Namaku Salma, aku lahir di Semarang . Saat ini usiaku 21tahun, dan aku kini duduk dibangku kuliah. Aku akan menceritakan sedikit kisah hidupku sebagai pecinta bulutangkis yang aku lalui dengan penuh perjuangan tetapi sangat berharga :)
Aku tinggal di Semarang Barat bersama ibu,ayah dan seorang kakak. Sejak kecil aku sangat suka olahraga bulu tangkis tepatnya saat aku masih berusia 6 tahun dan sejak itu aku tak akan pernah melewatkan satu pun pertandingan bulutangkis yang ditayangkan di televisi. Aku selalu bermain bulu tangkis dengan giat karena kelak saat aku dewasa aku ingin sekali masuk ke timnas bulutangkis Indonesia dan berlatih di Pbsi bersama atlit-atlit idolaku, itulah hal yang paling aku impikan. Dan saat inilah kisah hidupku dimulai
......
Saat aku masuk sekolah dasar aku meminta kepada ibukku untuk masuk sebuah klub bulutangkis dikotaku namun ibuku menolaknya karena dia ingin lebih memfokuskan pendidikanku. Ibuku selalu berkata lebih baik belajar dan menjadi orang sukses daripada terus menonton pertandingan bulutangkis toh akan sulit juga untuk masuk ke timnas. Padahal aku sangat ingin menjadi pebulutangkis andalan seperti Susi Susanti. Tentang ayahku , aku tak pernah membicarakan masalah seperti ini kepadanya bukan karena ayahku galak atau menakutkan tetapi ia sangat sibuk , bahkan aku sangat jarang bertemu karena ayah selalu berangkat pagi saat aku belum bangun dan pulang larut saat aku sudah tidur.
Aku tidak pantang menyerah terhadap cita-citaku , meskipun aku tidak masuk klub bulutangkis aku masih bisa masuk dalam ekstrakurikuler bulutangkis di sekolah. Dan aku tetap berlatih dengan giat. Pagi itu aku terpilih sebagai salah satu wakil sekolahku untuk mengikuti pertandingan bulutangkis tingkat sekolah dasar, aku senang sekali. Sesampai dirumah awalnya aku ragu untuk meminta ijin mengikuti perlombaan itu kepada ibuku, tetapi aku harus bilang kepada ibu apa adanya dan ternyata ibuku memperbolehkan aku untuk mengikuti perlombaan tersebut. Aku senang sekali ini adalah pertandingan perdanaku dan aku harus melakukannya dengan sungguh-sungguh.
Aku terus berlatih saat disekolah ataupun dirumah. Karena aku sama sekali tidak pernah ikut bergabung dengan klub bulutangkis aku lumayan minder karena saat pertandingan aku pasti bertemu lawan-lawan yang tangguh dan berpengalaman. Namun ada salah satu temanku yang selalu memberikanku semangat. Ia juga terpilih sebagai wakil sekolahku disektor ganda putra.
Oh iya tepat di sebelah rumahku terdapat lapangan bulutangkis milik desaku, jadi adanya lapangan tersebut mempermudah latihanku saat dirumah. Aku tidak perlu jauh-jauh ke gor untuk berlatih. keuntungan lainnya berlatih di lapangan sebelah rumah akan menghemat waktu, tenaga dan pengeluaran hehe
Hari ini adalah hari H pertandingan, aku sangat gugup. Banyak diantara mereka mendapat dukungan dari keluarganya, namun aku hanya berangkat dengan Pak Darjo selaku guru olahragaku . Saat itu aku berharap bisa mendapat dukungan dari keluargaku, namun mustahil keluarga sangat menentang aku bermain bulutangkis.
Pertandingan pun dimulai, aku mendapat giliran main urutan kedua di lapangan court 1.....
Pertandinagan berjalan dengan seru, sayangnya aku harus takluk oleh lawanku saat final. akhirnya aku mendapatkan juara 2 , aku senang sekali meskipun bukan juara pertama tapi aku berhasil menyumbangkan medali untuk sekolahku dan aku bisa membuktikan kepada ibuku jika aku bisa bermain bulutangkis . Ini adalah medali pertamaku yaitu medali perak yang kudapat dari perlombaan bulutangkis tingkat sekolah dasar. Hari ini adalah hari yang tidak akan aku lupakan dalam hidupku.
Ini adalah salah satu hal yang tidak pernah aku lewatkan ketika aku masih kecil tepatnya saat sd. Tetapi dalam waktu dekat, memenangkan medali perak tidak bisa meyakinkan ibuku. Ibuku terus melarang aku untuk bermain bulutangkis, jadi setelah itu aku tidak pernah diperbolehkan bermain bulutangkis. Aku sangat sedih ,tapi aku masih bisa melihat pertandingan di tv itu cukup bisa menghiburku. Tidak pernah terlewat satu pun pertandingan yang disiarkan di tv aku selalu menontonnya.