Bab 8.5 Malam yang panjang

38 3 2
                                    


---- peringatan 18+ ----

Saat ini aku sedang duduk diatas kasurku. Jantungku tak bisa berhenti berdetak kencang. Chika sedang mandi di pemandian penginapan, sementara aku sudah mandi sejak tadi. Seperti yang kita tahu, gadis mandi lebih lama dibanding laki-laki.

Aku tak bisa berpikir. Malam ini dan beberapa malam berikutnya aku aka tidur bersama Chika. Sejak sampai didunia ini semua yang kualami hanya kesialan. Aku sangat bersyukur diberi selingan seperti ini.

Tap tap tap

Kudengar suara langkah kaki. Beberapa saat kemudian pintu kamarku terbuka dan Chika masuk dengan handuk dikepalanya.

Dia mengenakan baju tidur yang kelihatannya baru dia beli. Walau kubilang baju tidur, pakaian itu benar-benar menunjukkan lekuk tubuhnya karena semi transparan. Aku juga bisa melihat pakaian dalamnya dengan begini.

"Ah, Raito kau sudah selesai?"

"S-seperti kelihatannya..." jawabku gugup. Yah, bagaimana tidak gugup? Seorang perjaka sepertiku disuguhi pemandangan indah begini. Sudah kuduga melihat langsung lebih baik dari melihat gambar atau video didunia sana.

Chika duduk di kasur yang sama namun berseberangan denganku. Dia melepas handuk dikepalanya dan mengeringkan rambutnya dengan mengibaskannya perlahan. Lagi-lagi serangan mental padaku.

Juga, aku tak menyadari ini tapi dadanya terlihat lebih besar dari yang biasa kulihat. Apa dia tipe yang terlihat kecil saat memakai pakaian?

"Hei, kau melihat kemana?" katanya menyadari aku memerhatikan bagian dadanya sejak tadi.

"Anu, itu..." jawabku salah tingkah.

"Kalau kau mau melihatnya, tak apa kok. Aku tidak keberatan. Kau juga bisa menyentuhnya kalau mau."

Oh, dewa dunia ini... Benar-benar berkatmulah aku bisa menikmati ini.

Chika menaikkan badannya kekasur dan saat itulah aku bisa dengan jelas melihat bagian pahanya mulus tanpa bulu. Ah, ingin sekali kutidur disitu.

"Hei, kau mau tidur di pangkuanku?"

"Eh? Boleh?"

"Tentu!"

Aku tak melepas kesempatan ini dan langsung menaruh kepalaku di pangkuannya. Ah, sejuknya... Aroma yang berasal dari badannya juga enak. Aku tak bisa menahannya lagi.

Aku duduk dari posisiku dan menatap langsung matanya. Mata kami bertemu dan membuatku gugup mengatakannya tapi tetap kukatakan.

"Chika! Aku-aku mencintaimu!" ucapku sambil memejamkan mataku.

"Aku juga..." jawabnya sambil tersenyum.

"Chika..."

"Raito..."

Bibir dan lidah kami bertemu. Aku mendorongnya agar tertidur dan kugenggam tangannya sambil menciumnya. Malam ini aku dan dia akan-

Yah... Akan bagus kalau begitu... Sayangnya dia sekarang memakai gaun one piece berwarna abu-abu dengan celana pendek berwarna biru sekaligus jaketnya. Imajinasi liarku benar-benar jauh dari kenyataan.


--------

Muka gw: troll face

Emosi yg baca(mungkin): pengen mukul gw

Next, bab 9. Penjelasan Sihir
Bye bye

Tidak Ada Cheat di Dunia LainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang