Arin duduk di sofa menatap televisi. Meski matanya mengarah pada televisi, namun tak ada sedikitpun perhatiannya pada siaran yang diputar.
Sesekali ia melirik jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 12 malam. Lalu matanya mengarah pada makanan yang tersusun rapi di meja makan.
Dan terakhir, matanya mengarah pada pintu apartemen, berharap seseorang yang ditunggu-tunggu segera pulang dan masuk lewat pintu itu.
Sejak Minhyun pergi ke rumah sakit, ia sama sekali belum dapat satupun telpon ataupun chat dari Minhyun.
Sedih? Iya. Marah? Tidak.
Arin sangat mengerti akan pekerjaan Minhyun. Ia paham betul akan kesibukannya. Yaa dulu, itu juga salah satu pekerjaan yang diidamkannya.
Tapi juga wajar, jika Arin sedih. Baru sehari menikah, sudah ditinggal karena dinas.Arin menghela napasnya panjang, dan melemaskan tubuhnya di sofa. Matanya sekarang menatap langit-langit. Sekarang pikiran Arin, melayang entah kemana. Pikiran random mulai mendatanginya.
Di usianya yang baru 23 tahun, ia tidak menyangka sudah memiliki status sebagai istri orang.
Kalau dipikir-pikir, pacaran pun belum pernah.
Eh sebentar, pernah sih dulu, pas smp, cita monyet sama anak pindahan dari Jepang, namanya Takada Kenta.
Tapi ya itu cuma pacaran main main anak smp.Pas sma, dia ngebucin Hwang Minhyun dan sampe kuliah ngekorin Minhyun mulu. Pas pindah ke london paling cuma deket ama Daniel, ya banyak sih yang mau sama Arin, tapi yaa susah Move On dari Minhyun tadi.
Masa muda nya lumayan singkat, dibandingkan perempuan lain diluar sana, pikir Arin.
Masih 23 tahun, udah dijodohin. Sekarang statusnya Istri, bukan pacar.
Status yang menurutnya masih sangat berat untuk ia pikul diusianya saat ini.Tiba-tiba lamunan Arin terhenti saat ia medengar seseorang membuka pintu.
Ia melihat sosok yang ia nanti-nantikan berjalan ke arahnya.
Namun sosok tersebut terlihat sangat lelah, matanya merah dan terlihat berat, rambutnya agak acak acakan, kemejanya sudah tidak rapi lagi.“Kak...” panggil Arin sembari berdiri dari sofa.
Minhyun tidak menjawab panggilan Arin, ia hanya berjalan ke arah Arin dan memeluk tubuh mungil itu erat. Ia menyandarkan kepalanya ke bahu Arin, dan memejamkan matanya.
“Kak...” panggil Arin lagi.
“hm....” jawab Minhyun pelan masih dengan posisinya.“mandi dulu, trus makan ya. Aku masakin makanan dari tadi. Trus juga aku sempat masak brownies kesukaan kakak tadi...” ucap Arin sambil mengelus punggung Minhyun pelan.
“Bentar Rin, kayak gini dulu boleh kan?” Minhyun kembali mengeratkan pelukannya pada Arin.
Arin hanya tersenyum, ia menyadari Minhyun benar-benar lelah hari ini.“capek banget ya kak?” Arin memberanikan diri untuk bertanya.
“capek banget Rin. Tapi kalau meluk kamu, capeknya ilang” jawab Minhyun sambil tersenyum layaknya anak kecil.
“apaan sih kak”
“bentar dulu Rin, ini lagi nge charge tenaga nih meluk kamu”
Arin hanya membiarkan tingkah Minhyun yang membuatnya gemas itu. Sesekali ia menggoyang goyangkan badan ke kiri dan ke kanan dan tertawa bersama.
Minhyun selesai mandi, dan menuju meja makan. Matanya terbelalak melihat semua makanan yang ada di meja makan.
Lalu ia menatap Arin dengan tatapan penuh tanya ini kamu yang masak semua?
“Iya, ini aku yang masak. Ya udah, makan kak”
Ucap Arin santai seolah mengerti arti tatapan Minhyun.
Pria itu hanya menggaruk tengkuknya dan duduk di kursinya.Minhyun mencoba semua menu yang dimasak Arin, sekarang Minhyun sudah terlihat lebih segar dibanding saat baru pulang ke rumah tadi.
Arin hanya tersenyum melihat Minhyun yang semangat makan semua makanan yang dibuatnya dengan lahap.Terakhir Minhyun mencicipi brownies buatan Arin. Setelah memakan sepotong brownies. Ia terdiam sejenak. Ekspresi wajahnya berubah serius. Ia menatap Arin ragu ragu...
“Rin... dulu... kamu sering bawain brownies nenek. Dan rasanya... sama, sama yang ini” ucap Minhyun lirih.
Arin hanya tersenyum tipis. Tiba-tiba ia teringat akan neneknya yang sudah dipanggil Tuhan, 4 tahun yang lalu.
“Maaf ya Rin, waktu itu, aku ga ada di samping kamu” Minhyun hanya menunduk, entah kenapa tiba-tiba mereka kembali bernostalgia dengan masa lalu mereka.
“gapapa kok kak. Udah lewat juga, nenek juga udah bahagia di sana. Lagian, nenek di sana juga pasti senang, liat Kak Minhyun jadi cucu menantu nya” ucap Arin yang masih tersenyum.
Thanks buat yang mampir dan vote😊
Semoga kalian suka ceritanya ya
KAMU SEDANG MEMBACA
Kesalahan Kedua | Hwang Minhyun
Short Story(COMPLETED) "Aku takut, melakukan kesalahan lagi...." "Aku takut, jatuh cinta lagi" "Aku takut, kehilangan kamu lagi" 04 June 2018 - 01 August 2018