Kehilangan ada suatu hal yang lumrah dirasakan manusia, tetapi tak banyak diantara mereka yang mampu menghadapinya dengan cara yang benar. Dan mungkin aku adalah salah satunya, karena pada hari ini, 1 Juli 2018, aku akan kehilangan seorang teman. Teman yang berharga untukku. Teman yang sudah menemaniku selama hampir 5 tahun. Tak terasa ya teman, kita sudah menjalin selama itu. Tentu banyak kisah dan cerita yang sudah berlalu disela waktu itu. Mungkin sudah banyak yang terlupa, namun tak sedikit juga yang tak dapat terlupa. Jesica, jika kau membaca ini aku hanya bisa mengucapkan terima kasih. Terima kasih karena mau menjadi teman untuk diriku yang sangat jauh dari kata sempurna. Yang tatkala sudah dan akan menyakiti hatimu. Terima kasih karena sudah membuat diriku merasakan indahnya hidup di masa muda karena kehadiran dirimu dan yang lainnya membuat masa remajaku benar-benar hidup dan berwarna. Terima kasih karena tetap menjadi temanku disaat kau punya kesempatan untuk mengakhirinya.
Sekarang kau akan pergi jauh ke negeri orang. Mencari ilmu dan bekal untuk masa depan hanya bermodalkan tekad. Kau memang bukan orang yang pandai, tetapi aku yakin kau bisa melaluinya dengan kerja keras dan lulus dengan nilai yang memuaskan. Aku harap kau takkan menyerah apabila tiba-tiba keadaan menjadi sulit untukmu. Kau tahu, kan? Bahwa keputusanmu menghampiri neraka ini sangat beresiko? Tapi aku tahu kau sudah memikirkannya dengan matang. Jika kau berhasil melalui ini semua, aku yakin kau akan menjadi pribadi yang jauh lebih baik. Bagaimana tidak? Kau bahkan sudah melewati neraka. Neraka macam apalagi yang sanggup menjatuhkanmu? Jikalau pun kau menemui kesulitan, jangan pernah sungkan menghubungiku hanya untuk sekedar melepas keluh kesah. Mungkin aku takkan banyak membantu, tetapi dengan membagi bebanmu denganku, pasti akan meringankan. Kau wanita kuat yang aku yakini akan berada di atas nantinya. Semoga hidup tidak terlalu kejam padamu ya.
Awalnya aku tak menyangka bahwa aku akan berteman denganmu. Kenapa? Karena kau dulu terlihat sangat culun dan masuk ke lingkaran pertemanan yang serupa. Lalu, kau masuk ke lingkaran pertemananku. Aku sama sekali tidak dekat denganmu sampai akhirnya aku memutuskan untuk mencoba berbaur. Kau orang yang baik, pikirku. Tapi aku mengalami kendala saat awal-awal pertemanan kita. Jujur saja, aku agak segan terhadapmu. Aku takut untuk bercanda denganmu. Kenapa aku mengatakan demikian? Saat itu kita sedang berkumpul bersama di rumahmu untuk hanya sekedar menari mengikuti artis-artis Korea sana yang sedang digilai perempuan remaja. Kau pun salah satunya. Lalu aku mengerjaimu dengan melepas ikatan rambutmu. Kau tak menyukainya dan marah padaku hingga menangis. Seketika aku linglung entah apa yang harus ku lakukan. Sejak saat itu aku lebih berhati-hati lagi terhadapmu. Tetapi waktu berjalan dan mampu mengubah semuanya. Kau pun juga. Kau berubah, Jesica. Lebih ke arah positif menurutku. Karena kau berubah menjadi lebih ceria. Kau terlihat berseri-seri setiap harinya. Tak sungkan juga untuk mengajakku bercanda hingga membuat kita berdua tertawa terpingkal-pingkal karena kekonyolan kita sendiri. Aku pun juga semakin merasa nyaman denganmu. Nyaman untuk bercerita dan juga bercanda. Kau bahkan hampir lebih gila dari diriku. Apakah aku salah satu penyebab perubahanmu itu? Aku harap iya. Dan aku harap setelah kau pulang pun, kau tetap seceria dan secerah ini. Aku sedih sekali. Membayangkan kenyataan bahwa mungkin aku takkan bisa bertemu lagi denganmu. Dan mungkin saja saat kita bertemu lagi pun, kita sudah tak sama lagi. Aku hanya ingin kita tetap berteman meskipun kita harus berhubungan jarak jauh. Jangan lupakan aku ya teman, aku juga akan melakukan demikian. Aku takkan bisa melupakanmu, percayalah. Aku juga berharap kau bisa bertahan dengan Michael, kekasihmu. Semoga kau menemukan teman baru yang cocok dan baik untukmu, kawan.
Selamat tinggal, Jesica. Temanku yang cantik, tinggi, lucu, asik, supel, pengertian, peduli, konyol, penuh kasih, ngambekan dan yang lainnya.
Ini adalah beberapa foto kita berdua. Aku baru menyadari bahwa kita jarang sekali foto berdua. Atau mungkin sering? Aku tak tahu karena kartu memori yang menyimpan foto masa smp ku sudah rusak.
Best regards,
Venty M.P