan dan ya gue akhirnya nerima perjodohan itu dengan sangat terpaksa. Gua ngarepnya si dia nolak, eh malah nerima juga, dan lo tadi tanya dia cantik kaga? ya gue akui dia emang cantik," ucap Ray masih dengan wajah dan nada suara yang flat.

"Terus? seksi kaga tuh cewe? gede ga?," ucap Glen dengan menaik-turunkan kedua alisnya itu.
"Mana gua tau, bajunya aja gamis panjang pake kerudung juga panjang, gimana gue bisa tau?" ucap Ray.

"Gila lo serius bakal nikah sama cewe model gitu? gua ga yakin," Glen menatap Ray tak yakin "Jangan banyak bacot deh lo, mending sekarang lo bantuin gue ngaji,"

Glen yang sedang meminum tersedak. Seketika menatap Ray dengan tatapan tak percaya, apa tadi dia kata? mengaji? yang benar saja, apakah Glen salah dengar?

"Ngapa tuh muka lo, udah jelek jangan dijelek-jelekkin lagi," ejek Ray pada Glen. Glen yang tersadar langsung menjitak kepala Ray "tadi lo bilang apa? ngaji? ngga salah denger kan gue?," tanya Glen tak yakin.

"Bangke! lo ngapa jitak pala gua anjing! dan tadi lo ngga salah dengar, gue emang mau belajar ngaji karena cewe itu minta mahar surah Ar-Rahman ke gue! gila kan?" tutur Ray tanpa henti, seketika tawa Glen meledak. " Lo yakin nyuruh gue buat ngajarin lo ngaji? gue aja ngga yakin sama diri gue sendiri. Gue sama lo kan 11-12, ya walaupun gue sedikit lebih baik dari lo," ucap Glen seraya terkekeh.

Ray menatap Glen tajam, ternyata keputusannya untuk menemui Glen yang berharap akan mendapatkan solusi, SALAH BESAR. Kadang dia berfikir kenapa bisa dia berteman dengan orang macam Glen. Benar-benar species langka yang harus tetap dilestarikan.

"Gini deh, lo masih hafal huruf hijaiyah kan?" tanya Glen memastikan, "em.. sedikit.. mungkin," jawab Ray tak yakin.
"Nah kan! terbukti kalau gue sedikit lebih waras dibanding lo. Lo aja lupa sama huruf-huruf hijaiyah, bisa setaun dah lo baru hafal tu surah sedangkan lo bakal nikah sebulan lagi," tutur Glen tanpa henti dan mengucap kata 'sebulan lagi' dengan penuh penekanan. Ray hanya dapat meringis mendengar apa yang di ucap Glen, benar, apa yang di ucap oleh glen itu sangat benar.

"Gini deh, mending lu sewa dah ustadz buat ajar lu ngaji terus lu juga sering-sering dah puter murotal surah yang bakal buat mahar di handphone lu. Gue jamin dah pas akad lu hapal," saran Glen.

"tumben otak lo encer Glen, thanks masukannya.
Karena gue udah dapet saran, gue balik deh," ucap Ray seraya beranjak dan menepuk bahu Glen lalu melangkah untuk pulang. "Kampret lo," maki Glen.

"Assalamu'alaikum" teriak Glen pada Ray yang baru akan membuka pintu untuk keluar. "Oh iya, Wa 'alaikumsalam" balas Ray terkekeh dan segera menuju mobil.

Glen hanya menggelengkan kepala heran. "Semoga lo bisa lebih baik setelah menikah dengan gadis pililan bokap lo itu Ray dan semoga lo bisa melupakan masa lalu lo itu," ucap Glen yang menatap pintu masuk setelah Ray menutupnya, lalu menghembuskan nafas berat.
·
·
·
.

I hope you're like my story. Xixi

Kamis, 28 Juni 2018

Salam
Meilani NS

Dear ImamkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang