"Mama! Ica pulang!" Teriak Alyssa setelah membuka pintu. Cewek itu melepas sepatunya dan memandang orang-orang di ruang tamunya.
"Ini kenapa, ma? Acara?" Tanya Alyssa kepada ibunya yang sedang berbicara ke seorang wanita bule yang mungkin seumuran dengan ibunya. Sebenarnya, ada perasaan tidak enak tentang kedatangan wanita bule ini kerumahnya. Dan entah itu apaaaaa!!!
Sinta, ibu Alyssa dan wanita bule itu menatap Alyssa sambil tersenyum. Tunggu, sepertinya Alyssa pernah melihat wanita itu. Jangan-jangan... Tuhan, jangan ibunya Adrien, si pengacau nilai dan keselamatan jiwa Alyssa. Yang penting, jika ingin membuat Alyssa gila, suruh Adrien. Anak itu selalu sukses membuatnya gila.
"Oh, Ica udah pulang? Mandi dulu, gih. Terus ganti baju, kesini" suruh Sinta. Alyssa tersenyum dan mengangguk kecil, kemudian bergegas ke kamarnya.
"Aaaaahh!" Alyssa berlari keluar setelah melihat sesosok laki-laki yang sedang berbaring di kamarnya. "Kenapa, Ica?" Tanya Sinta dengan nada panik.
"I-itu, Ma. A-ada Alien!" Seru Alyssa sambil menunjuk-nunjuk Adrien yang menatap heran kepadanya.
Adrien yang sedang berbaring pun langsung melompat dari tempat tidur Alyssa. "Mom, explain about her, please!" Adrien menunjuk Alyssa yang menunjuknya sambil menatap Celine, ibunya. Bagaimana mungkin ia tidur di kamar seorang Alyssa yang notabene musuhnya dalam pelajaran Biologi? Well that's a shit.
Sinta malah tertawa sambil menggeleng. Membuat Alyssa menganga lebar. Bisa-bisanya ibunya hanya tertawa melihat orang asing yang masuk di kamarnya seenaknya? Walau cowok kopet ini bukan sepenuhnya asing baginya. Tapi mereka tidak sangat mengenal. Jijik!
°°°
"Adrien" Harris, ayah Adrien, memanggil anaknya yang sedang memainkan Nintendo Switch sambil berbaring di sofa. Adrien mendengus lalu menaruh Nintendo itu.
"Kenapa, dad?" Adrien menatap iris mata biru ayahnya. "Ingat janji kamu tahun lalu?" Oke, pertanyaan aneh ayahnya ini membuat Adrien mengerutkan keningnya. Mana Adrien ingat tahun lalu janji apa? Makan apa tahun lalu pun gak ada satupun diingat.
"Huh... Adrien. Daddy udah gak ngerti sama kamu. Ingat, tahun lalu kamu berjanji jika nilaimu tidak bisa lebih tinggi dan sikapmu belum baik, daddy dengan mommy terpaksa menjodohkan kamu dengan anak teman daddy" Jelas Harris.
Adrien berpikir sesaat. Astaga! Adrien baru ingat. Saat penerimaan rapor tahun lalu, nilai Adrien jatuh dibawah rata-rata dikarenakan sikapnya di sekolah. Adrien membuat janji dengan kedua orangtuanya, bahwa jika nilai dan sikap Adrien tidak berubah, dengan sangat terpaksa ia harus menikah dengan anak sahabat daddynya itu.
Lama Adrien termenung. Sedikit penyesalan dalam dirinya, kenapa tidak bisa meningkatkan nilai?
"Adrien" Harris kembali membuyarkan lamunan Adrien sambil mengacak rambut pirangnya. "Iya, dad" Adrien menatap daddynya sendu, berharap ada ampunan. Sebenarnya dijodohkan tidak apa-apa. Hanya masalahnya, sekarang ia punya gebetan.
"Gimana?"
"Kenapa gak pacaran aja, dad? Kenapa musti kawin, dad? Jaman udah berubah, dad. Bukan jamannya Siti Nurbaya lagi" Tanya Adrien.
"Haduh, Ien. Pertama, Daddy gak ngikut Siti-Siti kamu itu, yah. Second, karena kalo pacaran besar kemungkinan kamu tidak akan berubah. Dengan kawin, kamu bisa berubah menjadi lebih baik. Dan calonmu nanti cantik loh, bintang sekolah, pintar pula." Jelas Harris.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Love
Teen FictionAlyssa Elizabeth, cewek cantik yang memiliki sederet prestasi akademik di SMA Brawijaya, pecinta buku dan musik, murid kesayangan guru, School Star, tapi dibalik semua itu, cewek ini berisik gak ketulungan (menurut Adrien). Adrien Harold Anderson, p...