Special Part [Ali]

14.1K 898 104
                                    

Orang tuaku mendidik aku dengan keras. Kesalahan sekecil apa pun maka aku akan mendapatkan hukuman dari mereka. Hukuman dan hukuman. Setiap hari seperti itu. Semua didikan itu berakhir saat aku duduk dibangku SMP kelas dua, mereka membebaskan ku bersikap meski terkadang bentakan marah tak terelakkan.

Sejak kecil aku menjadi orang yang pendiam. Kaku. Dan kurang bisa membaur dengan teman-temanku. Sampai aku bertemu Kinanti Alysa. Gadis ramah yang akhirnya membuat sifat ramah nya itu perlahan menurun padaku. Perlahan aku meninggalkan sikap antisosial yang kumiliki. Kinan berhasil mengubah rasa ketidakpercayaan diriku terhadap orang-orang di sekitar, aku menjadi pribadi yang baru.

Rasa tidak ingin kehilangan sosoknya muncul begitu saja dalam diriku. Dia bukanlah gadis pintar yang patuh terhadap peraturan sekolah, tidak juga seperti gadis remaja yang nakal.

Sampai aku mendengar bahwa Kinan mengalami kecelakaan, rasa marah mendominasi ku. Aku tidak ingin kehilangan dia, melihat dia yang terbaring dengan tubuh penuh luka membuat emosiku bergejolak. Mendengar suaranya yang lemah membuatku ingin membalas rasa sakit yang dialami Kinan.

Bahkan ketika dengan terbata Kinan mengucapkan ingin mendonorkan hatinya untuk seseorang yang sedang sekarat aku marah. Aku tidak mengijinkan dia melakukan itu. Tapi orangtua Kinan menyetujuinya, menandatangani selembar kertas itu dengan tangisan palsu mereka. Aku membenci mereka. Membenci dokter itu yang dengan tega mengambil hati Kinan untuk orang lain.

Kinan sedang terluka. Tapi dokter itu malah menyayat tubuh Kinan untuk mengambil organ hatinya, menambah luka dan sakit yang Kinan rasakan. Tubuhnya penuh luka dan mereka memanfaatkan kondisi lemah Kinan demi kepentingan mereka.

Kinan-ku tidak terselamatkan. Mereka membunuhnya. Orangtua Kinan mengijinkan dokter itu untuk menggores tubuh Kinan, mereka semua yang membunuh Kinan. Mereka tidak tahu bahwa Kinan kesakitan, mereka tetap melakukannya.

Aku kehilangan Kinan.

Mereka semua menangis. Semuanya kebohongan, hanya aku yang menyayangi dia. Mereka tidak pernah menyayangi Kinan, tangisan mereka membuatku muak. Membayangkan tubuh Kinan yang disayat lalu diambil hatinya membuatku murka dan hilang kendali. Mereka-orangtua Kinan- juga dokter dan suster yang membantunya mengambil hati Kinan harus merasakan sakit yang gadis itu rasakan.

Setelah pemakaman Kinan selesai. Aku mengikuti mobil orangtua Kinan. Setelah beberapa menit perjalanan, mobil yang mereka gunakan mulai hilang kendali, menabrak pembatas jalan dengan keras setelahnya muncul asap dari bagian depan mobil.

"Semoga Tuhan memberi kalian kesempatan kedua untuk hidup setelah membunuh anak kalian sendiri."

●●●

BRAK!!

"Di mana ruangan pasien yang menerima donor hati dari Kinan?"

"Apa anda tidak bisa mengetuk pintu lebih dulu dan bertanya dengan sopan, Dik?"

"Katakan di mana kamar nya!"

"Saya bisa memanggil satpam untuk-"

BUGH!!

BUGH!!

Dia tersungkur di bawah ku. Aku mengamit lehernya dari belakang. Sudah sedari tadi aku berusaha menahannya tapi dia memancing emosi ku. "Dengan apa anda merobek tubuh Kinan? Gunting? Pisau? Atau.... dengan belati yang saya pegang ini?"

Aku melepaskan lengan ku dari lehernya. Kemudian menunjuknya dengan ujung pisau belati yang ku genggam. "Kalau anda berani melibatkan orang lain atas apa yang terjadi sekarang, saya bisa membunuh anda seperti anda membunuh Kinan!"

Aku menikmati wajahnya yang pucat dengan ekspresi ketakutan, sebelum akhirnya aku pergi. Pemandangan yang menyenangkan.

Pintu salah satu kamar rawat yang terbuka menampilkan pemandangan di dalamnya, seolah mereka ingin memamerkan kebahagiaan mereka. Mereka berbahagia saat makam Kinan masih basah. Prilly. Nama itu ku simpan baik-baik dalam otakku.

Psychopath Boyfriend [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang