Part 12

2.7K 234 53
                                    

Yuta dan Taeyong berjalan perlahan kearah Jung bersaudara. Doyoung yang menyadarinya terlebih dahulu, langsung menghampiri Lee bersaudara dengan amarah yang memuncak. Ia menyudutkan Yuta ke tembok didekatnya. Tatapan menyalangnya itu seakan ingin membunuh namja didepannya saat itu juga. Saat Doyoung akan menghujani Yuta dengan pukulannya, Suho sudah mencegahnya lebih dahulu dengan menahan tangan adik sepupunya itu.

"Jangan sekarang Doy! Jeffrey sedang sakit lebih baik sekarang kita mendoakannya agar cepat sembuh terlebih dahulu," Ucap Suho mencoba meredam amarah Doyoung.

Doyoung membuang muka dan memilih menjauh dari Yuta dan Taeyong. Ia mengacak acak rambutnya dengan kasar lalu mengerang kesal. Suho yang melihatnya langsung membawa adiknya kedalam pelukan hangatnya.

Yuta terlihat masih bingung dengan keadaan yang ia alami sekarang. Sedangkan Taeyong, ia sangat khawatir dengan keadaan Jaehyun. Hal itu, terlihat dari matanya yang terus menatap ke arah pintu UGD dengan gelisah.

Setelah menunggu lumayan lama, akhirnya dokter yang memeriksa Jaehyun keluar dari ruang UGD. Keempat namja itu langsung menghampiri sang dokter.

"Sepertinya aku harus menjelaskan keadaannya di ruanganku saja," ucap sang dokter kepada Suho sambil melirik kearah Yuta dan Taeyong.

"Baiklah kita bicarakan ini di ruangan anda saja Jhonny-hyung,"

"Kenapa tidak dibicarakan disini saja!? Lagi pula aku kan hyung kandungnya!" Ucap Taeyong sambil menaikkan alis kanannya.

"Jika kau benar-benar perduli dengannya maka cari taulah sendiri!" Ketus Doyoung lalu berjalan mengikuti Jhonny yang sudah menuju ruangannya terlebih dahulu.

Sesampainya diruang Jhonny, mereka berdua dipersilahkan duduk oleh dokter muda itu. Jhonny menghela nafas kasar, raut wajahnya berubah menjadi sendu.

"Jeffrey tidak apa-apa kan hyung!?" tanya Doyoung setelah melihat raut wajah dokter kepercayaannya yang berubah menjadi sendu.

"Mianhe Doyoung-ah Suho-hyung _

Nafas Jhonny tercekat, ia berusaha keras agar air matanya tidak terjatuh sekarang. Sedangkan Doyoung dan Suho ia hanya memperhatikan Jhonny yang berusaha menjelaskan keadaan Jaehyun.

"Hipotermianya sudah memasuki tahap akut dan itu pasti akan memperburuk keadaannya. Jantungnya juga sudah sangat parah, Jeffrey membutuhkan donor Jantung segera jika tidak kemungkinan hidupnya hanya sekitar 2 bulan sampai 3 bulan lagi," Ucap Jhonny sesekali mengadahkan kepalanya keatas agar air matanya tidak lolos.

Tangisan Doyoung pecah, ia tidak ingin kehilangan adiknya untuk yang kedua kali. Ia tidak sanggup lagi jika harus kehilangan orang yang ia sayangi.

"Sebaiknya Jeffrey juga menjalani terapi sambil menunggu pendonor jantungnya. Karena hanya itu upaya agar ia bisa hidup sedikit lebih lama lagi," lirih Jhonny.

"Lakukan yang terbaik untuk Jeffrey. Hyung," ucap Doyoung dengan tatapan memohon.

"Pasti akan ku usahakan yang terbaik untuk Jeffrey,"

Doyoung keluar dari ruangan Jhonny, diikuti dengan Suho yang berjalan disampingnya.

"Sudahlah Doyoung-ah, uri Woojae pasti tidak suka jika melihatmu menangis karena penyakitnya,"

"Tapi hyung aku tidak ingin dia pergi," lirih Doyoung dengan nada bergetar.

" Uri Woojae tidak akan kemana- mana Doyoung-ie dia anak yang kuat pasti kau lupa hm? Pasti dia akan bertahan sampai kita menemukan donor jantung yang cocok untuknya,"

Suho mencoba menenangkan Doyoung dengan kata-kata penenangnya. Walaupun tidak dapat dipungkiri lagi, ia juga sangat khawatir dengan keadaan Jaehyun. Tetapi ia tau disaat seperti ini ia harus menjadi kakak yang dapat diandalkan oleh kedua adiknya.

↓↓↓

Yuta menatap sendu kearah Jaehyun yang akan dipindahkan ke ruang rawat. Betapa menyedihkannya adiknya yang terbaring lemah diatas brankar dengan alat-alat rumah sakit yang menempel.

Sedangkan Taeyong, ia langsung segera mengikuti suster yang mendorong brankar Jaehyun. Tidak seperti biasanya, sekarang Taeyong hanya memilih diam walaupun ia juga sangat penasaran dengan keadaan Jaehyun. Tepat didepan pintu ruang rawat Jaehyun ia berpapasan dengan Doyoung dan Suho.

"Jika kau tidak bisa menjaganya lebih baik jauhi dia! Kau harus tau!? Dia sangat berharap banyak kepada keluarga kandungnya," ucap Doyoung dengan sinis, ia langsung masuk untuk memastikan keadaan adiknya dan menutup pintu ruang rawatnya dengan kasar seakan mengisyaratkan bahwa Taeyong tidak boleh masuk.

Taeyong diam mematung didepan pintu ruang rawat Jaehyun yang ditutup dengan kasar oleh Doyoung. Namja berahang tegas itu menghela nafas kasar, sebentar tatapan matanya menjadi bergetar.

Setelah acara melamunnya selesai Taeyong berlari keluar dari rumah sakit, tanpa memperdulikan tatapan yang diberikan oleh semua orang yang ada di koridor rumah sakit. Ia bahkan mengacuhkan Yuta yang terus memanggili namanya.

"wae eomma?" Taeyong menjambak rambutnya sendiri dengan kasar, ia terus berlari tanpa arah. Yuta, berusaha mengejar kembarannya.

Taeyong berhenti berlari tepat di pinggir danau yang sepi dan gelap.

"ARGHHH!" Taeyong berteriak sekencang kencangnya, kakinya mendadak lemas seperti jelly. Ia berlutut dipinggir danau dengan kepala yang menunduk. Yuta yang melihat itu, langsung menghampiri kakak kembarnya dan memeluknya dari belakang.

"Yuta,mengapa harus eomma yang terlibat?" Lirih Taeyong dengan punggung yang bergetar.

"Tenanglah semua akan baik baik saja," ucap Yuta yang berusaha menenangkan Taeyong.

"Baik-baik saja? Apakah kau sudah gila?"ucap Taeyong yang mulai meninggikan nada berbicaranya.

"Ini demi Winwin! Pasti Jaehyun akan mengerti,"

"Dengan mengorbankan salah satu dari mereka!?"

Emosi Taeyong mulai meledak,nada bicaranya pun terdengar ketus disertai dengan tatapan tajam. Jangan lupakan aura gelapnya yang seakan akan ingin membunuh seseorang.

"Kau harus memilih salah satu dari mereka. Tapi kau harus tau eomma dan aku akan memilih Winwin. Jika kau memilih Jaehyun lindungilah dia jika kau memilih Winwin acuhkan dia. Aku akan menunggu keputusanmu," jelas Yuta.

Taeyong diam lalu berjalan menjauh dari Yuta, ia berjalan tanpa arah sampai akhirnya langkah kakinya berhenti di taman yang sangat sepi. Ia tidak berhenti memikirkan perkataan Yuta.

"Jika eomma memihak Winwin haruskah aku juga ikut memihaknya?" Taeyong bertanya pada dirinya sendiri.

Ia menundukkan kepalanya mengingat Winwin yang sedang kambuh, adiknya itu terlihat sangat menyedihkan.

"Aku harus memihak pada Winwin karena bagaimana pun aku tidak terlalu dekat dengan Jaehyun. Winwin harus melihat indahnya dunia ini tanpa rasa sakit," pikir Taeyong

Setelah selesai berpikir Taeyong mengambil ponselnya yang berada disaku celananya dan menelpon seseorang.

"Eomma aku sudah tau semuanya. Dan aku akan memihakmu," ucap Taeyong dengan singkat lalu mematikan ponselnya.

TBC

Maaf ya semuanya aku telat update:c
Terima kasih buat yang tetep vomen dan baca cerita gaje ini.
Maaf ya kemungkinan ff ini akan hiatus karena aku udah kelas 9:c
Jangan kangen ya nanti kalo aku punya waktu senggang pasti nulis lagi kok:)

See you ヽ('▽`)/

[END]Bad Brother -LTY . JJHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang