20

93 6 0
                                    

"Jatuh cinta padamu memang benar-benar membuatku jatuh dan terluka. Tapi demi kebahagiaanmu, mungkin aku bisa menutupi lukanya."

4 tahun kemudian...

Aku menyimpan binder dan alat tulisku dengan terburu-buru begitu melihat dosenku mulai menyimpan buku dan beberapa berkasnya ke dalam tas.

Setelah kelasku berakhir, aku bergegas ke luar ruangan dan menikmati sejuknya angin sepoi-sepoi sore ini sebelum pulang ke rumah. Aku memutuskan untuk duduk di bangku kayu di bawah pohon yang cukup rindang sambil memperhatikan banyaknya orang yang berlalu-lalang disekitarku.

Kini, aku sudah melanjutkan studiku ke sebuah Universitas bergengsi di Surabaya sebagai mahasiswi kedokteran. Sebenarnya tidak banyak yang berubah dariku. Aku masih sama seperti dulu, mungkin yang berbeda hanya kecantikanku yang semakin terpancar. Skip.

Rambutku sudah tidak panjang lagi seperti saat aku duduk di bangku SMA. Aku memutuskan untuk memangkas rambutku hingga sebahu sebagai bentuk dedikasiku kepada narasumber pengidap kanker otak yang pernah kuwawancarai. Sungguh, dalam jangka 4 tahun saja, banyak perubahan dan pengalaman sudah kulalui.

Walau begitu, aku masih berpacaran dengan Dafa. Dia kini bekerja di sebuah perusahaan IT yang sangat terkenal. Selain keahlian bermusik yang turun dari orang tuanya ditambah kecerdasannya dalam berorganisasi selama masa sekolah, aku tidak tahu bagaimana masa depan bisa membawanya ke sebuah kantor bergedung tinggi dengan bahasa pemograman komputer yang tidak bisa kumengerti.

Sama seperti pasangan ABG lainnya, tentu saja aku dan Dafa sempat putus nyambung. Dulu, aku bahkan pernah bertengkar hebat dengannya hanya karena dia mulai sibuk sebagai siswa kelas 3 SMA yang akan segera ikut ujian, dan tentu saja saat itu dia mulai mengabaikanku.

Aku bahkan bertengkar karena hal-hal sepele seperti sepatu warna apa yang harus ia pakai, makanan apa yang harus kami beli, atau pakaian apa yang harus aku kenakan.

Mengingat itu, aku hanya tersenyum kecil membayangkan betapa polosnya kami dulu.

Sehebat-hebatnya pertengkaran antara aku dan Dafa, toh kami kembali berbalikan. Aku dan Dafa tentu saja saling mempertahankan.... walau hanya untuk saat itu.

Sejak aku mulai melanjutkan studiku ke perguruan tinggi, Dafa mulai mengurangi frekuensinya bertemu denganku, bahkan menghubungiku.

Awalnya, dia beralasan karena jam kerjanya yang padat. Tentu saja aku harus memahaminya. Membagi waktu antara pekerjaan dan urusan pribadi memang sulit, kan?

Tak hanya itu, dia mulai membual bahwa dia takut aku kelelahan dengan waktu belajarku apabila memaksakan diri untuk bertemu dengannya.

Lambat laun, aku merasa Dafa mulai menjauh dan menghindariku. Seolah dia memang berada di genggamanku, tapi hatinya tak lagi untukku.

Aku memejamkan mataku dan menghela nafas lambat-lambat. Walau bagaimana pun, aku akan tetap bertahan dengannya, bertanggung jawab pada perasaanku sendiri yang tetap menyayanginya.

Benar kata Nichi, bahwa keinginan mengalah dan berusaha sabar untuk saling mempertahankan hubungan dengan orang yang kau sayangi, memang tidak lebih mudah daripada menahan hancurnya perasaanmu saat patah hati.

Ohiya, apa kalian masih mengingat Nichi? Aku sudah pernah bilang kan bahwa Nichi sangat mahir memainkan alat musik?

Aku dengar dari Aninda, Nichi kini sudah lulus dari sekolah musiknya di Prancis sebagai salah satu siswi dari Indonesia yang akan debut sebagai musisi ternama. Tentu saja itu membutuhkan pelatihan yang sangat matang, kan? Sejak pertama kali aku bertemu dengan Nichi, aku belum pernah melihatnya lagi sampai saat ini. Mendengar kabarnya pun jarang, karena dia tinggal di sebuah asrama yang sangat ketat di Prancis yang tentunya serba dibatasi.

Sepertinya Nichi kini sudah berada di Surabaya. Aku mengetahuinya karena Aninda yang mengajakku untuk menemui Nichi di salah satu restoran seafood sore nanti. Tentu saja aku mengiyakan. Pasti jauh lebih mudah kan untuk meminta tanda tangannya sekarang sebelum dia terkenal sebagai musisi?

Dianaglvn
aku mau keluar sama aninda nanti malem, daf.

Dafa♥️
ngapain?

Dianaglvn
ketemuan sama temen lama

Dafa♥️
siapa?

Dianaglvn
adaa... namanya Nichi

Dafa♥️
nichi siapa, di?

Dianaglvn
temen lamanya Aninda. dia baru pulang dari Prancis soalnya.

Read.

Aku mengernyit heran karena Dafa kini hanya membaca pesanku.

Apa mungkin dia sibuk ya?

Ddrtt... ddrtt.. ddrtt.. ddrtt..
Aninda calling..

"Apa nin?"

"Masih di kampus?"

"Masih. Udah mau pulang, kok."

"Jadi ya nanti ketemu sama Nichi! Ntar ku jemput dehhhh.."

"Oke siappp, dadah..." kataku seraya mengakhiri panggilan.

Aku kembali melihat chatku dengan Dafa yang tetap belum dibalas. Aku mengangkat bahuku dengan cuek dan beranjak dari dudukku, bergegas menuju parkiran kampus.

Tidak ada yang perlu dibesarkan, toh pesanku sudah terbiasa hanya di read saja.

MY BEST MISTAKETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang