s a t u

58 5 2
                                    

Cause all of me...
Loves all of you...
Love your curves and all your edges...
All your perfect imperfection...

Petikan gitar dan suara yang begitu merdu mengisi ruang kosong nan sepi pada sore itu. Belakangan ini, wanita itu memang sering sekali menyanyikan lagu lagu cinta di dalam kamar tercintanya. Layaknya wanita yang  sedang kasmaran. Hati yang kosong seakan akan penuh oleh bunga. Ini memanglah cinta pertamanya, wajar saja dia begitu bahagia. Sadarlah! Cinta itu memang indah jika kau mensyukurinya.

"Non zara!" panggilan itu menghentikan permainan musik oleh wanita yang bernama zara tersebut.
" ya tuhan! Tidak lagi!" Orang yang diketahui bekerja sebagai pembantu di rumah zara ini memang selalu saja mengganggunya disaat sedang bermain musik. Dan selalu saja hanya karena hal hal sepele.
"Non, non zara! Apa kau didalam"
"Iya tentu saja, bersabarlah bi irah aku akan keluar"
Zara membuka pintunya dan mendapati bi irah yang setia menunggunya keluar dari kamar.
"Nah sekarang apa lagi? Apa bibi tidak bisa sehari saja tidak menggangguku saat aku sedang ada di kamar?" Tanyanya dengan malas.
"Maaf non, sebenarnya bibi juga tidak ingin menganggumu. Tapi diluar ada sahabatmu" jawab bi irah yang membuat ekspresi malas diwajah zara berubah menjadi antusias.
"Benarkah yang kamu ucapkan itu bi?"
" apakah aku akan mendapatkan keuntungan dengan membohongimu perihal dia? Haa?" Bi irah memang sangat suka menggoda zara. Namun mau bagaimana lagi? Tidak ada yang bisa ia tutupi dari pembantunya ini. Zara sudah menganggapnya sebagai orangtuanya bahkan sahabat sendiri.
"Ah, sudahlah. Aku akan menemuinya."
"Ya sudah non, bibi juga ada pekerjaan didapur."
.
.
.

"Kenapa lama sekali?" Tanya seorang pria pada zara yang tengah menuruni anak tangga lalu menghampiri si penanya itu.
"Bersabarlah, dasar tidak sabaran. Apa kamu tidak bisa menemuiku saat aku tidak sibuk saja. Kamu ini selalu menemuiku saat aku sedang sibuk bernyanyi." Jawab zara yang kini sudah duduk di sofa ruang tamu dan berhadapan dengan si pria itu yang tidak lain adalah sahabatnya semenjak kecil.
"Mau bagaimana lagi , aku sudah terlanjur merindukanmu" ungkap sang pria dengan nada meledek.
" kamu ini memang tidak bisa serius yah fauzan. Tak pernah berubah." Zara sudah terbiasa, karena itu dia tidak kaget jika fauzan si sahabatnya ini mengatakan hal hal seperti itu. Karena itu pasti hanya ledekan.
" kamu mengetahuinya tapi masih saja bertanya."
"Sudahlah, sekarang ada apa?" .tanya zara yang tak ingin basa basi terlalu lama.
" oh iya, ada yang ingin aku katakan"
"Hm? Apa?" Zara mengerutkan keningnya . Apa yang akan dikatakan fauzan sampai dia harus menemuinya. Ah! dia memang sering menemui zara saat membutuhkan bantuan.
" kamu ingatkan aku pernah mengatakan padamu tentang pertandingan basket antar sekolah." Ucap fauzan mengingatkan zara yang sering melupakan sesuatu.
" iya aku ingat,kamu bilang sekolah kita masuk babak final dan babak final akan diselenggarakan di sekolah kita minggu depan. Lalu?" Zara  bertanya heran. Apa hubungannya zara dengan final? Dia kan tidak mengikuti cheerleader disekolah apalagi mengikuti team basket. Zara memang tak suka mengikuti ekstrakulikuler disekolahnya  yang berbau bau dengan olahraga. Lalu ada apa?
" lalu apalagi? Tentu saja aku ingin kamu membantuku berlatih" jawab fuzan.
"APA!!" Zara terkejut dan refleks dia berdiri dari duduknya. Sedangkan fauzan yang melihatnya hanya memutar bola mata malas. Beginilah jadinya jika ia mendapatkan sahabat seperti zara. Bersabarlah fauzan! Mungkin itu yang sering ia katakan dalam hatinya saat berhadapan dengan zara.
" apa? Aku kan tidak memintamu untuk berperang. Hanya berlatih. Tidak perlu berlebihan." Jawab fauzan yang masih memandang zara berdiri. Zara masih dalam posisinya berdiri. Ada apa dengan zara? Kenapa dia shock seperti itu.
" ya tuhan orang ini, kenapa aku masih mau bersahabat dengannya." Tanyanya pada diri sendiri . Zara yang mendengarnya kembali duduk dan menatapnya tajam.
" hey, jaga perkataanmu. Bagaimanapun juga aku itu sering membantumu . Kamu ini lupa atau tak ingin mengingat hah?" Zara dan fauzan memang sudah berteman sejak kecil tak kaget jika mereka begitu dekat dan pasti akan selalu membantu siapapun dari mereka yang sedang kesulitan."eeemm, apa yang akan aku dapatkan jika membantumu?" Lanjutnya.
" ya ampun zara, kamu memang tidak bisa berubah ya. Menolong sahabatmu saja kamu bertanya perihal keuntungan . Terlihat sekali tidak ikhlasnya."
" aku ikhlas membantumu, tapi itu pasti akan membuang banyak waktuku. Kalau tidak mau ya sudah" zara beranjak dari duduknya dan hendak meninggalkan fauzan. Fauzan yang sempat berpikir akhirnya menemukan keputusan.
" ya sudah apa yang kamu inginkan?" Tawarnya seraya menahan zara pergi. Fauzan sudah sangat sering mendapatkan ancaman seperti itu. Tapi mau bagaimana lagi? Selain zara siapa yang akan membantunya dengan sepenuh hati.
" harusnya seperti itu dari tadi" senyum kemenangan tergambar pada wajahnya.
" aku memang tidak bisa mengalahkanmu. Apa yang kamu inginkan." Tawar fauzan memastikan.
" aku ingin kamu mengajakku jalan jalan malam minggu nanti."jawab zara mantap tanpa ada penuturan yang salah.
" hahahahahahaha" mendengarkan keinginan zara membuat fauzan tak mampu menahan tawanya. Ya bagaimana tidak? Itukan sudah menjadi  rutinitas mereka setiap malam minggu.
" kenapa ? Ada yang lucu?" Tanya zara keheranan pada sahabatnya ini yang tertawa terbahak bahak seperti itu.
"Hah, tidak ada yang lucu. Hanya saja bukankah kita memang akan berjalan jalan ditaman setiap malam minggu. Jika meminta seseuatu itu yang setidaknya menguntungkan dirimu."tuturnya pada zara .
"Iya aku tahu, makanya jika aku berbicara padamu. Dengarkan dengan baik."
"Lalu?"kini fauzan yang heran. Kemana sebenarnya arah pembicaraan ini. Niatnya untuk meminta bantuan sahabatnya, kini malah harus berdebat tentang keinginan zara.
" kamu ini hanya mengajakku ketaman depan komplek . Aku itu ingin jalan jalan ketempat yang indah, ramai namun tetap tenang. Bukan keliling taman, duduk duduk lalu digigit nyamuk."
"Oh, begitu yah. Tumben sekali, tapi dimana aku akan menemukan tempat seperti itu?"
" ya itu terserahmu. Aku tak menerima penawaran lagi."
"Heh, baiklah akan aku usahakan."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 01, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Teman BahagiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang