Di pagi berikutnya, Wuxian terbangun tanpa wangji di sisi lain tempat tidur. Matahari bersinar cerah dan merangkak naik semakin tinggi, ketika Wuxian menggerakkan kakinya, rasa sakit membuatnya meringis namun dia memejamkan mata dan tersenyum. Setelah melakukan beberapa kali di bawah pohon kemarin, rasa kesal tuan muda Lan-nya masih belum surut dan berlanjut menghukumnya di malam hari.
Wuxian suka Lan WangJi yang kesal, karena itu membuatnya terlihat lebih menggairahkan.
Pria itu mengulum senyum tipis dan merangkak bangun dengan pelan, rasa perih dan sakit membuatnya meringis kecil, dia meraih jubah hitamnya yg tergeletak di samping ranjang dan memakainya kemudian melangkah keluar dari kamar. Bau harum dari dapur yang mengeluarkan suara dentingan memberitahunya dimana keberadaan kekasihnya.
"Selamat pagi" dia mendekat dan melingkarkan lengannya di pinggang wangji, mengecup singkat pundak pria itu dan berbisik "merasa bersalah karena telah membuatku kelelahan semalaman, hum?? " tanyanya dengan seringai jail.
WangJi tak menjawab, hanya berbalik dan menempatkan ciuman singkat di bibirnya "berpakaianlah dengan benar" ucapnya sambil melirik pakaian Wuxian yg memperlihatkan pundak dan pahanya yg memiliki banyak tanda Cinta.
Wuxian menyeringai, menjilat jari kelingkingnya dan menurunkannya secara vertikal melewati dagu, terus turun hingga melintasi pertengahan dadanya dan berhenti di perpotongan jubahnya "olahraga pagi juga baik untuk kesehatan"
WangJi menghela nafas dan mengangkat makanan ke meja "Sizhui dan JinLing akan datang" ucapnya tanpa melirik ke arah Wuxian, dia merapikan meja dan meletakkan empat cawan kecil dan teko di tengah makanan yg mengepul panas.
Wuxian menggaruk kepala dan beranjak untuk duduk, meraih teko dan menuangkan teh untuk dirinya sendiri "untuk apa mereka datang?, apakah ada masalah di luar sana yg tidak aku tahu? " tanyanya. Namun sekali lagi WangJi tak menjawab, hanya bergumam pelan yg tak bisa Wuxian mengerti apa maksudnya. Pria berjubah acakan itu berdecak kecil dan meraih kue beras dari mangkuk ketika suara tapakan kuda terdengar mendekat,
WangJi melempar tatapan tajam pada penampilan Wuxian, menariknya masuk ke dalam kamar bahkan sebelum pria itu bisa meminum tehnya dan menutup pintu. Wuxian masih memegang kue kering, menatap pada pintu yang tertutup tepat di depan hidungnya sambil mengunyah. samar-samar dia mendengar percakapan di luar.
Dia mengangkat bahu, menghabiskan kue di tangannya dan berjalan menuju lemari untuk mengganti pakaian.
Ketika dia keluar beberapa menit kemudian, tentu saja dengan penampilan lebih rapi, Shizui dan Jinling telah duduk tenang di meja dan sedang bercakap sambil minum teh. Namun anehnya, aura di sekitar mereka terlihat canggung dan semakin canggung ketika Wuxian muncul.
Mengangkat alis dan mengucir tinggi rambutnya “ada apa?” dia bertanya kemudian duduk di samping Lan WangJi dan menyesap tehnya yg mulai dingin “dan, apa ini?” dia menatap pada gulungan kertas kecoklatan yg menumpuk di tengah meja.
Shizui melirik ke arah pria yg paling tua di antara mereka, tersenyum canggung dan tak berani menatap Wuxian “itu...umm surat untuk Hanguang-jun”
“Surat??’ Wuxian meletakkan cangkirnya dan mengulurkan tangan untuk meraih satu gulungan namun, sebelum dia bisa menyentuhnya, Wangji telah menangkap pergelangan tangannya, menatapnya dengan tatapan datar seperti biasanya, namun bahkan Wuxian bisa menebak ada sedikit kilatan aneh di matanya yg tidak dia mengerti.
“Tidak perlu melihatnya” Wangji berkata tenang “kita akan membakarnya nanti” Lanjutnya lagi dengan suara yang sama tenangnya.
Wuxian menyipitkan mata curiga “kenapa kita harus membakarnya?”
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR HAPPY LIFE
Lãng mạnbercerita tentang kehidupan karakter GDC setelah cerita utama. 'Our happy life' adalah kata yang menggambarkan kehidupan bahagia kami dan 'aku mencintaimu' adalah kata yang kami bisikkan ketelinga seseorang yang merupakan alasan kebahagiaan kami.