Kucing Hitam dan Sepucuk Asphodel Putih #3

1.4K 227 16
                                    

<<Prev

"Tidak, Tae---" lirih Yoongi. Sangat lirih hingga hanya dirinya yang bisa mendengar.

Dilihatnya dengan kedipan mata mengusir pening, bayangan hitam itu menarik adiknya. Membawa adik kecilnya yang berharga dengan langkah dipaksa cepat; terseret pasrah.

Dan yang Yoongi bisa lakukan hanyalah berharap Taehyung tetap baik-baik saja.

Harapan semu yang diucapnya sebelum kesadarannya benar-benar direnggut hitam yang melemahkan.

.
.
.

.
.
.

Yoongi terbangun dengan kepala luar biasa pening. Rusuknya terasa kaku, seakan-akan bisa patah kapan saja karena terlalu lama menempel dengan lantai yang dingin.

Wajah itu luar biasa pias. Di balik peningnya yang kian mengabur, tersebut berulang satu nama.

Taehyung, adiknya. Di mana dia?

Yang Yoongi ingat, sekelebat bayangan hitam besar menyeret adiknya pergi. Adik kecilnya yang sangat ia lindungi, kini entah di mana keberadaannya.

Beberapa kali ia mencoba bangkit, namun persendiannya benar-benar kaku. Terlampau sulit digunakan untuk menumpu bobot tubuhnya yang berat.

Yoongi butuh bantuan.

Siapa pun itu, ia berdoa agar seseorang segera datang membantunya menyelamatkan Taehyung.

Dan entah keberuntungan macam apa yang diterimanya, ketukan pintu tiba-tiba sampai pada pendengaran, disambung suara seseorang yang terus memanggil-manggil namanya.

"Yoongi-ya, kau di dalam? Ibuku memasak sangat banyak hari ini, ia memintaku mengantarkan dua porsi untukmu dan adikmu."

Itu Namjoon, sulung dari keluarga Kim, tetangganya yang baik hati dan pengertian.

"Yoon?"

Sungguh, Yoongi akan berteriak sekarang juga jika suaranya bisa keluar.

"Ah, atau kusimpan di depan pintu saja ya?"

Tidak, Yoongi mohon jangan pergi.

"T-tolong," lirihnya berusaha terdengar.

Jarak dirinya saat ini memang tidak terlalu jauh dengan pintu kayu yang menghubungkan rumah dalamnya dengan dunia luar.

"Yoon? Apa barusan itu kau?"

Terdapat jeda sebelum akhirnya Yoongi sanggup menjawab dengan suara lebih keras dari sebelumnya.

"Joon-ah, pintunya tidak dikunci, tolong aku sekarang juga!" Sayang, suara itu masih terdengar sangat parau dan tidak jelas. Beruntung, Namjoon cukup pandai menilai situasi.

Tidak butuh menghitung detik, Namjoon sudah membuka pintu itu, menengok pelan ke dalamnya. Saat ia lihat Yoongi tergeletak tidak jauh dari ambang pintu, Namjoon segera menghampiri.

"Astaga, apa yang terjadi?"

Tanpa menunggu Yoongi menyuarakan penjelasannya, Namjoon merangkul tubuh kurus tetangganya itu ke atas sofa lapuk di sana.

"Jangan dulu banyak bicara!"

Lalu Namjoon berjalan cepat ke dapur, kembali dengan membawa segelas air hangat yang memang sudah ia hafal letak sumbernya. Mereka lumayan dekat karena sudah bertetangga dan berteman sejak kecil, karena itu Namjoon merasa bebas berkeliaran di rumah Yoongi. Pun penggunaan honorifik tidak pernah berlaku di antara mereka.

"Minum dulu, baru jelaskan padaku."

Selesai meminum air yang diberikan Namjoon dalam sekali teguk, Yoongi mengucap terima kasih singkat dan segera menjelaskan apa yang harus ia jelaskan.

"Joon-ah, kau mungkin tidak percaya jika kuceritakan semuanya, tapi Taehyung diculik."

"A-apa? Bagaimana bisa? Lalu mengapa kau bisa kutemukan tergeletak di lantai seperti tadi? Kau baik-baik saja 'kan?"

"Aku tidak bisa menjelaskan itu, aku bahkan tidak ingat sudah berapa lama terbaring di lantai. Kau tidak akan percaya, tapi bisakah kau membantuku mencari Taehyung?"

Tanpa berpikir panjang, Namjoon mengangguk. Sebenarnya ia ingin bertanya, kenapa ia harus tidak percaya? Sebenarnya apa yang terjadi? Namun, Namjoon memilih membantu Yoongi tanpa banyak bertanya.

"Tentu, tapi kita akan mencari Taehyung setelah kau makan."

"Joon--"

"Kau takkan bisa menyelamatkan adikmu dengan kondisi seperti ini, Yoon, lihat?"

Dan Yoongi hanya menurut kemudian. Tidak bersedia membuang lebih banyak detik hanya untuk berdebat seperti orang bodoh. Yoongi tahu, dirinya butuh makan untuk mengisi energinya.

Sesaat, beberapa pertanyaan kembali terlintas di pikirannya. Bagaimana dengan Taehyung? Apakah adiknya itu sudah makan? Apakah ia masih baik-baik saja?

Setelah makan dan meregangkan ototnya yang kaku, pencarian pun dimulai.

Taehyung itu tidak bodoh, anak itu tentu saja meninggalkan jejak. Di bawah pohon dekat pagar halaman rumahnya, Yoongi menemukan sebuah foto. Terapat seorang anak laki-laki dan seorang wanita tua di foto itu. Foto itu terlihat sudah sangat lama jika dilihat dari kertasnya yang menguning. Di baliknya, terdapat sebuah nama dan nomor yang juga dituliskan dengan tinta tua.

"Kupikir laki-laki di dalam foto ini bisa membantu kita," ujar Yoongi sangat yakin.

"Dan apa yang membuatmu sangat yakin laki-laki ini bisa membantu?"

"Karena neneknya yang membawa Taehyung, adikku."


---- t b c

Please, Stop It Now!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang