26

578 75 0
                                    

“Hari ini ke rumah sakit lagi ya kak?”

“iya, maaf ya. Aku masih harus dinas. Cutinya diundur enggak apa apa kan Rin?”

“Iya kak, gapapa. Aku ngerti kok. Aku siapin sarapan dulu ya”

Arin berjalan menuju dapur dan bersiap untuk memasak sarapan.
Tangan lihainya bergerak seolah sudah terbiasa dengan alat-alat dapur.
Minhyun yang duduk di sofa sambil menonton acara berita pagi sesekali melirik ke arah dapur dan tersenyum saat hidungnya mencium wangi masakan yang dimasak istrinya.

Tiba-tiba perhatian lelaki itu berubah ke arah ponsel Arin yang ada di atas meja di depannya.
Ponselnya bergetar dan terlihat pop up chat dari seseorang.
Minhyun mengernyitkan dahinya, raut wajahnya langsung berubah menjadi masam.

Ia menatap ponsel tersebut dan membaca dengan cepat pop up pesan demi pesan yang muncul di layar itu.
Meski awalnya ia berniat untuk menyentuh ponsel itu. Namun, ia mengurungkan niatnya, ia tak menyentuh ponsel tersebut sama sekali.

Arin tersenyum puas dengan masakannya pagi itu. Ia menatanya di meja makan dan melirik Minhyun yang masih duduk di depan tv.

“Kak, sarapan yuk”

Melihat Minhyun yang tidak ada pergerakan, bahkan sepertinya tidak mendengar panggilannya, Arin berjalan meniggalkan ruang makan dan menuju ke arah Minhyun.

“Kak, kok bengong”

Arin menepuk pundak Minhyun yang membuat lelaki itu keluar dari lamunannya.

“Sarapan dulu yuk Kak, Arin udah selesai masaknya”.

Namun Minhyun masih belum bergerak sama sekali.

Jelas, pikirannya tiba-tiba menjadi tidak fokus setelah melihat pesan yang masuk ke ponsel Arin barusan.

“KAK MINHYUUN... HELLO... Pagi pagi jangan ngelamun atuh Kak... Ntar telat ke rumah sakit loh

Arin menggeleng-geleng melihat kelakuan suaminya itu, ia berinisiatif menarik tangan Minhyun untuk mengikutinya ke meja makan.

Minhyun pun mencoba mengumpulkan fokusnya kembali, lalu mengikuti langkah Arin menuju meja makan.


“sarapan yang banyak ya Kak, biar ga kelaperan. Nanti siang, aku anter makan siang juga ya.
Sayang kalo bahan makanan yang dibawain ibu ga dimasak hehe.
Kakak nanti siang mau menu apa? aku masakin,
oh ya, mau brownies juga pastikan? Nanti aku masakin semua buat kakak”

Minhyun hanya mengangguk kecil dan masih fokus menyuap masakan di depannya.
Ia tidak melirik Arin sama sekali.

Menyadari perubahan raut muka lelaki di depannya, Arin pun terdiam sejenak dan akhirnya memberanikan diri bertanya,

“Kak...”

“hm?” jawab Minhyun singkat tanpa melihat ke arah Arin.

“Kakak kenapa? Kok tiba-tiba diem gini?”

“engga papa Rin” jawab Minhyun pelan.

“Masakan aku ga enak ya” ucap Arin sambil meletakkan sendok yang dipegangnya. Ia menunduk terlihat kecewa.

Minhyun hanya diam tidak menanggapi, beberapa saat lelaki itu mulai bersuara kembali,

“Rin. Ini hp aku. Passwordnya 333333, angka 3 nya 6 kali”

Minhyun tiba-tiba meletakkan ponselnya di depan Arin.
Minhyun menatap Arin dan tersenyum kecil dipaksakan.
Lalu kembali fokus menyuap makanannya.

Arin hanya terdiam kaget. Ia bertanya-tanya apa maksud Minhyun dengan password ponselnya.

Setelah diam sejenak, ia tersenyum,
“Ponsel aku ga pake password Kak”
Bola mata Minhyun melebar lalu menatap Arin. Lalu ia hanya mengangguk-angguk mengerti.



“Hati-hati Kak, nanti siang aku anter makanan ya. Kita makan siang bareng. Jangan lupa”
Ucap Arin di depan pintu sambil melihat Minhyun yang akan berangkat ke rumah sakit.

Minhyun tersenyum kecil dan membuka pintu.

Tiba-tiba lelaki itu berbalik dan melangkah masuk ke arah Arin. Ia memeluk tubuh istrinya itu. Arin kaget namun ia segera membalas pelukan sang suami.

“Sayang Arin” bisik Minhyun pelan di samping telinga istrinya itu. Ia melepaskan pelukannya lalu mengusap pelan kepala Arin.

Arin tersenyum puas sambil menatap punggung Minhyun yang mulai hilang di balik pintu.
















Thanks for coming😊
Maaf atas segala kekurangan cerita ini

Kesalahan Kedua | Hwang MinhyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang