bagian 1

4 1 0
                                    

Hari ini seperti hari biasanya kanya terbangun tepat pukul 6 pagi ia bergegas mandi dan memakai pakaian sekolahnya, dilantai bawah terdengar suara ibunya yg berteriak meneriaki kanya menyuruhnya bangun, derap langkah kaki semakin terdengar menaiki tangga disusul geduran dibalik pintu.

"Kanyaaa bangunnn!!  Jangan malas malasan cepat mandi lalu sarapan"
Perkataan dengan satu tarikan napas itu ibunya lontarkan pada kanya yang sedang merapikan dasi sekolahnya ia memutar bola mata jengah mendengar celotehan yg tak pernah absen itu.
"Memang kapan aku malas malasan bukannya aku selalu bngun pagi dan kadang membantu ibu memasak"
Gerutunya dalam hati lalu beranjak membuka pintu dan menyembuhkan kepalanya

"Kanya udah bangun mama, udah siap juga, tinggal rapihin baru kanya turun "

Tanpa menjawab ibunya berjalan melewati kamar kanya menuju kamar sebelah yg ditempati oleh kakanya barulah terdengar suara yg amat lembut dan ketukan halus.

" Sayang bangun, jngan sampai telat sekolahnya ibu sudah masakin makanan kesukaan kamu lho "
Tidak lama setelah ucapan amat lembut itu pintu terbuka, dan berdiri disana kakanya -Liara- sudah siap dengan pakaian sekolah yg sama dengan kanya.

"Liara sudah bangun mama sayang"
Ucap liara dengan senyum yg mengembang sambil menggandeng lengan -lesti- ibunya

"Baguslah sayang, ayo kita turun ayah sudah menunggu dibawah"
Dielus nya sebentar pipi liara lalu berlaku menuju ruang makan diikuti liara yang masih setia bergelayutan manja ditengah sang ibu . Kanya yang sejak tadi memperhatikan interaksi ibu dan kakaknya begitu dekat dan perubahan sikap ibunya pada liara yg begitu lembut berbeda sekali dengn sikap ibunya pada kanya membuat dadanya bergemuruh, dengan napas yg sedikit memburu kanya membanting pintu kamarnya sedikit keras lalu menjatuhkan tubuh mungilnya dikasur yg empuk. Ia berpikir akan menghabiskan kawtu sebentar dikamar sebelum turun untung menemui keluarga bahagia yg ada dibawah.

🍄🍄🍄🍄

" Woyy kanyak kanyak kanyak, tomben telat sih gw nungguin lu dari tadi nyak, sini sini  "
Sapa teman sebangku kanya yg mulutnya seperti toa itu, memang ini kali pertama kanya telat masuk sekolah didua bulan setelah penerimaan siswa di SMAN jaya buana sekolah yang sama dengan kakanya liara, itupun atas permintaan ibu dan ayahnya yang meminta kanya untuk bersekolah disekolah yang sama dengan liara supaya bisa mengawasi liara.

setelah teriakan maha dahsyat dari vio mau tidak mau menarik perhatian para siswa yang berada didalam kelas,  mereka ikut menoleh kearah kanya dan vio bergantian. kanya yang berada di depan pintu berjalan malas menghampiri vio.

"Berisik vio!!  Gw telat sekali aja lu heboh gini gimana kalau gw gk  masuk bisa bisa lu nekat masang baleho karena khawatir sama gw "
Ucap kanya jengkel dengan tingkah vio yg tak jauh beda dengan sales sales molek yang sering nangkir diruang guru.
Vio yang mendengar celotehan kanya hanya bisa nyengir dan kembali melancarkan aksinya, kalau dilihat dari glegetnya sih si vio vio ini sedang jatuh cinta,  kemarin vio sempat mengirim pesan beruntun pada kanya yang menyatakan kalau dia baru saja ditembak sama gebetannya. Ya vio ini tipe tipe yang heboh dan tidak bisa diam apa apa di curhat kan pada kanya beda dengan kanya sendiri yang cenderung tertutup dengan apa yg dia alami.

"Kemarin itu tau gk nyak gw seneng bangetttt Aaaaa akhirnya bara nembak gw "
Sambil menggoyang goyangkan lengan kanya yang sudah duduk manis disampingnya, kanya yang sudah tau itu dari pesan yang dikirimkan vio hanya memutar bola matanya jengan.
" Lu udah bilang itu kemarin vio, dan gw udah tau lu seneng banget kan"
Vio yang mendengarkan perkataan kanya hanya dapat mengerucutkan bibirnya

" Ya kan tapi beneran nyak gw seneng banget!!  bara akhirnya sadar kalau selama ini gw nunggu ditembak sama dia,  err walau pun gw yang mulai duluan sih haha "

" Hah? Vio lu gila ya masa lu yang mulai duluan, emang apa sih bagusnya si bara,  palingan juga modal tampang doang umbar umbar punya cewek sana sini"
Cecer kanya yang tidak habis pikir dengan ulah vio , memang sih kanya tidak tahu wujud si bara ini seperti apa vio bilang dia beda sekolah dengan mereka, kanya hanya sering mendengar cerita vio yang selalu mendambakan bara.

"Sembarang lu nyak. Bara tuh ganteng bnget tau dia juga pemain basket disekolahnya, banya yang suka,  baik banget lagi gw pernah liat dia nolong nenek nenek nyebrang, lu pasti juga suka kalau lu liat bara nanti, tapi gw bakal sleding pala lu sih kalau berani kecengan bara"
Tutur vio membela kekasihnya yang direndahkan kanya, dan lagian membantu nenek nenek menyebrang itu memeang hal yang wajar kan untuk orang yang punya pri kemanusiaan.

"Iya iya deh serah lu makan tuh bara yang suka menolong~ "
Dengan nada sedikit mengejek Kanya mengalah, dan langsung dihadiahi pelototan dari vio.

" Selamat pagi anak anak,  buka halaman terakhir yang kita pelajari kemarin "
Ucapan dari pak darmo menghentikan vio dan Kanya yang asik mengobrol.

🍄🍄🍄🍄🍄

Dibawah pohon belakang sekolah Kanya duduk dibangku yang sedikit usang ia melipat kedua kakinya bersila lalu membuka kotak bekal yang hanya berisi dua roti yang sudah dibalut selai nanas.

Tadi pagi Kanya memang tidak sarapan dia langsung mengambil roti yang tersedia diatas piring yang memeang disediakan untuknya dan memasukannya dalam kotak bekal mengabaikan tatapan dari sang ayah yang tampak ingin menanyakan knpa Kanya tidak sarapan namun diurungkan ayahnya.
Namun suara ibunya menginterupsi pergerakan Kanya yang sedang menutup kotak bekal
" Jangn sering sering makan diluar kurang sehat, nanti sakit ibu yang susah"

Mendengar itu Kanya melanjutkan menutup rapat kotak bekalnya,  kembali mengabaikan sang ayah yang tampak menegur -lesti- ibunya

"Iya ma, Kanya berangkat"
Lalu dia berlalu dengan wajah datar, kanya memang sering mendapat perlakuan atau perkataan ibunya yang yang sedikit ketus dan sering kali berpotensi membuat Kanya sakit hati,  Kanya sudah kebal dengan itu semua.

" Sayang kamu juga mau berangkat sekarang? Biar papa mengantarmu "
Tanya ibunya pada liara sang kaka, masih terdengar jelas oleh kanya yang sedang memasang sepatu di balik tembok penghubung pintu belakng dan meja makan. Namun ditolak liara halus karna dia ingin pergi dengan kanya , belum sempat liara menghampiri kanya, kanya sudah melajukan sepedanya melaju menuju sekolah.

Mengingat kejadian pagi tadi membuat Kanya menatap langit sambil menerawang sampai tangan seseorang menusuk pipi Kanya pelan.

" Hai yang asik sendiri"
Sapa pria yang sudah Kanya kenal sejak 2 bulan lalu, Kanya hanya tersenyum membalas sapaan pria tersebut sembari memperbaiki cara duduknya.

.

.

-VeppytheRin-
1 juni 2018

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 01, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Be aware of my existenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang