Author pov
Arsya selalu memikirkan apa yang diucapkan oleh Lala, ada benarnya juga apa yang dikatakan Lala. Tapi Arsya, Arsya tetap pada kata hatinya untuk bertahan. Hari itu Arsya berbeda dengan Arsya yang biasanya ceria bersama teman temannya. Disatu sisi ada sebuah keinginan yang ingin diceritakannya kepada ketiga sahabatnya itu, tapi disisi lain Arsya tidak ingin sahabatnya berdebatnya hanya karena Arsya.
"Sya, yuk ke kantin udah bel noh. "
"Hmm. Nggak deh Vel gue dikelas aja. "
"Sya, lo kenapa sih? Gue yakin ada yang lo sembunyiin. "Dari pagi tadi Caca sudah merasakan ada yang aneh dengan Arsya, Caca meyakini bahwa ada yang disembunyikan Arsya dari nya.
"Eh iya Sya kan besok ada tugas kelompok yang harus kita kumpul. Malam ini kita nginap dirumah lo ya Sya. "
Seketika ucapan Vellan membuat Arsya membulatkan matanya. Tidak seperti biasanya Arsya kaget saat mendengarkan ucapan seperti itu. Ya, mereka memang biasa nginap dirumah Arsya saat libur ataupun saat ada tugas yang menurut mereka harus mereka selesaikan bersama.
"Sya? Gimana?. "
"Sya? Biasanya juga kan kita nginap dirumah lo kalau ada tugas gini. "Arsya masih terdiam memikirkan bagaimana mungkin mereka nginap dirumah Arsya saat Leon juga nginap disana? Dan sekarang apa yang harus dijawab dengan gadis berparas anggun ini? Apa Arsya akan menceritakannya kepada 3 sahabatnya ini?
~tinggg
Sontak Arsya tersadar dari diamnya saat mendengar bunyi dari ponselnya.
Leon. 12:35
Sya ntar gue jemput lo, gue udah bilang ke mami. Jangan kemana mana sebelum gue datangArsya. 12:37
Haaa? Gila ya lo? Nggak ah, jangan tunggu aja gue disimpang sebelum sekolah gue.Leon. 12:38
Loh? Kenapa Arsya?Arsya. 12:38
Udh ikutin aj kt gue."Guys, maaf banget tapi gue nggak bisa. Malam ini gue harus ikut mami ke Puncak. "
Yaallah maafin Arsya ya Allah Arsya harus bohongin sahabat Arsya. Maafin Arsya ya Allah.
"Yaudah Sya kalau gitu next time aja. "
"Hmm maaf ya guys. "
"Iya Arsya, santai aja kali."Jawaban sahabatnya yang begitu mengerti membuat Arsya tambah merasa bersalah.
***
Bel masuk pun berbunyi, mereka segera kembali duduk ditembat masing masing. Tanpa ke kantin untuk mengisi perut mereka pun melanjutkan pelajaran mereka.
"Selamat siang anak anak. "
Ya, sekarang buk Sekar guru Bahasa Indonesia sudah hadir di Kelas.
"Arsya, bagaimana dengan persiapan untuk lomba membaca puisi minggu depan?. "
"Alhamdulillah buk Arsya sudah siap untuk lomba minggu depan."Ya, minggu depan adalah hari yang paling ditunggu oleh Arsya karena dihari itu tepat tanggal 19 November Arsya harus hadir untuk membawa nama sekolahnya diperlombaan puisi tingkat provinsi.
Ditanggal yang sama juga Arsya bertemu dengan Leon 3 tahun yang lalu, berawal dari perlombaan puisi tingkat provinsi yang mereka ikutin untuk mewakili sekolah mereka masing masing. Saat itu Leon dan Arsya bertemu dan berbincang ketika mereka bertemu di belakang panggung.
Flash back on
"Arsya, ini Leon yang akan berkolaborasi sama kamu nanti. " Ucap pak Budi memperkenalkan Leon sebagai partner Arsya.
"Hai. Nama gue Arsya. "
"Hai, gue Leon. Senang bisa bertemu sama lo."Beberapa menit mereka berbincang, dan mereka pun sudah menampilkan kolaborasi mereka dipanggung.
"Duh Le, kita kan tadi latihan cuman beberapa menit saja, gue nggak yakin deh Le kalau tadi kita berhasil"
"Arsya, pembawaan lo tadi itu bagus banget gue akuin Sya. Dan gue yakin kita pasti berhasil. Lo nggak usah takut ya. "
"Hmm. Oke. "
"Oh iya Sya catat id line lo ya disini. "
Pinta Leon sambil memberikan HP nya kepada Arsya.Flash back off.
Karena puisilah Arsya bisa bersahabat dengan Leon. Dan Arsya ingin memberi kabar ini nanti kepada Leon, bahwa saja Arsya kepilih lagi untuk mewakili sekolahnya.
.
.
.
.
.
.
Terimakasih guys yang udah baca. Jangan lupa bintangnya ya 😇
KAMU SEDANG MEMBACA
tulus
Подростковая литератураLeon, pria yang sudah 3 tahun hadir di hidup gue namun tak mengerti artinya di hidup gue. Gue selalu berharap Leon jadi milik gue, tapi disisi lain gue gak bisa memaksakan hatinya. Ya, selama ini dia cuman anggap gue adek yang harus diajaga. happy...