08. Perasaan yang tak menentu

122 17 23
                                    

Chaeyeon teringat akan kejadian di mana ia memeluk dan menangis dalam pelukan Jaehyun ia sangat malu ketika mengingatnya. Bagaimana pun ia terlalu berlebihan pada Jaehyun mungkin ia harus meminta maaf.

Maka ketika hari sudah siang, ia sudah memiliki janji dengan Jaehyun di taman kota letaknya tak jauh dari rumahnya sehingga ia hanya butuh berjalan sebentar saja. Tak butuh menunggu lama ternyata Jaehyun telah duduk di bangku taman dengan senyuman yang bertengger di wajahnya membuat perempuan-perempuan yang berlalu lalang di taman kota seketika menghentikan langkahnya dan turut memandangi Jaehyun bahkan ada yang menghampiri dan mengajak ngobrol hal itu kembali membuat Chaeyeon merasa malu. Jaehyun terlalu sempurna untuknya, Jaehyun yang pada dasarnya memang baik menanggapi setiap ocehan para perempuan yang mengajaknya berkenalan.

Mata itu melihat Chaeyeon yang berdiam diri dari kejauhan tubuhnya mematung memandang kearahnya dengan segera ia berdiri sampai membuat keheranan para perempuan di dekatnya.

"Maaf kan aku pacarku telah menunggu ku." Kemudian dengan cepat Jaehyun berlari menghampiri Chaeyeon membuat para perempuan itu mendesah kecewa.

Chaeyeon hanya diam ketika Jaehyun sudah berada di depannya, ia seakan membisu seketika dirinya benar benar bingung harus bicara mulai dari mana, namun matanya kini menangkap siluet hitam melengkung pada lingkaran mata Jaehyun seakan terlihat lelah namun Jaehyun masih terlihat tanpa meski sekarang memiliki mata panda.

"Matamu?" kata Chaeyeon menunjuk lingkaran mata Jaehyun.

"Ada apa dengan mataku?" tanya Jaehyun langsung menyentuh matanya.

"Kau terlihat lelah Jae, apa kau baik baik saja?" Sungguh tersirat banyak kekhawatiran di sana.

"Mungkin ini akibat aku bergadang untuk menjaga Eunha kemarin dia demam, tapi aku baik baik saja." Jaehyun masih tersenyum namun hal itu malah membuat Chaeyeon merasa tak suka seakan Jaehyun normal-normal saja menjaga Eunha yang berstatus mantan pacar lelaki tersebut.

"Chaeyeon?" tangan Jaehyun melambai di depan wajah Chaeyeon karena perempuan itu tampak melamun memikirkan sesuatu.

"Ya?"

"Kenapa melamun?"

"Aku baik-baik saja kok." Mencoba tersenyum Chaeyeon bahkan tak terlihat gugup di depan Jaehyun.

"Oh kau mengajak ku kesini untuk apa?" tanya Jaehyun kemudian melihat sekeliling.

"Aku hanya ingin minta maaf, kemarin sikap ku terlalu berlebihan seharusnya aku percaya padamu kau tak mungkin melakukan hal itu padaku." Chaeyeon meminta maaf dengan menundukkan kepala ia sangat menyesali tindakannya kemarin.

"Hal? Kau tidak perlu minta maaf, Chae aku mengerti."

"Aku terlalu takut jika nanti kau meninggalkanku Jae, karena aku tahu diriku bagaimana."

"Jangan berkata seperti itu, Chae." Jaehyun memegang bahu Chaeyeon menatap mata sang empu dengan intens memberikan ungkapan bahwa ia tak akan meninggalkannya lewat tatapan mata yang menenangkan.

"Tapi sekarang aku percaya padamu, Jae," ucap Chaeyeon mantap.

"Terimakasih telah mempercayaiku, Chae." Chaeyeom masuk dalam pelukan Jaehyun, Jaehyun sungguh memeluknya erat dirinya merasa bahwa Jaehyun benar benar menyayanginya semoga saja benar mungkin kedekatannya dengan Eunha memang hanya sebatas masa lalu dan Jaehyun sangatlah baik masih berhubungan baik dengan Eunha tak seperti lelaki lain yang mungkin sangat membenci mantan pacarnya sampai menjelekkan sepatutnya Chaeyeon bangga dapat memiliki Jaehyun pikir Chaeyeon dalam hatinya.

『••✎••』


"Habis darimana?" tanya Eunha ketika Jaehyun telah pulang. Ya, kemarin dia menginap di rumah ini.

"Menemui Chaeyeon." Seketika saja Eunha merasa geram dan ingin marah.

"Jae, tak bisakah hal ini berakhir?" Eunha memandangngi lantai sepertinya lantai lebih menarik dari orang yang berada di depannya.

"Eun, kau belum sembuh total sebaiknya kau masuk ke kamar kembali dan istirahat aku akan membawakan obat dan juga makanan." kata Jaehyun yang langsung membawa Eunha ke kamar tamu.

"Aku tidak akan pernah sembuh, Jae." Eunha memandang di depannya dengan tatapan kosong membuang Jaehyun merasa khawatir.

"Jangan berkata seperti itu, Eun."

"Bagaimana aku bisa sembuh? Kalau setiap hari nya kamu menorehkan luka pada hari aku, Jae." Isak Eunha. Air mata itu kembali menetes padahal kemarin Jaehyun telah meminta Eunha agar tak menangis lagi.

"Eun." Jaehyun kembali memeluk Eunha mencoba menenangkan perempuan yang akan selalu ia jadi agar tak terluka lagi namun kali ini perempuan itu terluka karena dirinya.

"Kamu tega, Jae."

"Maafkan aku, Eun." Kini Jaehyun bahkan mencium pucuk kepala Eunha penuh sayang ia merasa bersalah telah membuat Eunha menangis, menangisinya yang bahkan belum pantas untuk disebut lelaki sejati.

Ting tong

Bel rumahnya berbunyi membuat Jaehyun harus rela melepas pelukannya pada Eunha dan segera membuka pintu mungkin pelayannya sedang sibuk hingga tak sempat membukakan pintu. Jaehyun merasa aneh Mingyu berkunjung kerumahnya

"Aku ingin bertemu dengan paman dan bibi," ucap Mingyu.

"Mamah dan papah tidak ada dirumah mereka pergi ke luar kota," balas Jaehyun menanggapi.

"Ck!"

"Ada apa perlu apa memangnya?" tanya Jaehyun sedikit penasaran.

"Urusan bisnis."

"Jae, siapa?" Tiba tiba saja Eunha menghampiri Jaehyun, Mingyu yang awalnya beranjak pergi seketika berhenti melihat Eunha yang berada di rumah Jaehyun apalagi dengan kondisi mata yang sembab dan merah seperti habis menangis. Eunha juga sama terkejutnya dengan Mingyu tak biasanya Mingyu datang ke rumah Jaehyun ia jadi takut akan ada perang ke dunia ke 3 jika seperti ini.

"Oh ... Eunha disini," kata Mingyu sedikit melirik sinis.

"Iya, kemarin aku nginep di rumah Jaehyun," balas Eunha yang terlihat sombong dan angkuh.

Bug

Mingyu memukul Jaehyun sangat keras membuat Jaehyun jatuh tersungkur. Eunha segera membantu Jaehyun bangun sementara Mingyu sudah beranjak pergi namun dengan cepat Eunha menarik lengan Mingyu menatapnya penuh kemarahan.

Plak

"Brengsek!" Eunha menampar Mingyu cukup keras bahkan sudut bibir Mingyu sedikit memar namun Mingyu tak peduli dan segera pergi dari rumah Jaehyun. Mingyu benar-benar kesal bagaimana bisa Jaehyun membiarkan Eunha menginap di rumahnya ketika orang tuanya bahkan tak ada dirumah apalagi Jaehyun memiliki hubungan dengan Chaeyeon, bagaimana jika Chaeyeon berpikir aneh-aneh? ia tak ingin Chaeyeon kembali menangis itu sebabnya Mingyu memukul Jaehyun.

"Kamu gak papa kan, Jae?" tanya Eunha penuh khawatir.

"Enggak papa kok, Eun." Mereka kemudian masuk ke rumah, Eunha mengobati luka yang ada pada pipi Jaehyun ia merasa khawatir dan marah pada Mingyu bisa-bisanya orang itu memukul Jaehyun tanpa alasan.

"Aku akan beri Mingyu perhitungan!" kata Eunha marah.

"Ini memang salah ku, Eun," ucap Jaehyun menenangkan Eunha yang masih marah marah.

Jaehyun mengerti memang sepatutnya Mingyu memukulnya karena ia benar-benar brengsek telah mendapatkan Chaeyeon namun masih bisanya dekat dengan Eunha tapi entah mengapa ia merasa puas dan senang karena Mingyu memukulnya dengan keras sudah lama perasaan senang ini muncul kembali dalam dirinya setelah sekian lama mungkin sudah beberapa tahun yang lalu.

***

BERSAMBUNG

Fake Love | JaeYeon ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang