BAGIAN SATU

72 12 6
                                    

Selamat membaca ❤

***

"pagi bunda" sapa Zahra kepada Mira, bundanya

"pagi juga. Udah selesai? Adikmu mana?" tanya Mira yang sedang meletakkan makanan di meja makan.

"tuh masih di kamar" jawab Zahra dengan santai

Kemudian Zahra duduk di meja makan untuk sarapan dan di sana juga sudah ada Wirawan, ayah nya yang sedang menyesap teh dan bersiap untuk makan. Sedangkan bunda nya pergi ke kamar Bunga, adiknya yang selalu saja terlambat setiap ingin berangkat ke sekolah.

"huhh yang ada gue selalu kena hukum di sekolah gara-gara dia" gumam Zahra pelan dan hampir tidak ada yang mendengar.

Karna Wirawan tidak jauh dari Zahra dia mendengar Zahra menggerutu tapi tidak jelas.

"kenapa ra?"

"ehh gak ada kok yah" jawab Zahra

"adek kamu udah siap belum? cepat panggil dia" suruh Wirawan kepada Zahra

"ADEKKKK CEPAT ELAHH.. LO MAU SEKOLAH ATAU GAK SIH" Zahra berteriak saja dari meja makan karna dari tadi adeknya itu belum selesai. Padahal bel berbunyi sebentar lagi.

"IYAAA.. BAWEL LO SERAH GUE MAU CEPAT ATAU GAK" balas Bunga tak kalah keras nya.

"ishhh gak bisa cepat apa. Dari dulu sampe sekarang harus bareng ama dia trus terlambat lagi. Mau di taro mana muka gue" gerutu Zahra kesal

"udahlah cepat makan. Nanti kita tinggalin aja kalo adek kamu lama" balas Wirawan

Zahra tetap saja tidak tenang mau bagaimana pun mereka akan tetap berangkat bersama dan ayah nya tidak akan ninggalin adek nya itu.

"sayang cepat dong. Ini udah mau terlambat lho" ucap Mira lembut yang berdiri di pintu kamar.

"iya bun. Bentar lagi" balas Bunga

Kemudian Mira turun ke lantai bawah menuju meja makan untuk menemui suami dan anaknya yang satu itu.

Sedangkan di lain tempat yaitu di sebelah kamar Zahra dan Bunga, Raja, abang nya tengah tertidur pulas. Kebo dasar.

Fyi, Zahra mempunyai dua orang saudara yaitu abang dan adiknya. Zahra dan Bunga sekamar berdua sedangkan Raja sendiri di kamar sebelah. Kamar mereka di lantai dua sedangkan orang tua nya dilantai satu. Rumah mereka tidak besar dan hanya memiliki tiga buah kamar tidur, dapur disertai meja makan, ruang tamu, dan ruang keluarga yang tidak terlalu besar. Tapi bukan berarti keluarga nya tidak mampu bahkan keluarga nya berkecukupan.

"yah, ayo" ajak Zahra kepada Wirawan

"ayo. Panggil adek mu cepat"

"hufft.." Zahra hanya bisa menghela napas karna dari dulu hingga sekarang dia selalu bersama adek nya berangkat yang berakibat terlambat.

Ayah nya selalu mengantar mereka ke sekolah karna Zahra belum diperbolehkan membawa kendaraan sendiri ke sekolah. Katanya tunggu dapat SIM dulu. Dan untuk kesekian kalinya ia bakal terlambat lagi. Kadang juga tidak terlambat tapi hanya 2 menit sebelum bel berbunyi. Apaan cuma 2 menit doang sama saja. Tapi itu sangat berpengaruh bagi Zahra karna 2 menit pun dia tidak akan dihukum.

***

Tiba di sekolah, Zahra langsung pamit pada ayahnya dan masuk ke kelas. Beruntung. Kali ini dewa yunani berpihak padanya karna bel akan berbunyi 5 menit lagi. Tidak biasanya memang mungkin karna ayahnya sedikit ngebut tadi.

Belum sampai Zahra masuk ke kelas tiba-tiba ada yang memanggil nya

"Zahraaaaa"

Listen to Your HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang