Seikat Bunga

33 3 0
                                    

Aku melihatnya di depan toko bunga yang aku jaga selama tiga tahun terakhir.

"mimpi apa aku tadi malam." Aku menepuk pipiku. Dan ternyata sakit. Aku melihat lelaki di pantai itu, kak Faisal. Rasanya seperti mimpi. Sungguh rasanya tak bisa dibayangkan. Dan tiba-tiba dia berkata kepadaku. Dia membuatku tidak sadar. Seperti dihipnotis oleh kehadirannya.
"Dek tolong pilihkan bunga yang paling indah menurut kamu." Subhanallah... dia memanggilku dek, aaa kak Faisal kau sungguh menawan hati.
"Halo dek." Dia melambaikan tangan kepadaku.
"ohh, iyaa?yang bisa saya bantu kak?"
"Tolong pilihkan bunga."
"Bunga yang seperti apa?"
"Yang paling bagus menurut adek saja."
"Mmm.... kira-kira buat apa kak?" maksudku bertanya adalah untuk menyerasikan bunga, agar tepat, agar tidak salah member bunga, masa nanti kekasihnya akan di kasi bunga kamboja. Kan lucu. Tapi dia hanya tersenyum.

Sudah kuduga, pasti bunga ini akan diberikan kepada kekasihnya. Harapan oh harapan, kamu telat datang. Kak Faisal sudah punya kekasih ternyata. Pasti kekasihnya cantik, pasti kekasihnya pandai berolahraga seperti kak Faisal. Sungguh beruntung perempuan itu.

"Ini kak." Kuberikan seikat bunga yang paling ku gemari, kuberikan bunga mawar mearah kepadanya.
"Yakin bagus ini?" kata kak Faisal sambil melihat seikat bunga itu.
"Kalau mau pilih yang lain tidak apa-apa kk kak."
"Ini menurut kamu yang paling bagus?" dia bertanya dan aku hanya menganggukkan kepala.
"Ya sudah kalau begitu aku beli yang ini ya...."
"Iya kak."
Kemudian ia membayar seikat bunga mawar itu, sebelumnya setiap pembeli yang datang tidak pernah memintaku untuk memilihkan bunga yang ingin mereka beli. Biasanya mereka menyebutkan jenis bunganya dan lalu aku mengambilkannya. Tapi kak Faisal, ah.... aneh. Kenapa aku terus memikirkan kekasih orang. Hust... ini dosa Fat....dosa.....

Dia keluar, di depan ada paman. Tak kuduga, dia mengobrol dengan pamanku. Wah.... pasti dia benar tetangga paman. Mereka berdua Nampak akrab dan tidak canggung. Yang mengagetkan lagi, paman memeluknya. Aku tahu pamanku, tidak mungkin dia memeluk sembarangan orang, apalagi yang ia tak kenal. Pasti kak Faisal dan pamanku sudah kenal dan akrab sudah lama. Kemudian dua pengganggu itu datang.
"Tadi itu Faisal kan?". Tanya kak Sani.
"Iya kak, tampan sekali hehe."
"Beli apa dia?".
"Bunga lah....".
"Beli bunga dia?".
"Iyaa anehnya ya kak, dia menyuruhku memilih bunga yang ingin dibeli."
"Kamu yang pilih?".
"Iyaaaa." Jawabku bersemangat.
"Waaahh....modus kamu pasti ya...."
"Idih!! Buat apa modus."
"Atau tadi kamu TP TP pasti." (TP: Tebar Pesona).
"Ah....tidak aku bukan tipe orang seperti itu." Nadaku sebal.
"Yaah....marah dia, hahah."

Aku langsung pergi ke belakang meninggalkan kak Sani. Aku kesal padanya. Tebar pesona....modus, ih geli!. Aku bukakn tipe orang yang seperti itu. Mengejar sesuattu dengan tebar pesona. Itu tidak wajar.
Menurut prinsip cintaku sejak lahir adalah jangan pernah memohon apalagi modus kepada laki-laki. Itu hanya akan merendahkan harga diri.
Memohon itu untuk orang yang tidak pernah merasakan rasanya dicintai. Cinta itu datang dengan sendirinya, masuk perlahan dan membuat hatimu senang selalu. Bukannya memohon.

"Kak Faisal tampan. Tapi punya kekasih, aku kesal. Kenapa dia tidak bertanya nomor telponku tadi." Tiba-tiba aku berfikir seperti itu. Ingat woi!! Jangan memohn. Lupakan, tadi kan sudah prinsip jangan memohon, haha.
Sembari ku berfikir kemudian dia pergi membawa seikat bunga mawar pilihanku, dan ia membawakan bunga itu untuk kekasih tercintanya. Itu pasti.

"Kamu Berhasil"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang