8.Curhat

405 26 0
                                    

"Langit." sapa seseorang dibelakang Langit. Langit menoleh beberapa kali ia mengerjapkan matanya

"Loh gak salah liat?" gumam Langit.

"Kok malam malam begini jalan sendiri?" tanya seseorang tadi.

"Iya nih, baru pulang kerkom dari rumah Keysha." jawab Langit.

"Aku anter pulang yuk, udah malem gak baik kalau kamu jalan sendirian." ajak Alan.

ia menunjuk motor satria biru dipinggir jalan, "Tuh motor aku, tadi lagi nongkrong sama teman lama"

Langit tersenyum tipis, "Gak usah Lan, aku bisa pulang sendiri."

Ada sebuah kelegaan pada hati Alan, setidaknya Langit sudah tak sekaku awal Ia bertemu dikantin Beberapa hari yang lalu.

"Jangan ngebantah Lang." Alan menarik pergelangan tangan Langit menuju motornya yang terparkir didepan warung.

"Gue duluan ya biasa mau anter bidadari pulang." ucap Alan pada teman temannya yang masih mengobrol diteras warung.

Ucapannya barusan sukses membuat jantung Langit berdetak lebih cepat, dan membuat pipinya merah seperti kepiting rebus.

"Iye hati hati mas bro. Awas liat jalan jangan liat spion mulu," gurau salah satu dari mereka.

"Ahaha iya lah tenang." sahut Alan.

Mereka berdua pun meninggalkan warung tersebut.

*************

Flashback on...

Langit pov.

"Assalamualaikum, Bun." sapa ku pada Bunda yang sedang sibuk di dapur.

Bunda tersenyum padaku lalu menjawab salamku,

"Waalaikumsalam cantik, sini bantu Bunda buat cake kesukaan Ayahmu,"

"Bun kok akhir akhir ini ayah telat pulang mulu ya?" tanya ku pada bunda.

"Iya sayang, mungkin dikantor Ayah lagi ada trouble makanya sering pulang larut malam." sahut Bunda, aku pun memberikan loyang berisi adonan dan sudah ku hias.

"Gimana kalau kita kekantor ayah Bun? Setelah cakenya matang." usulku dan langsung disetujui bunda dengan anggukan.

30 menit kemudian..

TING...

"Bun, Oven-nya sudah bunyi. Langit matikan ya?" teriak ku pada bunda yang berada dikamarnya.

"Iya Nak matikan saja Bunda akan shalat lalu kita pergi sama sama kekantor Ayah." sahut Bunda ku dari dalam kamar.

Aku memasukan cake itu kedalam mika khusus kue sembari menunggu Bunda ku selesai shalat.

###

Setibanya dikantor Ayah ku, Bunda langsung menuju meja resepsionist,

"Selamat sore mba, apa Bapak ada diruangannya?" tanya bunda.

"Sebentar, Bu." jedanya tak lama kemudian ia tersenyum pada Bunda, "Ada Bu silahkan Tapi sepertinya bapak kedatangan tamunya bu."

"Iya tak apa mba. Kami akan menunggu diatas permisi." kami pun segera menuju ruangan Ayah dengn menggunakan Lift.

Setelah tiba didepan ruangan Ayah, belum sempat aku mengetuk pintu, samar samar aku mendengar percakapan Ayah dan tamunya itu.

"Mas, seharusnya kamu tidak menikah dengan wanita itu!" bentaknya pada Ayah.

PLAK...

Oh tidak ayah menampar tamunya.

"Kenapa mas? Kenapa kamu menikah dengan dia tanpa persetujuan dariku?"

Langit (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang