Sun's POV
Beragam macam pikiran berkecamuk dalam otakku saat ini, aku tidak bisa berpikir apa-apa lagi selain ingin segera sampai di apartemen Phat. Entahlah, Phat satu-satunya orang yang ada di pikiranku sekarang.
Bayangan Phat kekasihku perlahan mulai terbayang, walaupun terkadang sedikit manja, namun dia selalu membuatku merasa nyaman berada didekatnya.
Aku sangat menyayanginya....
.....
Kini pria jangkung itu tengah berdiri di lobby, mondar-mandir seperti sedang mencemaskan sesuatu. Setelah sampai di pintu lobby apartemen Phat, tanpa sadar aku berlari ke arahnya tanpa memperdulikan resepsionis dan petugas jaga aku memeluk dengan erat pria yang baru aku sadari jika aku menyayanginya.
Sangat menyayanginya....
Phat terdiam mematung sedikit kaget dengan apa yang aku lakukan, tapi sesaat kemudian dia membalas pelukanku, tangannya mulai mengusap lembut rambut kepalaku dan mendekatkan kepalaku ke dadanya yang bidang.
Hangat... Nyaman...
Tidak pernah merasa sehangat dan senyaman ini sebelumnya, pria manja seperti Phat ternyata busa juga bersikap dewasa dan jantan.
Tercium aroma vanila yang lembut sekaligus eksotis. Aku menghirup aroma itu lebih dalam lagi. parfum yang dipakai Phat sungguh berbeda dari biasanya, apa dia memakai parfum baru?. Jika aku tebak, parfum baru Phat memiliki wewangian woody yang berkesan maskulin, lalu diakhiri dengan sisipan aroma jus apel.
Segar....
Aku semakin merapatkan kepalaku ke dada Phat, mencium aromanya lebih dalam lagi.
Kepalaku menengadah menatap wajah kekasihku, dia hanya tersenyum manis seperti biasa.
Tiba-tiba Phat mendaratkan ciuman manis di pipiku.
"Hei... apa kamu memakai foundation?
"....."
"Pipimu rasanya aneh tidak seperti biasanya..." ujar Phat spontan.
"Hey! Sialan kamu Phat..." seruku setengah berteriak.
Phat hanya tertawa kecil memamerkan lesung pipi dan bibir seksinya sambil tangannya mencubit gemas pipiku.
"Bagaimana rasanya? enak? itu foundation artis, mahal!." godaku.
"Sudah... ayo kita masuk, sebelum orang lain iri dengan kita." ajak Phat dengan nada menggoda.
Perlahan namun pasti tangan Phat turun menggenggam tanganku dengan erat, kemudian aku mengikutinya berjalan menuju apartemen Phat.
---
Sesampainya di dalam apartemen Phat.
Entah keberanian dari mana di pagi buta itu, dengan gerakan cepat tiba-tiba kukecup bibir Phat yang merah dan sedikit tebal itu sambil kugenggam halus lehernya yang kokoh. Phat tampak kaget namun sudah mulai mengimbangi permainanku. Leher Phat sesekali menegang ketika sentuhan tanganku mengarah kebelakang kupingnya. Bulu romaku seketika berdiri ketika tanpa sadar Phat mulai membalas ciumanku dengan tidak kalah bergairah. Sementara tangan kiriku memegang lehernya, tangan kanan kugunakan untuk mengusap perutnya keatas hingga aku dapat merasakan halus dan berototnya perut Phat.
Bibirku tak berhenti menciumi bibir, wajah, telinga, bahkan lidahku kini telah masuk kedalam rongga mulut Phat, menari-nari bersama lidahnya. Keadaan itu sudah sepenuhnya dibawah kendaliku. Pelan-pelan kumasukkan tanganku kedalam bajunya, dengan rasa penasaran ingin merasakan suhu tubuh dibalik baju yang Phat kenakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRINCE
RomanceBerawal dari ketidaksengajaan, Sun bertemu dengan seorang calon dokter bernama Dark dalam sebuah pesta anak muda, hingga hal yang tidak terduga terjadi yang membawa keduanya pada percintaan yang kompleks, ditambah Sun tengah berpacaran dengan Path. ...