Telat masuk

21 2 0
                                    

Sudah jam Sembilan. Dan aku akan telat datang ke toko paman. Duh! Bagaimana ini, pasti sudah banyak pelanggan yang mengantri.Dua kakak itu pasti belum datang ke toko.
Aku bergegas mandi dan mengganti bajukku kemudian buru-buru keluar rumah. “jedderrr!!!.” Suara petir menyambar.Akhirnya hujan menghalangi langkahku pergi ke toko.
“Berangkat nanti dulu, masih hujan lebat.” Kata nenek, mencegah aku menerjang hujan pagi itu..
“Sudah telat ini nek...ada payung kan?” Tanya ku kepada nenek.
“Ada, di belakang.” Tunjuk nenek.
“Sebentar ya nek.... aku ambil payung dulu.” Nenek duduk di ruang tamu sambil memandang keindahan hujan.
“Aku berangkat dulu ya nek.”
“Iya hati-hati.”

Akhirnya aku pergi ke toko dengan payung di tanganku.
Semoga saja belum ada pelanggan yang datang.
Hujan, mungkin belum ada pelanggan yang mengantri di toko.Dan setibanya aku disana, ternyata toko sudah ramai.Aku sungguh kaget dan khawatir saat itu.
Langsung saja aku pergi ke pintu belakang toko dan kulihat sudah terbuka. Siapa yang membuka toko?.Siapa yang mengambil kunci dari paman.Aneh, biasanya tidak ada yang berani membuka toko kecuali aku, kak Sani dan kak Tiara pun tidak berani membukanya.
Aku langsung masuk dan.... aku sangat kaget!!.Kak Faisal sudah di dalam, dia sedag merangkai ikatan demi ikatan bunga milik pelanggan.Aku sedikit lega, karena pembeli tidak kecewa karena toko telah dibuka tepat pada jam seharusnya.
Fikirku tadi bakal ada yang protes.Tapi kak Faisal menyelamatkan reputasi toko bunga paling ramai di Kota Batu.
“Sudah disini??” tanyaku kepada kak Faisal.
“Iyaa, dari tadi.” Jawabnya.
“Kerja apa beli bunga??”.Tanyaku.
“Cari jodoh....” jawabnya dengan santai sambil memberikan bunga kepada pembeli.
Aneh orang ini!!, ditanya malah menjawab hal yang tidak perlu dibicarakan. Cari jodoh? Memangnya toko ini tempat cari jodoh apa!. Dassar orang aneh.

Aku langsung melayani pesanan pelanggan yang lain. Tapi pelanggan perempuan, semuanya beralih ke ikatan-ikatan bunga milik kak Faisal. Dasar!! Perempuan genit.
Eh tunggu dulu kok kak Faisal bisa merangkai bunga ya, padahal dia kan kerja , di Jakarta katanya. Dan dia juga bukan seorang yang suka berkebun menurutku, sebab hobinya olahraga.Belajar dari mana dia?Fikirku begitu.Aku membuka obrolan lagi.
“Memang suka bunga?”
“Tidak terlalu.” Jawabnya singkat.
“Kok bisa merangkai bunga?”
“Soal ini aku sewaktu kecil pernah sering melihat dan membantu pak Anto merangkai bunga. Jadi sedikit-sedikit aku faham tentang bunga.” Pak Anto itu nama pamanku.
“Ohhh... begitu.”
(Dia hanya mengangguk)
“Terimakasih ya, sudah menyelamatkan toko pagi ini.”
Dia hanya tersenyum.
Betapa malunya aku saat bicara dengan orang yang enggan menjawab.Aku tidak bisa menahan diri untuk bertanya.Pertanyaan tadi keluar dengan sendirinya tanpa ku sadari.

Dan perlu kalian tahu. Tadi itu obrolan kedua kami setelah dulu saat dia datang membeli bunga dan dia menyuruhku memilihkan bunga yang akan ia beli.
Dan obrolan kedua ini, sekarang di satu toko, dia bukan lagi pembeli. Melainkan partner kerja.
Aku harus bisa jaga sikap. Nampaknya dia orang yang pendiam. Aku sempat berfikir aka nada obrolan-obrolan ke-berapa kali lagi dengannya. Mungkin nanti dia yang akan memulai obrolan. Aku harap begitu.

"Kamu Berhasil"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang