Elisa memaksakan dirinya untuk tersenyum. Banyak pertanyaan penuh dikepalanya. Bagaimana semua orang yang ditemuinya tahu bahwa namanya adalah Elisa?
~🍁~
"Baiklah Roselynn, tapi ini tugas terakhir kami umtuk barurusan dengan anak ini." Kata Mrs. Sally yang kemudian menatap Elisa, "Ayo Elisa, aku juga harus segera pergi ke Godhaven."
"Kau akan pergi ke Green Land? Untuk apa?" Tanya Elisa.
"Aku juga harus memgantar anak lain."
"Memangnyaㅡ"
"Kau akan tahu setelah bertemu Profesor Knowles."
~🍁~
Mrs. Sally mendobrak pintu ruang kerja Profesor Knowles. "Knowles! Dimana kau? Aku ingin..."
"Ya, ya, Sally. Aku ada di sini."
Mrs. Sally, George, Katarzyna, dan Elisa menoleh ke arah suara itu. Seorang laki-laki tua dengan rambut keriting putih, dialah yang dicari Mrs. Sally, Profesor Knowles. Bukan biasa saja, karena ia tiba-tiba muncul di kursi tempat kerja yang sebelumnya tidak ada apa-apa.
Profesor Knowles tersenyum tipis saat menatap Elisa. Dan jantung Elisa yakin berdegup kencang saat di tatap seperti itu.
Mrs. Sally ingin mengatakan sesuatu, bahwa ia harus segera pergi tapi tidak jadi, Profesor Knowles sepertinya sudah tahu apa yang akan dikatakan Mrs. Sally.
"Aku tahu Sally, pergilah. Aku akan menghukum Ellie nanti."
Mrs. Sally menatap tajam, "Terima kasih!" Katanya dengan sebal dan pergi bersama George dan Katarzyna.
Dan Elisa tak tahu harus bagaimana karena ia sendirian dengan profesor Knowles yang menurutnya sangat mengerikan. Jadi kepala Elisa langsung otomatis menunduk, menghindar dari tatapan Profesor Knowles.
"Jangan takut begitu. Aku orang yang baik-baik, tak seperti yang kau pikirkan."
Elisa mendongak setelah apa yang dikatakan Profesor Knowles padanya. 'Apa ia bisa membaca pikiran seseorang?' pikir Elisa dalam hati.
"Aku harus memulai dari mana memulainya..." Profesor Knowles berpikir sesuatu yang tidak bisa dimengerti Elisa. "Baiklah. Namamu Elisa Evin 'kan?"
"Ya."
"Evin? Lucu sekali." Profesor Knowles tertawa dan juga tawa itu tak bisa dimengerti Elisa. "Kau tahu kenapa kau bisa ada disini Elisa?"
Elisa menggeleng, "Tidak."
"Kau tahu siapa orang tuamu?"
"Tidak."
"Orang tuamu dulu tinggal disini. Mereka orang yang hebat, melebihi kehebatanku saat itu. Mereka sangat serasi setelah mereka saling kenal satu sama lain. Sebuah peristiwa terjadi, yang membuatmu sampai ke dunia yang lain. Itulah alasan kenapa kau bisa ada di sini."
Elisa menatap tak percaya, bingung, seolah itu memang kenyataannya.
"Mimpi-mimpimu selama ini, mungkin kau tak menyadari bahwa itu adalah mimpi yang nyata di dunia ini. Buah rosemary, sekolah Aggarwal, debu abu, akar pohon yang bergerak dengan sendirinya, dan orang-orang yang menghargaimu, adalah dunia ini. Itulah mengapa kau tidak terkejut saat melihat San Large pertama kali." Profesor Knowles berpikir sesuatu, "Kau tahu sekolah Aggarwal bukan? Umurmu sudah cukup untuk masuk ke sana."
"Tapi... Bagaimana dengan keluargaku? Bibi Messy, Paman Tommy, dan Alice. Mereka tentu tak percaya denganku akan semua ini."
"Apa kau masih sempat-sempatnya memikirkan mereka setelah apa yang mereka lakukan padamu? Apa kau pernah berpikir kau benar-benar termasuk dalam keluarga itu?"
Elisa tak menjawab, tapi ia menyadari seharusnya ia tidak begitu.
"Ingatan mereka terhapus seolah kau tak pernah ada di sana, Minnesota bukan? Bagi kami Minnesota adalah Alfredo meski tak banyak yang tahu hal itu, hanya orang-orang petinggi saja yang tahu. Tempat yang sama, dunia yang berbeda." Kata Profesor Knowles.
Elisa terdiam membisu seperti baru tahu akan asal-usul dirinya. Ia merenungkan apa yang akan terjadi setelah ini. "Jadi maksud anda... Aku akan tinggal di sini?"
Profesor Knowles tersenyum, "Kau paham dengan cepat Elisa, aku yakin kau juga akan cepat beradaptasi di sini. Urusan keperluanmu, Millay akan membantumu."
"Millay?"
"Ya, dia ada di sana." Profesor menunjuk wanita yang mirip dengan Katarzyna, rambut merah, wajah cantik, dan tentu dia adalah burung merpati. Millay tersenyum ketika Elisa menatap dirinya untuk pertama kali.
"Bantu dia Millay, aku bahkan jarang menyuruh kumpulan peri sepertimu." Kata Profesor Knowles.
Tbc.
Note: maaf kalo banyak typo. Vote ya guys. Comment juga, author lagi butuh saran nih.. (^ω^)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Ice Moon : Year 1717
FantasiDia Elisa Evin juga Miranda Parkinson. Latar belakang tak lagi penting baginya. Di sebuah tempat yang ia impikan saat malam, terjadi benar padanya. Yaitu sebuah negeri yang indah dan penuh khayalan bagi yang tak pernah melihatnya. Namun dibalik semu...