A/N: Maaf telat update 3 hari. Authornya lagi sakit 😅
Setelah aku memblokir akun-akun media sosial nya Dave aku jadi lebih fokus belajar. Kenapa gak dari dulu aja sih blokirnya. Tapi tetap saja aku belum bisa melupakan Dave. Entah kenapa aku selalu teringat suara permainan pianonya di benakku.
Hari pembagian raport pun tiba. Aku senang sekali melihat hasil UKK ku. Kali ini nilai-nilai ku kembali bagus seperti biasanya. Aku mendapat peringkat ke-5 di akhir semester ini. Bukan pencapaian yang bagus untukku jika dibandingkan semester-semester lalu yang selalu meraih 3 besar. Tapi semester ini nilaiku pernah turun drastis, jadi wajar saja.
Malam ini adalah malam terakhir ku di sini. Makan malam kali ini terasa berbeda. Kami saling diam. Makananku pun terasa hambar walaupun ini makanan favoritku. Ayah tiba-tiba memecah keheningan, "Rin, maafin ayah ya kalau ayah sering berbuat kasar sama kamu". Aku tersenyum dan menatapnya, "tidak apa-apa yah. Itu semua kan demi kebaikanku juga".
Perasaanku tidak bisa kujelaskan. Perasaan sedih dan senang bercampur menjadi satu. Aku sedih harus meninggalkan orangtuaku. Di sisi lain aku senang dan tak sabar untuk bertemu dengan Dave dan meneruskan sekolahku di negara Jepang.
Aku belum menyelesaikan makan malamku itu. "Apa besok aku akan diantar ayah ke Jepang?", tanyaku. Ayah menggeleng, "tidak, nak. Besok Ryuji yang menjemputmu ke sini. Dia sekarang sudah ada di hotel. Jadi besok bisa langsung berangkat ke Jepang".
Sayang sekali. Padahal aku ingin setidaknya orangtuaku menginap bersamaku di Jepang meskipun hanya satu atau dua malam. "Ryuji orangnya baik kan, yah?", aku takut kalau aku diperlakukan buruk di sana.
Ayahku tersenyum, "tentu saja. Kalau dia bukan orang baik dia pasti tidak akan membantu kita melunasi hutang". Aku tetap saja takut. Tapi mungkin ayah benar. Ah, seharusnya aku tidak boleh memikirkan hal seperti ini.
Selesai makan malam aku beranjak ke tempat tidurku. Aku ragu malam ini aku bisa tidur. Aku membaringkan diriku di ranjang. Mataku terasa pedih. Aku masih belum bisa percaya ini malam terakhir ku.
Kulihat jam di mejaku menunjukkan pukul 23.00, mataku tertuju pada foto masa kecilku. Semua ingatan ketika aku kecil bersama orang tuaku. Air mataku mulai jatuh ketika aku ingat sebentar lagi akan pergi jauh dari mereka.
Tok tok tok. Pintu kamar diketuk, "Rina sudah tidur?" tanya mama.
"Belum, ma. Masuk aja", jawabku. Mama mulai masuk dan duduk disampingku, "kenapa belum tidur?", tanya mama sembari mengambil sesuatu di sakunya. "Belum ngantuk ma", jawabku.Mama mengeluarkan amplop berwarna putih dan menyerahkan kepadaku, "ini, jumlahnya tidak banyak, mama harap kamu bisa bijak mengunakannya".
"Mama ...", aku menerima amplop itu.
Mama menatapku dan tiba-tiba mama memelukku, "eh ada apa ma?" tanyaku."Mama tau ini berat, jangan menangis sayang, lebih baik sekarang kamu tidur, mama tidak ingin besok pagi matamu bengkak", kata mama sembari menghapus air mataku. Aku pun mulai tersenyum.
"Sudah malam. Waktunya tidur. Jangan bilang kepada ayahmu kalau mama memberikannya". Mama mencium keningku lalu keluar dari kamarku.
Rasanya aku masih ingin menangis. Tapi aku benar-benar tak bisa menahan kantukku. Aku mematikan lampu dan menutup mataku, "I hope tomorrow is the start of something beautiful".
***
Sekarang sudah pukul 9. Ryuji akhirnya datang ke rumahku. Dia mengenakan baju putih dan celana panjang hitam. Ayahku menghampirinya dan memeluknya. Ayah juga memanggilku untuk bertemu dengan Ryuji. "Ini anakmu? Sudah besar ya dia", kata Ryuji.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Tribute For You (Hiatus)
JugendliteraturAuthor sedang disibukkan dengan sekolah. Masih belum tau kapan update lagi. Rina merupakan seorang gadis yang suka berselancar di sosial media dan sangat menyukai musik. Dia memanfaatkan sosal media untuk mengetahui musik-musik yang belum diketahuin...