Kita mungkin memang tidak harus terus bersama, tetapi bukan berarti aku baik-baik saja tanpa tau sedikitpun kabar tentangmuJinyoung tidak membalas pesanku juga tidak mengangkat panggilanku sedari tadi. Panggilan terakhir kami ketika aku memintanya untuk beristirahat dan sampai sekarang aku hanya bisa mencoba berfikir positif.
"Hyung, makanan untuk Jinyoung Hyung," suara Guanlin membuatku berbalik dan menyadari bawaanku masih tertinggal.
Perasaanku semakin resah dan yang aku butuhkan hanya melihatnya hari ini dan saat ini juga, dia tidak dalam keadaan baik dan aku tidak ada bersamanya.
Aku menghembuskan nafas kasar saat menunggu lift yang berjalan menuju lantai kamarku dan Jinyoung. "Guanlin-ah, aku akan langsung ke kamar," aku tidak bisa menatap Guanlin karena perasaanku tidak enak. Sesekali aku kembali melirik ponselku berharap ada kabar darinya.
"Apa Hyung sudah menanyakan Jinyoung Hyung di group?" Aku akhirnya menatap Guanlin nelangsa kemudian menggeleng-gelengkan kepala. "Maafkan aku, Hyung."
Aku menggeleng. "Tidak, tidak ada yang salah di sini. Jangan menyalahkan dirimu, kita sudah membuat janji dan Jinyoung sendiri yang juga menyepakatinya jadi jangan membuatku semakin khawatir karena kau juga merasa tidak enak. Mengerti," aku menepuk pundak Guanlin dan keluar ketika pintu lift terbuka.
"Kabari aku kalau ada apa-apa, Hyung," aku memberikan jempolku tanpa berbalik dan membiarkan Guanlin naik satu lantai lagi menuju kamarnya dan Daehwi.
***
Aku memijat puncak kepalaku yang terasa sangat pusing. Jinyoung tidak ada di kamar saat aku kembali dan Guanlin juga mengabari Daehwi tidak ada di kamarnya. Seorang staff mengatakan mereka meminta izin untuk keluar sebentar dan staff tersebut tidak tau Jinyoung sedang tidak enak badan, dan mereka benar-benar hanya berdua tanpa pengawalan siapapun dan aku di sini tidak bisa berfikir dengan baik.
"Aku akan pergi mencari keluar."
"Staff dan yang lainnya sudah pergi mencari dan meminta kita untuk tetap tenang, Jihoon-ah. Jangan sampai terjadi keributan dan fans tau ada masalah terjadi. Lagi pula mereka pergi berdua dan itu bukan hal yang jarang terjadi bukan?" pergerakanku yang ingin memakai jaket terhenti mendengar ucapan Minhyun Hyung.
"Aku tidak bisa, Hyung. Aku tidak meminta kalian semua pergi untuk mencari mereka. Aku akan pergi sendiri mencari dia. Jadi tidak akan ada keributan seperti yang Hyung khawatirkan," aku menarik nafas semakin berat karena perasaanku yang semakin khawatir.
"Jihoon, kami semua juga mengkhawatirkan mereka, tetapi sebaiknya kita menunggu kabar dari staff sebelum melakukan sesuatu," aku menatap lenganku yang ditahan oleh Jisung Hyung dengan kesal.
"Kalian tidak mengkhawatirkan dia, kalian tidak mengerti perasaanku. Dia sedang sakit, dia sedang tidak baik-baik saja saat terakhir aku melihatnya dan sekarang aku tidak tau dia dimana dan ini bukan Korea Selatan, kita berada di negara orang lain. Lalu kalian memintaku untuk menunggu begitu saja?" aku tanpa sadar menangis.
"Minhyun Hyung, kau taukan perasaanku? Kau mengerti kan kalau aku tidak bisa seperti ini, aku tidak bisa menunggu dan membiarkan dia entah berada di mana sekarang," aku menatap Minhyun Hyung dan memohon untuk pergi.
"Baiklah. Aku akan pergi dengan Jihoon dan membantu mencari mereka, kalian tunggulah di sini mungkin saja saat kami mencari mereka, mereka sudah kembali," aku akhirnya dapat merasa lebih baik setelah mendengar ucapan Minhyun Hyung.
***
Ini sudah lebih dari setengah jam dan tidak ada kabar dari manapun soal Jinyoung dan Daehwi, aku sudah mengitari sekeliling hotel dan pergi ke tempat mana saja yang mungkin bisa mereka kunjungi.
KAMU SEDANG MEMBACA
He is My Boyfriend [Complete]
Short Story13 Reasons Why (Season1) - Complete ✔ 13 Reasons Why (Seaons2) - No Other - Complete ✔ 13 Reasons Why (Seaons3) - Because He is My Boyfriend - Complete ✔️ Cuma kisah-kisah kecil sepasang kekasih Jinyoung dan Jihoon saat jadi member Wanna One