Sudah hampir satu minggu, semenjak kejadian Jungkook yang mengamuk di acara pesta yang dihadiri Nana. Pemuda tampan bermarga Jeon ini sudah membiarkan sang kekasih melakukan rutinitasnya kembali. Nana sudah sembuh, sesuai kesepakatan ia membawa Nana kembali ke Seoul.
Sekarang ini, Nana duduk di salah satu bangku yang berada di sudut kelas. Gadis ini semakin menutup diri, sejak Jungkook mengamuk dan memukul seseorang dengan brutal. Nana tidak mau mengambil resiko, yang mungkin bisa saja berakibat fatal.
”Nana!”
Menegakkan kepala, Nana mengarahkan mata pada pintu. Ia tersenyum tipis, saat matanya itu menangkap seorang gadis yang merupakan sahabat masa kecil. Gadis yang mengenakan rok selutut itu berjalan pelan, menghampiri Nana dengan senyum yang merekah lebar.
”Kenapa bahagia sekali, Cy?” tanya Nana. Gadis ini ikut tersenyum, saat melihat kedua mata Lucy berbinar. ”Apa ada hal baik yang terjadi hari ini?” tanya Nana.
”Kau tidak tahu?” balas Lucy dengan kalimat interogatif. Sontak saja, Nana menggelengkan kepala. Lucy menggelengkan kepala, ikut duduk di samping Nana. ”Kakakmu, Kim Taehyung akan segera pulang dari Jepang!” pekik Lucy kegirangan.
Sepasang pupil Nana melebar, diikuti dengan mulut yang sedikit terbuka. Gadis ini menatap Lucy tidak percaya, berbanding terbalik dengan Lucy yang sekarang sedang berbahagia. Nana mendengus, seraya melipat lengan di dada. ”Kenapa tidak bilang apa-apa padaku? Sialan sekali,” sungut Nana kesal.
”Tidak perlu sekesal itu, Adik Ipar,” kata Lucy. Ia tertawa gemas, melihat Nana meliriknya sengit. Menyisipkan rambut pada telinga, Lucy memangku wajah. ”Saat Taehyung pulang nanti, pastikan Jungkook ke rumahmu. Kau tahu, Taehyung sering menanyakan dan mengkhawatirkan hubungan kalian,” kata Lucy.
”Kenapa khawatir?” tanya Nana.
”Kau tidak tahu?” balas Lucy. Gadis ini menatap Nana dengan kedua mata yang melebar, saat si cantik Kim menggelengkan kepala. Menepuk kening, ia mendekatkan tubuh pada Nana. ”Gosip tentang Jungkook di pesta menyebar luas, Na. Entah benar atau tidak, banyak yang mengatakan Jungkook sampai tega memukuli Daniel dan menyeretmu paksa dari pesta. Apa itu benar?” tanya Lucy.
Nana menegang, manakala mendengarkan tiap kata yang dilontarkan oleh Lucy. Di bawah meja, kedua tangan gadis berperawakan mungil ini mengepal kuat. Semua kejadian saat Jungkook mengamuk dan mengacaukan pesta, kembali berputar di otak layaknya film.
”Na, kau baik?” tanya Lucy. Gadis ini menggigit bibir, saat melihat wajah sang sahabat mulai memucat. Menepuk dan mengusap pelan bahu Nana, ia menatap Nana khawatir. ”Nana, apa gosip itu benar?” Lucy bertanya lagi, saat dirinya tidak mendapat respon.
Nana membuka mulut, hampir mengeluarkan suara. Seakan dewi fortuna berpihak padanya, getaran ponsel di saku membuat Nana kembali mengatupkan bibir. Gadis ini mengukir senyum, saat mendapati sebuah pesan dari Jungkook.
[Sayang, aku menunggumu di tempat parkir]
”Maaf, Lucy. Aku harus pergi,” kata Nana. Gadis ini bersiap-siap merapikan beberapa buku dan alat tulis, yang berserakan di meja. Tersenyum tipis, ia menatap Lucy yang menukikkan alis. ”Jungie sudah menjemputku,” katanya lagi.
”Kau yakin ingin keluar dari kelas ini sekarang tanpa ada Jungkook?” tanya Lucy. Gadis cantik ini menaikkan sebelah alis, saat melihat Nana menghentikan kegiatan berberes dan menatap dirinya dengan kernyitan di dahi. ”Hari ini ada jadwal kelas management yang diikuti oleh Min Yoongi, jika kau lupa,” ujar Lucy.
”Minta Jungkook untuk datang ke kelas,” lanjut Lucy. Ia menatap Nana khawatir, tatkala tangan gadis bermarga Kim itu mulai bergetar dan berkeringat. Lucy dapat merasakan, sebesar apa rasa takut Nana pada Yoongi. ”Kau tahu, Min Yoongi benar-benar terobsesi padamu. Aku khawatir, saat mengingat kau hampir dilecehkan di gudang kampus saat hari mulai petang,” katanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Posesif (Hiatus)
FanficHanya kisah si gadis Kim yang terjerat oleh cinta dan obsesi yang dimiliki pemuda Jeon.