Part 11

27 4 8
                                    

"Mendingan kita..."

Terdapat sebuah jeda yan membuat jantung Kia semakin berdetak tak karuan. Bisikan Kevin dan jarak keduanya yang hanya sekitar 10 cm seakan memompa kerja jantung Kia menjadi berlipat-lipat.

"Mendingan kita bikin debay aja."

Kia terkejut dan menutup matanya rapat-rapat. Tak habis pikir dengan isi otak sang pacar itu. Tanpa sungkan, Kia menendang tulang kering Kevin yang membuat pria itu meringis kesakitan.

"Jauh-jauh sana lo!" usir Kia dan segera meninggalkan Kevin sendiri.

Kevin tertawa senang karena berhasil menjahili pacarnya tersebut​. Tak urung, ia mengingat tujuannya menghampiri Kia.

"Ki, gue nebeng! elah," teriak Kevin.

Sementara Kia semakin mempercepat langkahnya. Ia sudah terlalu capek dengan omong kosong Kevin.

"Ki, gue nebeng pulang yah?"

Entah bagaimana, Kevin kini sudah berdiri di samping Kia. Namun, Kia tetap saja berjalan dan tidak memperdulikan pacarnya yang sedang memohon-mohon padanya.

"Ki, ini asli gue butuh tumpangan."

Kia mengehentikan langkahnya kemudian menatap Kevin tajam.

"Kemana motor lo?"

"Di bengkel."

"Mobil lo?"

"Dipinjem sepupu. Hehe," cengiran Kevin membuat Kia semakin pusing.

Kia memijat pelipisnya yang terasa berdenyut.

"Kenapa?" tanya Kevin yang mulai khawatir.

Kia hanya menggeleng. Melihat jawaban dari Kia, Kevin pun mulai mendekatkan tubuhnya kepada Kia. Hal itu membuat Kia menghentikan aktivitasnya.

"Sini gue pijitin."

Kevin memijit pelipis Kia dengan lembut. Jantung Kia kembali tidak normal. Pipinya mulai memerah dengan perlakuan Kevin tersebut. Rasa pusing di kepalanya mendadak hilang. Ya, mungkin kekuatan cinta dapat meredakan rasa pusing :')

"Untung gue mau numpang. Kalau nggak, gimana bisa lo nyetir dengan keadaan kaya gini?"

Kia menyunggingkan senyum tipisnya.

"Gue udah nggak papa kok Kev."

Kevin tersenyum lembut. Tangan Kevin beralih pada puncak kepala Kia dan mengacak rambut Kia.

"Udah dibilangin jangan kebiasaan ngacak-ngacak rambut!" Kia memanyunkan bibirnya kesal.

"Udah dibilangin jangan kebiasaan manyun-manyun gitu. Bawaannya pingin nyium."

Kia membulatkan kedua matanya. "Gombal mesum."

"Mesum gitu muka lo udah merah."

Kia menutup mukanya dengan kedua tangannya. "Gak usah nebeng lo!"

"Dosa nge-php pacar sendiri." Kevin mendorong dahi Kia dengan telunjuknya.

"Siapa juga yang nge-iyain."

"Iya juga ya,"  Kevin tertawa kecil merutuki kebodohannya.

"Tapi kasihan juga pacar gue butuh tumpangan. Yaudah pulang yuk." Kia merogoh saku roknya. "Nih kunci mobilnya."

"Yee lo pikir gue sopir lo?"

Kevin menerima kunci tersebut.

"Udah jangan protes." Kia tersenyum semanis mungkin dan menggandeng tangan Kevin. Kevin pun tersenyum melihat perlakuan manis Kia.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 01, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I DareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang