Night

2K 173 31
                                    

Uraraka langsung terbangun dari mimpinya. Air mata telah mengalir membasahi pipi bulatnya itu.

mimpi ini... muncul lagi...

Dengan langkah gontai Uraraka berjalan menuju dapur, membuka lemari pendingin dan berharap ada sesuatu yang bisa ia jadikan cemilan untuk sedikit menenangkan dirinya dari mimpi buruknya itu.

"Kau sedang apa?"

"Lagi cari cemil..."

Tunggu.. siapa yang mengajakku bicara?

Uraraka menolehkan kepalanya kebelakang secara perlahan. Kakinya sudah dalam keadaan siap berlari jika ternyata yang bicara tadi adalah... hantu.

Uraraka menghela napas lega "Ternyata kau Bakugou-kun"

"Kau kira aku siapa, sialan?" Bakugou menjaga intonasi suaranya agar tidak membangunkan yang lainnya.

"Pertama aku kira kau itu..." Suara Uraraka terhenti.

Kalau aku berterus terang, bisa-bisa kepalaku diledakkannya.

"Sudahlah, lupakan saja Bakugou-kun."

"Dasar aneh."

Bakugou mengambil beberapa potong roti dan memanaskan air. Uraraka mendapatkan sebuah apel dan air dingin. Ia pun langsung meletakkannya di meja makan.

Air dingin itu melewati tenggorokan Uraraka dengan cepat, hingga Uraraka merasa kepalanya membeku untuk beberapa saat. Uraraka menoleh ke jam dinding. Jam 1 malam, seharusnya Uraraka masih tertidur pulas jam segitu, mengistirahatkan otak dan badannya dari segala kegiatan sekolah yang melelahkan itu. Tapi apa daya, mimpi buruk yang sudah lama tidak ingin dia liat itu kembali muncul.

"Kenapa kau tidak tidur, round face?

*ps: Round Face artinya muka bulat

Uraraka sudah tidak perduli lagi dengan sebutan 'Round Face' yang Bakugou berikan kepadanya.

"Aku tadi sudah tidur tapi aku mimpi buruk, jadi kurasa malam ini aku tidak akan tidur. Dan kenapa kau belum tidur Bakugou-kun?."

"Kau tak perlu tahu."

"Dan ini..." Bakugou memberikan dua potong roti dan segelas susu hangat kepada Uraraka. "Makan dan minum itu. Aku kebanyakan membuatnya."

"Tidak perlu Bakugou-kun, aku sudah makan apel tadi."

"Kau ini keras kepala." Ucap Bakugou cukup keras. "Makan dan minum saja yang ada didepanmu itu!!"

"I-iya."

Uraraka mulai melahap roti selai yang Bakugou berikan kepadanya. Bakugou kemudian duduk didepan Uraraka.

"Kau tidak kembali kekamarmu Bakugou-kun?"

"Malas."

"Oh."

Uraraka terdiam untuk sementara. Menatap roti yang ada didepannya dengan tatapan kosong. Mencoba menghilangkan sisa-sisa memori otaknya dari mimpi buruknya tadi.

"Hei, kenapa kau melamun, round face?" Bakugou mencubit pipi kanan Uraraka.

Pikiran kusut Uraraka seketika buyar.

"Le-lepaskan Bakugou-kun. Sakit."

Uraraka terus meronta-ronta, memohon kepada Bakugou agar melepaskan tangannya dari pipi gembul Uraraka.

"Kau makan apa sampai benda ini menjadi lebih besar dari badanmu sendiri." Bakugou mencubit kedua pipi tersebut.

"Lepaskan Bakugou-kun."

Uraraka mencoba melepaskan tangan Bakugou dari pipinya, namun tidak berhasil. Bakugou menariknya kesana-sini, hingga sampai akhirnya Uraraka mengaktifkan quirk nya, membuat lelaki berambut  ash blonde itu melayang.

"Turunkan aku sialan."

"Lewhaska ulu fifiku." (Lepaskan dulu pipiku!).

Bakugou melepaskannya, kemudian Uraraka menurunkan Bakugou dengan perlahan.

"Sialan."

"Ma-maaf."

"...."

Mereka berdua saling diam. namun tak ada dari satu mereka pun yang kembali kekamar mereka sendiri.

"Bakugou-kun" Uraraka memulai pembicaraan.

"Apa?" Jawab Bakugou

"Apa aku boleh bertanya kepadamu. Aku tidak ingin membangunkan tsuyu-chan dan lainnya soalnya mereka masih tidur. Jadi.."

"Terserah."

"Apa kau pernah bermimpi buruk Bakugou-kun?." Tanya Uraraka

"Sering."

"Apa itu?"

"Apa aku harus menjawab pertanyaan bodohmu itu." Jawab Bakugou.

"Ti-tidak sih." Uraraka menggaruk belakang kepalanya walau ia tidak merasa kepalanya gatal.

"Oh ya, ini pertanyaan yang ingin kutanyakan dari dulu kepadamu."

"Apa itu."

"Apa kau pernah menyukai seseorang, Bakugou-kun?"

Bakugou tersentak "Jangan tanya aku yang aneh-aneh, bodoh." Teriak Bakugou.

"Jawab saja Bakugou-kun, pernah atau tidak?"

"Aku tidak akan menjawabnya, sialan."

"Ya sudahlah kalau Bakugou-kun tidak mau menjawabnya."

"Bagus kalau begitu."

"Oke, pertanyaan selanjutnya." Wajah Uraraka kembali bersinar.

"Jangan tanya aku yang aneh-aneh lagi, round face!"
.
.
.
.
.
Waktu sudah menunjukkan jam 4 pagi, tanpa terasa sudah tiga jam mereka habiskan waktu bersama. Sudah saatnya mereka kembali ke kamar masing-masing.

"Bakugou-kun."

"Kenapa lagi, huh?"

"Terima kasih telah menemaniku malam ini, aku sangat senang." Uraraka memberikan senyuman kepada Bakugou.

Bakugou tidak memberikan jawaban apapun. Ia berjalan cukup cepat untuk kembali kekamarnya. Begitu pula Uraraka.

Sesampainya dikamarnya, Bakugou langsung merebahkan badannya ke atas kasur. dan meletakkan tangannya keatas wajahnya.

"Dasar." Ucap Bakugou.

Dibalik tangan kekar itu, wajah Bakugou sudah berubah merah padam. Sungguh sangat berlawanan dengan sifat aslinya itu.

...

Fine

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 02, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

You and Me [Bakugou Katsuki x Uraraka Ochako]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang