"Lo udah praktekin?" setibanya ke ruangan, Sadam sudah meluncurkan pertanyaan pertamanya pada Arga.
Cowok yang sedang memandang pemandangan diluar jendela itu mendesis pelan, "lo nggak bilang kalo harus gue yang bayar!"
"Emang lo praktekin apaan sih?" Ilham penasaran dengan pembicaraan mereka.
Sadam pun dengan senang hati memberitahu, "Arga nanyain gimana caranya bikin cewek berhenti nangis, yah gue saranin ajak dia makan aja-"
"Ouh.." potong Ilham seraya tertawa geli, "terus lu suruh dia bayar sendiri gitu, Ga?"
Arga tidak menjawab. Ekspresinya saja sudah mampu memberikan jawaban pada Ilham.
"Kaku bener lo!" tukas Ilham langsung seraya memukul bahu Arga pelan.
Brakk!!
Seseorang menggebrak pintu ruang osis, mengejutkan ketiga orang didalamnya itu. Tak lain Romeo datang dengan nafas memburunya.
"Gue punya berita besaaaarrr!!" katanya berlebihan.
Sadam pun dengan bangga, "gue juga punya berita besar dong!"
"Siapa dulu yang harus kita dengerin nih?" Ilham melirik Arga yang menanggapi kedua temannya datar.
"Terserah."
"Suit aja!" ujar Ilham agar lebih adil.
Kedua orang itu melakukan gunting kertas batu, dimana Sadam langsung berjingkrak karena mengalahkan Romeo.
"Awas aja lo kalo berita lo nggak penting!" Romeo jadi kesal sendiri, kadangkan Sadam itu nggak guna.
"Sabar." Ilham menengahi keduanya.
Sadam berdiri ditengah mereka, "beritanya adalah..Arga kemarin ngedate!"
Ilham dan Romeo langsung memandang Arga takjub, "Alhamdulilah, kirain lo nggak normal.." kata mereka bersamaan.
"Tahu darimana lo?" Romeo belum terlalu yakin, meski raut wajah Arga sudah jelas terlihat ketus karena topik pembicaraan mereka.
"Kemarin, dia nelpon gue gimana cara bikin cewek berhenti nangis."
"Ouh yang tadi.." Ilham masih mencerna informasi itu. "Tapi Arga gagal paham sama ide Sadam." lanjut Ilham menyenggol Romeo.
"Wkwkwk.." Romeo tertawa seraya memegangi perutnya geli. "Ga, kalo lo minta saran sama yang berpengalaman kaya gue, kaya Sadam kan sejenis sama lo! Wkwkwk.."
"Ck, gue nggak ngilmu sama playboy yah!" tukas Arga ketus.
Tawa Romeo pun berhenti dengan senggolan peringatan dari Ilham. Berhentinya Tawa Romeo memang tidak meredakan kekesalan Arga, "berita kita berhubungan bro!" tukas Romeo menarik perhatian ketiganya.
"Apaan dih?" Sadam pun mendekat.
"Arga jadian sama Veyla-Anindya!"
Sratt,,
Arga jatuh dengan refleks dari meja yang didudukinya, Ilham dan Sadam pun tidak kalah terkejutnya.
"Woaahhhhh!!! Gue inget, dia sekelas sama Lusiana kan?"
Romeo mengangguk cepat mengiyakan Ilham.
"Yang mana sih gue nggak tahu?" Sadam kebingungan sendiri.
"Yang dikantin pernah lo tanya, apa dia suka sama Arga, inget?" Romeo Setia mengingatkan.
Sadam menggeleng. "Gue nggak pernah tuh ke kantin selain makan."gumam Sadam pelan seraya mengurut kening.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Prince Ice And I
Подростковая литератураCerita tentang penyesalan, rahasia, ketertarikan, dan pandangan tentang cinta. ______________________________ Arga Irawan seorang senior cakep juga menawan. Merupakan the most wanted sekolah, yang sulit diincar. Dengan julukan "Prince Charming "...