Extra part 2

182 9 0
                                    

Velandra Victoria POV

Sekarang, semuanya berjalan dengan baik-baik saja.

Aku sudah resmi menjadi pacar Alex.

Alex, yang telah mengubah hidupku. Alex, yang sudah membuatku lebih berani lagi menghadapi orang banyak. Alex, yang sudah mengembalikan sifatku yang semula. Alex, yang membuatku tidak perlu jaim di depan orang-orang lagi.

Because of him, I changed a lot.

Awalnya, Axel ga terima karena dia tidak tau bahwa calonnya Alex adalah aku. Tapi, setelah aku pelototi dia agar dia tidak marah-marah, dia pun segera terdiam dan ga banyak bacot lagi.

Soal wishes-nya Alex, kurasa wishes-nya benar-benar terkabul.

Belakangan juga, aku baru tau kalau teman-temanku serta curutnya Alex sering mengintaiku dengan Alex. Beberapa bukti bahwa mereka mengintaiku dan Alex pun ditunjukkan berupa video dan rekaman suara.

Dan omong-omong soal Ria, dia masih butuh terapi. Dia masih agak...ehm...gila, mungkin? Tapi intinya, hubunganku dan Vina sudah tidak serusak dulu. Kini, kami berdua pun bersahabat lagi seperti dulu.

Hubunganku dengan keluargaku juga semakin baik. Kini, aku bisa menerima diriku sebagai 'anak luar nikah'. Adikku juga sekarang sudah tidak bawel lagi padaku.

Hubunganku dengan keluarga Alex tentu saja baik. Tidak mungkin hubungan kami rusak.

Dan soal Sheina serta Tiara, mereka bisa menerimaku yang kini statusnya menjadi 'pacar Alex' karena dijodohkan.

Karena pada akhirnya, semua berakhir baik-baik saja. Seperti pada awal, semuanya baik-baik saja.

Dan yang membuat semuanya menjadi rumit hanyalah takdir. Takdir membuat kami semua menjadi rumit.

Tapi, aku bersyukur pada takdir juga.

Karena takdir yang menyatukan aku dengan teman-temanku. Karena takdir yang menyatukan teman-temanku dengan teman-temannya Alex.

Karena takdir yang menyatukan aku dengan Alex.

Dan itu pun sudah cukup bahagia.

###

??? POV

"Kita sukses, Yun."

Aku berbalik dan tersenyum tipis. "Ya, kita sukses dan kelakuan anakmu itu sama saja seperti dirimu waktu masih SMA. Bahkan sekarang pun, kelakuanmu masih sama dipengaruhi oleh Shandra."

"Setidaknya, untuk saat ini, aku masih bisa mengendalikan diriku di hadapan Shandra."

"Kamu tau, anaknya Shandra itu sama gilanya dengan Shandra?" tanyaku datar sembari berjalan mendekati cowok itu.

"Ya, aku tau."

"Lalu, apa yang akan kamu lakukan dengan anak yang sebelas-duabelas dengan Shandra itu?"

"Aku akan mengirimnya ke luar negeri. Mungkin ke Jerman, sama seperti Shandra," katanya sambil tersenyum.

"Asal kamu tau, menghadapi anaknya Shandra tidak semudah menghadapi Shandra. Dengar-dengar, anak itu termasuk anak yang pintar di sekolah ini," kataku memperingati cowok di hadapanku.

"Aku tau. Tapi anakku dan anakmu itu jauh lebih pintar daripadanya," katanya dengan nada yang sombong.

"Jangan sombong dulu," kataku ketus. "Buktikan dulu kamu bisa. Dan omong-omong, jangan sampai hubungan kita, Celine, dan Florence diketahui sama anak kita."

"Pastinya," katanya lalu merangkulku. "Rupanya sifatmu yang dingin itu menurun pada anakmu ya."

"Memang. Dan sifatmu yang gila itu menurun pada anakmu juga."

{#MGF1} My Girl Friend My Soulmate--CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang