Hyunwoo mondar mandir didalam kamarnya, saat ini jam menunjukkan pukul 2 pagi. Tidak biasanya dia belum memejamkan mata hingga selarut ini.
"Aish pabbo" entah sudah berapa ratus kali dirinya mengerutuki diri sendiri. Masih teringat jelas saat dia mengucapkan sesuatu yang membuat Kihyun sedikit terkejut dan pergi begitu saja.
Salahkan dirinya yang terlalu memperhatikan paras manis Kihyun. Hingga seribu pertanyaan di otaknya tidak sesuai dengan apa yang dia ucapkan. Tentu saja Hyunwoo tidak menyesalinya, hanya saja dia merasa ini sedikit memalukan.
'Apa Kihyun marah?' Begitu pikirnya, dan kini dia memikirkan seribu alasan kenapa Kihyun marah. Bukannya dia hanya bertanya 'apakah Kihyun sudah punya pacar?' Bukan sebuah pertanyaan sensitif kan? Kecuali dia bertanya 'Kihyun ssi apakah kau menyukai pria?'
Beberapa alasan dibenaknya membuat Hyunwoo sedikit membenarkan pemikirannya. Tapi yaah, Hyunwoo rasa dia harus meminta maaf pada Kihyun, karena semua orang berbeda kan?
. . .
Hoseok mengeliat perlahan, dia membuka mata dan memelankan tubuhnya ketika dia sadar seseorang memeluk pinggangnya.
Hoseok tersenyum, melirik sekilas sosok yang kini terlihat damai tidur bersandar di dadanya. Jemari Hoseok menyingkirkan beberapa helai rambut kekasihnya, membuatnya sedikit mengeliat.
"Hoseok ah" suara Hyungwon serak, wajahnya mendongak, membuka matanya perlahan, tersenyum dan mengecup singkat bibir Hoseok.
"Maaf, kau jadi terbangun" Hoseok membelai lembut pipi Hyungwon, Hyungwon menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Tidak apa-apa"
"Apa kau pikir, aku akan diterima orang tuamu?" Hoseok yang melihat wajah ragu-ragu Hyungwon terkekeh mendengarnya.
"Kenapa tertawa?" Hyungwon mengerucutkan bibirnya sebal.
"Kau ini, kemana Hyungwon yang melamarku beberapa hari lalu? Aaa jangan-jangan yang ini palsu?" Hoseok menusuk-nusuk pipi Hyungwon lembut, membuat Hyungwon mengerjapkan matanya beberapa kali mencerna kata-kata Hoseok.
"YAK! Kau ini.... menyebalkan!" Hyungwon memukul pelan dada Hoseok.
"Ahahaha... habisnya, kau ini lucu Hyungwon ah. Begini, kedua orang tuaku selalu ingin aku bahagia, dan aku rasa mereka akan senang calon menantunya manis sepertimu"
"Aku tampan" protes Hyungwon.
"Lagipula, kau tidak perlu berkata apa-apa. Karena aku yang akan bicara dengan orang tuaku"
"Tapi.."
"Aku yang akan mengenalkanmu pada orang tuaku. Seperti yang kau bilang, kita ini takdir. Dan kita sudah pasti akan bersama selamanya" Hoseok mengelus lembut punggung tangan Hyungwon.
"Ne" Hyungwon tersenyum.
"Hyungwon ah, dipikir-pikir sekarang aku lebih tua darimu"
"Eoh? Kok bisa?" Protes Hyungwon
"Berapa umurmu saat kau berubah?"
"24 tahun, wae?"
"Saat ini aku 25 tahun, jadi panggil aku hyung mulai sekarang" Hoseok tersenyum, kedua matanya menyipit.
"Mana bisa" Hyungwon membalikkan badannya memunggungi Hoseok. "Aku lebih senior darimu"
"Tentu saja bisa" Hoseok menggeser badannya sedikit, memeluk Hyungwon dari belakang.
"Kalau aku tidak mau bagaimana?"
"Aku akan memaksamu mengatakannya" Hoseok menggelitiki pinggang Hyungwon.

KAMU SEDANG MEMBACA
Unmei No Akai Ito (Benang Merah Takdir)
FanficKonon, dijari kelingking setiap orang terhubung benang merah takdir yang menghubungkannya dengan cinta sejatinya. Bagaimanapun dan dalam keadaan apapun benang itu tidak akan terputus, sekalipun terpisah jarak yang jauh, maupun melewati dimensi ruang...