Chapter 1: Tahun 1960 - 1963

5.2K 488 51
                                    

*) Sebelumnya tolong baca story description yang sudah diperbarui.

Pada masa seperti ini, pekerjaan paling tepat untuk seorang alpha seperti Mingyu adalah dengan menjadi pegawai pemerintah.

Kenapa?

Sebab hidup sudah pasti terjamin dan sejahtera atas nama negara. Nilai plus lainnya; Mingyu jadi memiliki banyak kenalan di kelas pejabat.

Pegawai pemerintah artinya pekerjaan yang disukai mertua. Maka dari itu, banyak orang tua ingin mengenalkan Mingyu kepada anak omega mereka--kalau Mingyu tidak ingin menyebutnya sebagai perjodohan.

Tetapi alasan utama Mingyu memilih bekerja di bidang ini adalah; pertama) gaji pokok selalu di kisaran angka upah minimum yang ditetapkan pemerintah untuk pegawai baru dan terus berlipat atau bertambah jumlahnya tiap pegawai naik tingkat, kedua) tunjangan istri dan dua orang anak, ketiga) ada honor-honor seperti honor rapat dan honor perjalanan dinas yang jumlahnya setara dengan gaji pokoknya sekarang.

Jadi itulah yang Mingyu pilih untuk lakukan; menjadi pegawai pemerintah.

Tingkat Mingyu bekerja masih belum tinggi, dia hanyalah seorang staff atau pegawai tingkat lima. Dia harus sekolah lagi untuk naik ke tingkat empat. Jadi Mingyu mendaftarkan diri lewat beasiswa pemerintah, untung-untung kalau dirinya lulus seleksi--walau sejujurnya dia sangat mengharapkan itu.

Namun pada kenyataannya yang mendaftar seleksi bukanlah Mingyu seorang saja. Mingyu percaya bahwa dirinya jenius, tetapi ia memiliki rasa takut kalau dirinya gagal lulus seleksi.

Persaingan antar pegawai cukup membingungkan; di satu sisi semua orang terlihat bekerja sama untuk jadi lebih baik. Tapi di sisi lain mereka saling berebut dana, slot waktu untuk rapat, pengajar untuk diklat, dan saling menyerang secara halus kalau sampai kepala pusat--pejabat tingkat dua, tingkat tertinggi di kantor--tahu ada kesalahan.

Walaupun terlihat diam, sebenarnya Mingyu merasa panik. Yang ia perbuat hanyalah bekerja, belajar dan berdoa. Rutinitas sama yang dilakukannya setiap hari. Sampai kepala bidang--pejabat tingkat tiga--memanggil Mingyu untuk menghadap ke kantornya.

Bapak kepala bidang ini adalah seorang alpha yang sudah tua--menuju masa pensiun. Selain memiliki sifat baik ia banyak membantu pegawai-pegawai, terutama kepada Mingyu di awal masa bekerja.

Bapak kepala bidang tersenyum kepada Mingyu, memintanya duduk lalu memberinya pertanyaan. "Apa kau benar ingin sekolah lagi?"

"Benar pak." Jawab Mingyu.

"Kau tahu kan, beasiswa ini bukan seleksi yang mudah?" Ujarnya.

Mingyu menelan ludah. "Iya, saya tahu pak." Jawabnya lagi.

Bapak kepala bidang melepas kacamatanya lalu mengusap wajahnya yang berkeringat menggunakan lap dengan tangannya yang dipenuhi keriput. Setelahnya ia memasangkan kacamatanya seperti semula. "Sejujurnya tahun ini pemerintah hanya meloloskan seleksi beasiswa untuk satu orang saja." Ujar bapak kepala bidang.

Mingyu terkejut. Siapa orang itu? Apa Mingyu lulus atau ada orang lain yang lebih jenius dari Mingyu?

"Marganya Choi, jadi sayangnya itu bukan kau Kim Mingyu." Katanya. Sebelum Mingyu menjawab, dia bicara lagi. "Tapi kau bisa lolos dengan satu syarat."

Mingyu jadi merasa tidak enak, apa dia akan disuruh menyuap? Kalau iya, Mingyu keberatan sebab dia tidak ingin gajinya dibuang untuk hal percuma. Bahkan Mingyu ikut program beasiswa karena mau irit.

"Aku punya hak membuka satu slot nama lagi untuk kau karena selisih nilaimu dan Choi hanya 0,1." Bapak kepala bidang bernapas sejenak. "Dengan satu syarat."

Pegawai Pemerintah [Meanie]; Remake!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang