Part 3

214 14 3
                                    

Sudah lama cerita ini terbengkalai, hampir lupa juga 😁😁
Baiklah ini waktunya menyelesaikan apa yang telah dimulai, mudah-mudahan tahun ini selesai. Belakangan sibuk sendiri, cerita ini bergantung pada mood dan inspirasi yang kebetulan lewat, jadi tunggu dengan sabar (emang ada yang nungguin 😒😒😒) haha

Happy reading






Semua baik-baik saja sekarang, tinggal bertumpuk dengan 6 orang dalam satu atap ternyata tidak buruk. Ada hyunsaeng, jeongmin, minwoo. Dia dan adiknya walaupun sering bertengkar, jonghyun menjadi yang tertua diantara kami selalu dapat diandalkan untuk menjadi penengah.

Hidup tidak selalu rukun, ada saja perbedaan dan kesenjangan pendapat. Tapi itulah yang membuat kami bertahan ditempat ini……bersama, kemudian youngmin menatap langit yang terbentang luas dengan fikiran melayang……selalu bersama


“Hyung……ayah~~ ibu …hiks…mereka…..”

Di atas lantai dingin udara yang berbau obat, ditengah lambaian kilau kilau kain putih dan seragam abu abu berjaket kuning lengkap. Matanya memancarkan kehampaan, namun dua tangan kecilnya memeluk dan mengusap pelan disekitar tubuh dalam rengkuhannya. Hatinya melunak mencoba mengumpulkan puing puing kekuatan untuk menjadi satu satunya sandaran saudaranya

“Gwenchana, hmmm”

Dan dia melihat beberapa pasang sepatu dihadapannya, “Mereka tidak sakit, mereka senang sekarang….mereka hanya akan bahagia menatap kita dari langit”

Wajah wajah itu tercengang ingin mengatakan sesuatu namun ketika bertatapan dengan sepasang bola bola itu, gigi terkatup lemah menyetujui.

Kwangmin tidak mengerti, menatap kakaknya dan terus merancaukan apa gunanya jika tidak bisa melihat orang tuanya lagi begitu dia kehilangan sosok kedua orang tua mereka.

Wajah saudara kecilnya sungguh menyayat hati siapapun yang melihat, mereka hanyak anak anak yang baru saja ditinggalkan oleh kedua orang tuanya. Tidak ada saudara, tidak keluarga yang akan menjaga mereka nantinya.

“Kwang, mereka ada disini” Youngmin menunjuk dada kirinya “Mereka akan selalu ada, meski tidak terlihat. Hyung bersamamu…..disini, akan selalu memelukmu, tidak meninggalkanmu kita akan bersama terus”

Tubuhnya berhenti berguncang, sepasang manic kelabu menatapnya penuh pengharapan “Benarkah?”

“Tentu saja” dengan begitu kwangmin hanya menyamankan diri dalam pelukan kakak tercintanya

“Hyung jangan tinggalkan aku”
.
.
“Kita tidak punya pilihan lain, mereka tidak punya keluarga yang tersisa sekarang” seorang pria berseragam meludahkah segumpal asap, membuang cerutu dan menggeseknya dengan tidak berdaya ketika melihat dalam genggamannya sebuah dokumen.

“Kau benar” pria disampingnya hanya mendesah.

Tanpa sadar dibalik pintu sebuah tangan kecil melayang tertahan kemudian dengan lemah jatuh disamping tubuh, berbalik menjauh……
.
.
1 bulan kemudian

“Uljima….hyung janji akan datang menjemputmu” jari jari mungil mencoba mengusap badai diatas gunung kemerahan adiknya yang sejak sejam lalu tidak henti hentinya mengguyur.

“Ani…hyung bilang tidak akan meninggalkanku”

“Kwangminah” Melihat mata yang sebelumnya setenang samudra kini menatapnya penuh permohonan hatinya goyah “Hyung tidak bohong, emm? Tunggu hyung akan datang”

Kwangmin mengangguk lemah, apapun dan kapanpun dia selalu percaya pada youngmin, kakaknya tidak akan pernah membohonginya…..dia akan selalu ada ketika dirinya butuh, menjaganya, merawatnya….

Segera tautan hangat itu terlepas dengan keengganan yang dipendam, sampai hanya siluet roda empat itu menghilang dari pandangan youngmin masih tetap berdiri..

“Hyung janji kwangminah, hyung akan menjemputmu, kita akan selalu hidup bersama”

………….


“Bersama….” Suaranya tercekat, entah mengapa hatinya merasa setitik rasa besalah merayap melalui darah ke hatinya
.
.
.
Sementara itu dikamarnya, kwangmin hanya memandang figur kakaknya dalam bingkai. Matanya memancarkan ketidak percayaan “bohong”
.



Tbc

Jo twins LiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang