The Truth Untold

127 26 3
                                    

"Manusia mempercayai sebuah kebenaran-"

"Apa itu?"

"Kehidupan adalah perihal waktu, seperti sebuah pertemuan yang akan diakhiri dengan perpisahan."

"Seperti-"

Terdengar suara decitan pintu terbuka, "Jimin-ah, cepat berkumpul! Pesawat kita sebentar lagi," kemudian pintu tertutup kembali dan kedua insan yang tengah serius hanya terkikih geli, "Taehyung-ah, sebaiknya kita cepat".

~~~~~~~

Seokjin kembali ke ruangan dimana yang lainya berada, menempatkan diri di antara Namjoon dan Hoseok, "dimana Jimin?" tanya Hoseok tanpa mengalihkan pendanganya dari ponsel, "dia sedang membaca buku sendirian, entah-"

"Apa maksud Hyung sendirian? Aku dengan Taehyung," kepergian Jimin pun meninggalkan kesunyian dan pilu yang mendalam bagi mereka. Tanpa disadari sang Kakak tertua menitihkan air matanya, bahunya yang tegap tertunduk lesu dan berguncang. Namjoon berusaha tegar deminya, dia merengkuh kemudian menunjukan gesture bahwa semuanya akan baik - baik saja, "kita semua berjanji akan berusaha yang terbaik demi Jimin, ayo! Pesawat Kita sudah menunggu,"

~~~~~~~

Mereka tiba di Tokyo dan disambut dengan udara yang sangat dingin di akhir tahun, tentu saja malam Natal dan Tahun baru sebentar lagi akan meramaikan kota ini, "Yoongi, setelah mandi bantu Aku menyiapkan makanan,"

Sekitar setengah jam kemudian, meja makan sudah dipenuhi dengan berbagai macam hidangan khas Negeri Gingseng, Korea. Mereka makan dalam damai, meski akhirnya ada beberapa candaan terselip. Setelahnya pun mereka menikmati waktu dengan secangkir kopi demi menghangatkan tubuh mereka yang kedinginan.

Keesokan paginya, mereka menikmati waktu mereka di berbagai sudut Kota Tokyo. Menikmati setiap hidangan khas Jepang, membeli beberapa pernak - pernik dan tentu saja mengambil beberapa foto sebagai kenangan. Semua mereka lakukan dengan bahagia meskipun pada malam harinya mereka harus berperang dengan rasa lelah.

~~~~~~~

"Merry Christmas!!" ucap mereka bersamaan disusul dengan suara gelas yang saling beradu. Malam itu semua larut dalam kebahagian perayaan Natal yang sudah cukup lama tidak mereka lalui bersama lagi, "Hyung, aku ingin melihat hasil foto Kita selama disini," tanpa balasan Yoongi segera ke kamar dan kembali dengan sebuah kamera ditanganya, "ini," yang langsung diterima oleh Jimin.

Begitu banyak momen kebahagiaan yang ditangkap oleh kamera Yoongi, dititik ini Jimin mengakui bahwa Kakaknya itu benar - benar berbakat dalam photography, namun ada hal yang mengganjal hatiya saat melihat semua foto - foto itu, "Hyung...", Yoongi segera menaruh perhatianya pada Jimin, "dimana Taehyung? Kenapa tidak ada satupun wajah Taehyung disini? Ah...mungkin di kamera Jungkook," Jimin meninggalkan Yoongi dan Hoseok yang mencuri dengar dalam kediaman yang menyayat.

"Berikan kameramu!" Jimin meminta kamera yang ada ditangan Adiknya dengan sedikit nada yang tidak sabar, "Cepat! Aku ingin melihat foto Taehyung!" dan kemudian Jungkook membisu, dia menatap setiap pasang mata yang kini menatap ke arahnya dengan sorot yang tidak bisa dijelaskan.

"Hyung-, itu sebenarnya..."

"Apa? Cepat berikan kameramu!" mendengar nada Jimin yang semakin tidak sabar membangkitkan kesadaran mereka, bahwa inilah saatnya, inilah waktu terbaik mereka untuk mengakhiri semuanya, untuk kembali dalam kehidupan dan realita.

The Fiction Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang