Dalam diamku ada rasa yang mulai mengadu
Mengucap peribahasa yang bersuara malu-malu
Bahkan di sepertiga malam senantiasa diriku terpaku
Hening dalam kekhusyukan memohon jawab dari-Mu
Tentang rasa yang merindukan fitrahnyaAndai ungkap rasa kini berhak memilih dirinya
Aku ingin kesucian dapat bermekaran sempurna
Ketika dia yang Engkau anggap mulia
Datang melukis kesiapan tuk warnai kesetiaan sejati
Menebarkan bahagia dalam barokah bernama sakinahJika nanti aku harus mengenal ungkap kata cinta
Yang rupanya adalah rasa yang senantiasa ku pinta
Izinkan aku mencintai dia yang pantas aku cintai
Dia yang mencintai-Mu melebihi apa yang dia milikiJika nanti aku harus memahami peribahasa dari kata cinta
Yang rupanya adalah rasa yang senantiasa ku rindukan
Izinkan aku mencintai tanpa harus menghilangkan rasa cinta ku pada-Mu
Tanpa harus menggantikan rasa sayangku pada-MuKarena cinta yang ku ingin tak bisa terungkap agar bisa terlihat
Ia hanya bisa dirasa dalam hati, tersimpan utuh disudut jiwa
Menemani dalam doa yang menyadarkan ku akan siapa pemilik rasaDalam sunyiku, ada angan yang terbang ke angkasa disertai tadahan tangan,
Menjagaku agar nafsu tak menyeretku inginkan cinta,
Mengingatkanku bahwa namamu telah tertulis di Lauhul Mahfudz untukku. . .Kutitipkan DIA dalam rinduku pada-Mu
Kutitipkan CINTA ini pada-Mu
Karena HATI ini milik-Mu
KAMU SEDANG MEMBACA
Teruntuk Pemilik Cinta
Poetrysyair-syair senja yang rindu akan belaian jingga, menunggu dekapan kata yang menyatukan dua langit yang berbeda